Minggu, 31 Desember 2023

HIKAYAT "PANGLIMA HITAM PAKU ALAM" SEGERAM: II ( DUA )

  BAGIAN KE DUA ; 

 MEMBUKA HUTAN KAMPUNG SEGERAM PULAU TUJUH,    Tahun 1799 M, 

Bersama Ayah dan Saudara - saudara nya, 

By : Syarif Arif Chandra & Syarif Tue Tsani 

Disusun berdasarkan Data dan Fakta Sejarah tertulis,

Dari Manuskrip Kuno - Nuswah Tua ,

Catatan Pangeran Bendahara 

 Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman, tahun 1840 M


Gambar Ilustrasi
KALIAN ADA, KARENA KAMI ADA
JANGAN LUPAKAN KAMI..!!


MEMBUKA HUTAN KAMPUNG SEGERAM PULAU TUJUH,  


Awal mula membuka Kampung Segeram,

Prmulaan abad ke 18 M, : Tahun 1799 M

 

Segeram saat itu merupakan Kampung yang sangat sepi karena di tinggalkan entah berapa lama sudah, oleh penghuninya Bangsa Portugis yang kalah dengan Belanda. Rimbun pepohonan dan hutan lebat yang membawa kesan angker dan menyeramkan, penuh  dengan aura mistis.  


Ini pula yang mengingat kan "Panglima Laksamana Pertama", pada  ketika, sekitar "28 tahun yang lalu" saat me rimba hutan belantara di simpang tiga sungai Kapuas dan Landak, yang sekarang menjadi Kesultanan Pontianak, pada 23 Oktober 1771 M. Dulu, 


Pelayaran ke Segeram berselang 12 tahun sejak masa hijrah nya Pangeran Syarif Ali Alidrus, dari Pontianak  ke Sabamban, pada 17 Agustus 1787 M. Pangeran Ali kemudian ditunjuk menjadi kepala wilayah di Sabamban oleh Belanda. 


Sementara keluarga Panglima Laksamana Pertama memang tidak asing dengan wilayah Sabamban, karena istri kedua beliau, Syarifah Aminah binti  Abdullah Alidrus, Ibu dari Panglima Hitam Paku Alam ini, - memang sudah lama menetap di Sabamban sebelumnya, bahkan beliau lahir disana. -  Syarif Ibrahim lahir pada 1773 M, di Sabamban. 


Alkisah di Segeram, 


Pada masa - masa ketika Portugis masih  menetap lebih dari 5 Tahun..


Segeram merupakan Peradaban yang maju dan ramai penghuninya


Hal ini dapat terlihat dari puing-puing peninggalan yang sudah di hancurkan oleh Portugis agar tidak di kuasai Belanda. Selain ditemukan juga keramik dan barang gerabah serta pecah belah, bahkan senjata, peluru meriam, serta sisa - sisa bangunan yang  sudah dihancurkan, hanya tersisa 1  bangunan tertinggal. 


Namun dalam catatan Sejarah, ternyata Belanda tidak menginjakkan kakinya di Segeram,. Karena aksesnya yang sengaja di tutupi oleh Masyarakat Segeram agar tidak di kuasai Belanda. Ternyata kesan angker dan menyeramkan itu, menjadi pelindung dari tangan penjajah Belanda, sehingga tak pernah menginjakkan kakinya disana. 

 


Wondreful Natuna
Kesenian Tradisional Natuna



Keluarga Tok Abu, 

Mendiami kampung Segeram, abad ke 18 M, Awal


Saat menginjakan kakinya di Segeram


Keluarga Besar Panglima Laksamana satu Syarif Bakar Alkadri.

 Mengajak anak - anak beliau untuk merenovasi satu bangunan yang tidak sempat di hancurkan Portugis atau sengaja tidak di hancurkan, sebagai tempat berlindung satu - satunya dari hujan dan panas.


Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri sengaja mencari Pulau terpencil dan tersembunyi agar tidak di temukan Sultan Abdurrahman Alkadri, sekaligus pangkalan untuk menggerakkan perlawanan di laut kepada Belanda nanti nya.


Rupanya setelah mundur dari jabatan, dan kemudian membuka hutan di seberang istana Kesultanan, lalu diberi nama Kampung Maria dulu, beliau kemudian berlayar ke banyak negeri. Diantara nya beliau sempat menetap di Lombok,  bersama anak pertama dari istri pertama, Aluyah  Sambe. 


Putra beliau ini bernama : Syarif Abdullah bin Panglima Laksamana Pertama. Keturunan ini berkembang di Lombok, Nusa  Tenggara Barat, karena Abdullah bin Tuan Abu menetap disana hingga wafat pada tahun : 1856 M.


 Syarif Abdullah, tercatat lahir :  1769 M, wafat 1856 M, Makam di Lombok


Gambar Ilustrasi


Kembali kepada  Riwayat tadi : 


Benar saja,: ternyata Sultan Abdurrahman Alkadri sempat beberapa kali memerintahkan Hulu Balang agar mencari Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri dan menyusul ke Banjarmasin tepat nya di Sabamban.  


Setelah lebih dari satu minggu berlayar dari Pontianak,

perahu hulubalang kesultanan, tiba di Sabamban


Ketika sampai di Sabamban ternyata anak - anak Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri yang tidak ikut berlayar ke Segeram, tidak mengetahui Ayah nya ke Segeram


Ternyata keberangkatan ke Segeram di rahasiakan kepada anak - anaknya yang tinggal atau yang menetap baik di Sabamban maupun yang di Banjarmasin umumnya


Setelah lelah satu bulan mencari, akhirnya rombongan kembali lagi ke Pontianak dan melaporkan kepada Sultan Abdurrahman Alkadri, bahwa beliau tidak ditemukan di Sabamban


Betapa Sulitnya mencari pigur pengganti Panglima Laksamana ini,  


Menurut catatan Pangeran bendahara Ahmad

 bin Sultan Abdurrahman Alkadri : 1840 M


Penyebabnya Karena hampir seluruh adik - adik Sultan Abdurrahman Alkadri tidak satupun yang memiliki keberanian seperti Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri


Sehingga beliau terpaksa mengangkat Nahkoda Ahmad yang juga ikut Beliau setiap kali berlayar baik untuk berdagang maupun untuk berperang. 


Keahlian Nahkoda Ahmad mampu berlayar dan menguasai situasi dan kondisi dalam keadaan normal, namun untuk berperang beliau kurang mahir , karena hari - harinya di habiskan di dalam Kapal


Termasuk menghindarkan perahu layar dari sergapan musuh ketika keadaan tidak memungkinkan, ketika Sultan Abdurrahman Alkadri belum mengatur taktik atau siasat untuk berperang


Jika sekedar mengetahui situasi perairan daerah setempat atau laut setempat,.Nahkoda Ahmad sangat paham tentang hal tersebut

: Tapi bermanuver dalam perang, ini yang jadi masalah.

 


Gambar Ilustrasi



Ketika membangun kembali Segeram, akhir abad ke 17 M :


Masing - masing anak - anak Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri membersihkan puing - puing yang berserakan bekas peninggalan Portugis


Dari bekas puing-puing tersebut ternyata masih bisa di temukan piring dan benda keramik yang masih utuh di bawah bangunan yang di robohkan.


 Disinilah di ketahui selain bangsa Portugis juga ada orang-orang Cina yang mendiami Segeram. Walaupun jumlah mereka tidak terlalu banyak sebagai pedagang yang singgah dan menetap di Segeram,


Demikian juga di temukan peralatan untuk mengambil dan mengukir karang laut Untuk di jadikan piring atau alat perabot rumah tangga. Selain itu juga di temukan kuburan - kuburan cina dan Bangsa Portugis yang terbuat dari Karang Laut.

 

Pada saat pembersihan di temukan juga paku - paku yang cukup panjang berkarat dan berwarna Hitam. Maka dengan kelebihan yang dimiliki Syarif Ibrahim Alkadri,. beliau mampu Menancapkan paku - paku ke tiang Bangunan itu dengan tangan kosong tanpa alat bantu.


Oleh pengikut beliau, baik dari keluarga Alkadri, Al-Idrus dan keluarga Banjar yang ikut beliau Memanggil beliau dengan gelar Paku Alam”.


Dan panggilan tersebut di sempurnakan oleh bajak - bajak laut yang berhasil beliau taklukkan ketika bermaksud menjarah Kampung Segeram, sehingga beliau terkenal  dengan sebutan "Panglima Hitam Paku Alam." 


Kata "Hitam" : karena kulit beliau yang menghitam disengat matahari Pulau Tujuh  saat menyelam dan mencari karang laut bertelanjang dada sebagai bahan kerajinan ukiran yang menjadi mata pencarian beliau, selain berkebun, bertani, dan mencari ikan, dengan memancing, menjala, membuat kelong dan belat. 


Kerajinan mengukir karang laut diajarkan oleh ayah beliau, "Panglima Laksamana Pertama", dengan menggunakan  peralatan bekas peninggalan bangsa Portugis, kemudian mereka meneliti dan mempelajari kegunaan peralatan tersebut,. Yang ternyata alat - alat tersebut dapat di gunakan untuk mengambil dan mengukir Karang Laut,.


Sehingga pada saat itu hampir semua barang pecah belah atau barang rumah tangga mereka buat dari karang Laut, termasuk hiasan rumah, hingga ukuran kaligrafi Arab dan batu nisan serta kembali untuk digunakan dan dipakai di Kampung Segeram.


Cucu Panglima Hitam Paku Alam Segeram. Nikah Sepupu.
Syarif Yahya bin Muhammad Al Kadri, 1921 - 2005. - 84 tahun
Syarifah Aminah putri Syarifah Zam - Zam Al Kadri. 80 tahun 2023
 bin / binti :  Syarif Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram




Artinya setelah di tinggalkan Portugis,.


Maka orang pertama yang mendiami kampung Segeram adalah Ahlulbait Rasullullah dari marga Alkadri dan Al-Idrus dikuti Kemudian Keluarga Banjar dan Bajak Laut yang ditaklukkan, serta dari berbagai Suku yang mendiami kepulauan Natuna, saat itu diperkirakan sekitar akhir abad ke 17 atau awal abad ke 18.

 

Menurut catatan Pangeran Bendahara Ahmad Bin Sultan Abdurrahman Alkadri :

Pada saat itu, Segeram merupakan Kampung Yang Misterius,


Sehingga perompak dan Bajak laut pun tidak berani tinggal di sana. 


Sebab itu di pilihanya Segeram merupakan pilihan yang tepat oleh Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri. Untuk tempat menghindar sementara agar tidak di ketahui abang beliau Sultan Abdurrahman Alkadri yang meng - inginkan Agar Syarif Abubakar tetap menjadi Panglima Laksamana satu di Kesultanan Kadriah Pontianak pada saat itu,.


itulah sebabnya, Sultan  Abdurrahman memberi  gelar "Pangeran Laksamana Muda" kepada putranya, : Pangeran Syarif Abubakar bin Sultan Abdurrahman, yang setelah dinikahkan kemudian di tugaskan ke negeri China. Keturunan beliau ini tidak ditemukan di Nusantara. Tercatat ada  7 anak keturunan ini, 4 Putra dan 3 Putri,  semua menetap di Wuhan Negeri China, tak satupun kembali ke Pontianak.


Perlu kiranya diketahui, dalam adat istiadat dan tradisi Kesultanan Pontianak, hanya mereka yang bernama :"Abubakar" dari keturunan Panglima Laksamana Pertama, yang dilantik dengan  gelar "Panglima Laksamana".  


Panglima Laksamana III

Syarif Abubakar bin Abdullah  bin Tuan Abu. 

Dilantik oleh Sultan Syarif Kasem, pada : 1808 M. Wafat di  Banjar.


Panglima Laksamana IV

 Syarif Abubakar bin Abdillah, bin Abubakar, bin Abdullah, Bin Abubakar Panglima Laksamana Pertama, Dilantik oleh Sultan Hamid Satu, pada 1855 M. Beliau ini wafat di Lombok dimasa konflik dengan Raja Bali, Anak Agung Gde Agung. 


Makam beliau ditemukan di Jeranjang Lombok Nusa Tenggara Barat. 


BACA DISINI SELENGKAPNYA, KLIK >> SEJARAH MAKAM JERANJANG



Panglima Laksamana Kesultanan Melayu
Gambar Ilustrasi




BERSAMBUNG BAGIAN KE TIGA, KLIK>> :  MEMBANGUN SEGERAM 



Baca Seputar Segeram , Klik >>> :