Senin, 21 Mei 2012

Sayyid Abubakar Jeranjang. I. : PANGLIMA LAKSMANA IV

Bagian Pertama 

Meluruskan Sejarah Sayyid Abubakar Jeranjang di Lombok

By: SAY Qadrie : 
Pustaka Sejarah








##, Ziarah Makam Sayyid Abubakar , di Jeranjang Lombok NTB

Angin  laut siang ini bertiup cukup kencang. 

          Diatas ferry  penyeberangan dari padang bay Bali ke pelabuhan lembar Lombok barat , saya menyapu kan pandangan ke laut lepas. Hamparan pulau -pulau kecil terlihat berserakan diantara dua pelabuhan ini. Nusa penida, lembongan,  dan banyak lagi pulau lain nya, menambah keindahan tersendiri. 

Keindahan Nusantara mutu manikam di khatulistiwa yang tiada tara dan tolak banding nya. Subhanallah,!
 
            Dalam perjalanan penulis ke beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat, saya mendapat kabar yang sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan. Waktu itu sekitar tahun 2011 atau 2012.  Mengejutkan ternyata banyak Sayyid yang bermukim di sepanjang Nusa Tenggara Barat, mulai Sumbawa, Taliwang, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat. 

              Menggembirakkan ternyata ada harta qarun Alqadrie yang belum di gali di pulau dengan julukan "Pulau Seribu Masjid" ini.




Nisan sederhana Sayyid Abubakar Jeranjang




Inilah Kisah nya, .......

Hari sudah menjelang sore, 

        Ketika saya memasuki kompleks maqam SAYYID ABUBAKAR di desa Jeranjang, Lombok Barat. Makam beliau tidak mencantumkan marga nya, sebagaimana makam tua lain, biasanya.  

          Di bawah pohon rindang yang meneduhi pekuburan itu, kami beristirahat sejenak setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pusat kota Mataram. 

            Suasana haru dan mencekam sempat saya rasakan, begitu pula rekan kami yang ikut serta mengantar dan menemani saya, yaitu : Syarif Hidayatullah Alqadrie, Sayyid Fuad Alkaf, dan Sayyid Taufiqillah Alqadrie, asal Malang, Jawa Timur. 

           Kami ber empat yang mengunakan dua sepeda motor,  di sambut juru kunci maqam bernama pak Maat, yang merupakan generasi kedua, sebab ayah nya baru saja meninggal, dan dimakamkan disitu juga terlihat tanah maqam nya masih basah, pertanda masih baru di kuburkan.

        Kami segera berwudhu sebelum masuk ke kompleks maqam utama, yang terletak di tengah nya, dengan bangunan berbentuk mirip rumah joglo, atap seng dan tembok bata, di cat putih.  

         Tapi kesederhanaan ini menyimpan misteri yang menarik minat saya untuk menggali lebih dalam, siapakah sebenar nya : SAYYID ABUBAKAR  ini?



----------------


Sayyid Abubakar Bin Abdillah 
Panglima Laksamana IV



Zaman Kekuasaan Sultan Syarif Hamid.I. 
Ibni Sultan Osman Alkadrie :  (1855-1872), - Bertahta 17 tahun

Panglima Laksamana IV, Kesultanan Pontianak*
Adalah : *Sayyid Abubakar bin Abdillah* 



     Syahdan pada zaman kekuasaan Sultan Hamid.I. di Pontianak, beliau melantik Sayyid Abu Bakar Bin Abdillah: di angkat Sultan Hamid Satu, sebagai Panglima Laksaman IV. Untuk wilayah Operasional Indonesia Timur Kalsel. Kaltim, NTT, NTB dan Papua. 

    Saat itu, Kesultanan Pontianak merupakan kerajaan yang berdaulat, bersendikan azas Islam, dan aktif membantu mereka yang tertindas dimanapun adanya.

         Sementara disaat bersamaan, kerajaan Muslim Selaparang Lombok, tengah menghadapi gejolak perlawanan dari aneksasi kelompok Bali Mataram Hindu , yang saat itu menekan masyrakat Muslim Lombok. Dan di Bali, Syarif Tue Abdullah bin Yahya juga tengah bergolak  pada tahun yang sama, 1855 itu, 


---, Baca disini Perang Bali , Klik >>  Perang Syarif Tue Bali Lolon,-- 


        Penduduk asli Pulau Lombok adalah Suku Sasak, yang memeluk Islam sejak abad ke-16. Kelompok-kelompok bangsawan Bali dari Kerajaan Karangasem kemudian mulai menguasai bagian barat pulau Lombok.

       Salah satu dari mereka, yaitu kelompok Bali-Mataram, berhasil menguasai lebih banyak daripada kelompok asal Bali lainnya, dan bahkan pada akhirnya menguasai keseluruhan pulau ini pada tahun 1839.

Sejak saat itu kebudayaan istana Bali juga turut berkembang di Lombok

       Hubungan dengan Inggris mulai berkembang, diawali oleh G.P. King yang memegang semua mandat perdagangan luar negeri Inggris. Namun Belanda berhasil menghentikan pengaruh Inggris dengan menandatangani perjanjian dengan kelompok Bali-Mataram pada tahun 1843

        Pada  pemberontakan tahun 1855 dan 1871, antara penduduk asli suku sasak melawan Bali Mataram, dibawah penguasa  Anak Agung Gde Ngurah Karangasem, kemungkinan beliau terlibat dalam perlawanan dan berada di pihak suku sasak yang muslim dan merupakan kaum tertindas . 

       Peran beliau sebagai Panglima Perang menyebabkan beliau kemudian diculik, dianiaya, disiksa, dan dihabisi dipinggir pantai Jeranjang, sebagaimana diketahui dari riwayat penduduk setempat dan keturunan beliau berikut ini.


          Jadi jelaslah beliau adalah : *Sayyid Abubakar bin Abdillah* Panglima Laksamana IV, Kesultanan Pontianak*  bin Abu Bakar (Laksamana III , bin Abdullah , bin Abu Bakar laksamana I , bin Habeb Husein ), dan bukan Sayyid Abubakar bin Sultan Abdurrahman, karena beliau yang disebut terakhir ini  dikirim  sebagai Duta Kesultanan ke Tibet, tidak kembali hingga wafatnya, bahkan anak cucu beliau menetap disana, hingga hari ini.

Demikian, Sebagaimana tercatat di Kesultanan Pontianak. 





Foto : Habib Ja"far alkadrie, 
Pengkores, Lombok Tengah, 
50 tahun, Pengkores 2012




## Versi ABAH/ HABIB JAFAR AL QADRI 
( Desa Pengkores. Lombok Tengah )


              Dari Berbagai Versi cerita setempat hasil wawancara dan  dialogh dengan beberapa tokoh tua, kami dapatkan cerita turun temurun dari nenek moyang mereka diantara nya,:


##, Beliau bercerita bahwa: 


         "Pada masa itu Lombok berada di bawah kekuasaan raja Bali yang berhasil menaklukkan kerajaan Selaparang Muslim, di lombok. Raja Bali ini bernama Anak Agung, yang senantiasa mengawasi tindak tanduk dan da"wah yang dilakukan Abubakar."


         "Melihat pengaruh Abubakar yang semakin meluas, raja Anak Agung hilang kesabaran nya, selain cemburu yang membakar, ia juga takut kalau -kalau Abubakar di tokoh kan, dan kemudian menggerak kan pemberontakan melawan ke kuasaan nya, sebab melihat penghormatan masyarakat yang demikian tinggi, dan sangat takzim kepada Abubakar."


Rencana Pembunuhan pun disusun,......




Kompleks makam Sayyid Abubakar Jeranjang, 2012 



"Pada suatu malam, 

           Abubakar di culik dari rumah  nya oleh orang suruhan raja anak agung."

"Abubakar di bawa ke suatu tempat yang terletak di tengah hutan lebat,  dibibir pantai, di daerah jerannjang itu,"

"Disini Ia disiksa dengan segala cara. ,......

       "Mulai dengan cambukan, tusukan pedang, belati, sabetan samurai, tetakan parang, tikaman keris, dan senjata lain nya. Tapi subhanallah, tak ada satupun senjata itu yang melukai jasad nya."

"Para pembunuh itu kemudian memukuli kepala, badan, kaki dan tangan nya dengan sepotong balok, tapi rupanya perlindungan Allah, masih menyelimuti Abubakar."

       "Akhir nya, karena kehabisan akal, mereka mengikat tangan kanan nya, dan ditarik keatas dahan sebuah pohon, kemudian tangan kiri nya juga diikat dan ditarik ke pohon yang lain, berlawanan arah. "

"Tidak cukup sampai disitu, mereka juga mengikat kaki kanan dan kaki kiri, kemudian menarik nya berlawanan arah." 

      "Dalam kondisi seperti itu, di bawah nya di tumpuk kayu bakar yang tinggi tumpukan nya cukup buat sepuluh rumah digunakan memasak makanan selama satu minggu," 

      Api berkobar hebat dan melahap kayu bakar serta tubuh Abubakar yang digantung bak seekor kelinci, diatas panggangan, tapi dari mulut Abubakar hanya terdengar rintihan"

""Allah,Allah,Allah,!!"

     "Ketika api berhenti berkobar, alangkah terkejut nya para pembunuh yang berjiwa binatang itu, Subhanallah, jasad Abubakar tetap utuh, tidak cacat sedikitpun, bahkan pakaian yang dipakai nya tetap seperti sedia kala."


"Hanya saja, Ruh nya telah menghadap Rabb Nya,. " Dia tewas dianiaya dengan cara yang paling biadab yang pernah ada.

Raja anak agung  memerintahkan tetap membiarkan jasad nya tergantung disitu.

         Sampai kemudian sekelompok Orang Sekar Bela, datang menyerang pasukan penjaga mayat itu.  "Pertempuran sengit terjadi, tapi karena kelompok penyerang sebelum nya sudah membagi tugas, sebagian menyerang penjaga, sebagian lain nya, mengambil jasad Abubakar, maka ketika pertempuran usai, mereka kehilangan mayat Abubakar,  dan menganggap Abubakar Moksa, atau menghilang."


##Versi tambahan dari : 

 HABIB ALI bin HASAN ( Sekar Bela )



Habib Ali bin Hasan Alkadrie, 
75 tahun, Sekar Bela 2012



##, Habib Ali bin Hasan menambahkan : 


          " Keesokan hari, raja Anak Agung memerintahkan mencari jasad Abubakar dengan menggeledah rumah penduduk setiap desa, dan membongkar semua makam baru, bahkan yang lama juga."

"Tapi jasad Abubakar tidak ditemukan, yang pada saat itu di sembunyikan  di rumah Haji Arsyad,"

           "Setelah kurang lebih sebulan, barulah jasad nya dimakamkan dengan layak, di desa Sekar Bela, itupun dengan tanpa diberi batu nisan, karena khawatir dibongkar oleh raja, hanya ada sebuah pohon besar sebagai penanda."

Inilah riwayat Sayyid Abubakar makam jeranjang, di Lombok Barat. Pulau Lombok. Nusa Tenggara Barat. 

         Sebagian meyakini jasad beliau dimakam Sekar Bela, ada juga yang meyakini di Jeranjang, berbagai versi berkembang sepeninggal nya. 

 Tapi satu hal yang sama, yaitu, dimanapun tempat yang dianggap beliau dimakamkan, tempat itu di jadikan tujuan ziarah oleh masyarakat lombok. 

Untuk menghormati perjuangan beliau sebagai seorang penyebar agama, di tanah seribu masjid, Pulau Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat.


        Sekedar di ketahui, bahwa salah satu putra Habib Husein bin Ahmad Alqadrie, ya"ni saudara dari Sultan Abdurrahman Alqadrie, Sultan Pertama Kesultanan Kadriah di Pontianak, Kalimantan Barat, juga bernama  : Abubakar, 

           Dan salah satu diantara 33 atau 34,  putra Sultan Abdurrahman bin Habib Husein  juga Bernama : ABUBAKAR,  


Dari trah dynasti Kesultanan Kadriah  Pontianak, 
ada 4 nama Abubakar yang tua :


1.  Abubakar bin Habib Husein Al Qadry ( Panglima Laksamana Tua )

2. Abubakar bin Sultan Abdurrahman Al Qadry ( Pangeran Laksamana) 

3. Abubakar bin Sultan Kasim Al Qadry 

4. Abubakar bin Sultan Usman Al Qadry 


             Di Kupang juga ditemukan makam Abdurrahman, bin Abubakar, sedangkan makam  Muhammad Shurur bin Abdurrahman ( belum jelas apakah bin Abdurrahman yang dimakamkan di Kupang, atau bin Sultan Abdurrahman Batulayang), ditemukan di Sumba.  yang jadi sesepuh Al Qadrie disana. 




Makam Habib  Abdurrahman bin Abubakar Al Gadrie



           Alhasil, : satu hal yang pasti, anak keturunan Sayyid Abubakar Jeranjang, dan Sekar bela,  yang tersebar di Pulau Lombok, menggunakan fam atau marga; Al Qadrie,  atau Al Kadrie, biasa nya ini ada hubungan nya dengan kesultanan Kadriah di Pontianak.


          Ada yang menuliskan nama nya dengan :  Syarif (Persis dengan penulisan keturunan Sultan Abdurrahman Ibni Habib Husein Mempawah yang ada di Pontianak, dsk)  dan ada juga dengan penulisan :  Sayyid, ada juga yang dipanggil : YEK, dan disebut : Serip, oleh penduduk setempat. 


         Keturunan Sayyid Abubakar makam Jeranjang banyak menetap di Desa Sekar Bela, kota Mataram dan di Desa Pengkores, perbatasan Lombok Tengah dengan Lombok Timur, bahkan sampai ke Kutaraja.


         Dari dua daerah ini, diperkirakan berjumlah tidak kurang dari : 1.000 jiwa,  yang masih hidup hingga hari ini. ( Mei 2012)



Mengenal Sejarah Lombok Bagian 1



Bersambung Bagian ke 2,: 

Baca disini (klik Link dibawah ini ) :