By SAY Qadrie, : Pustaka Alawiyah
Keturunan Rosulullah : Jalur Al Husayni, dari Ali Al Awsat bin Husein putra Fathimah binti Rasullullah
Keturunan Hasan dan Husein hingga kini masih ada, meski sebagian kecil para pembenci keluarga Ahlulbait menafikan Dzurriyah Rasul saw, ini.
Simak kisah masa kecil kedua putra Fathimah ini :
Pada saat malam Takbiran, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma. Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra.
Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma. Terlihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein.
Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.
Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.
Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.
Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam suasana ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu.
Seketika itu Ibnu Rafi’i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya. Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw.
Sesampainya tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.
“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”
“Kenapa keluargaku?”
“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”
Rasulullah Saw pun bergegas menuju rumah Sayyidah Fatimah.
Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dan kedua putranya. Mata Rasulullah pun berlinang. Beliau menangis melihat keluarga putri tercinta dan dua cucunya yang hanya makan gandum basi dihari Raya Idul Fitri, tapi di hiasi dengan keceriaan.
Di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah Saw penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yang baunya tercium tak sedap.
“Ya Allah, Allahumma Isyhad...Ya Allah, Allahumma Isyhad... (Ya Allah saksikanlah, saksikanlah) Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka membela kaum papa, ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin".
Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut.
Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak. “Duhai ayahanda, ada apa gerangan ayah menangis?”
Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu.
Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar,
“Surga untukmu, Nak...Surga untukmu.”
Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah Saw pada hari ‘Idul Fitri menyantap makanan yang basi dan bau.
Ibnu Rafi’i berkata, “Aku diperintahkan oleh Rasulullah Saw agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku.
Namun, selepas Rasulullah Saw wafat, aku takut dituduh menyembunyikan Hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.”
(Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232).
اللّٰهمّ صلّى عل محمّد و على آل محمّد
Sayidina Hasan tidak wafat di kejadian Karbala, beliau Radhiyallahu ‘anhu wafat diracun sebelum kejadian karbala, beliau meninggalkan keturunan 11 orang putra dan 6 orang putri, dan kemudian keturunan Hasan ini adalah dari putra beliau : Hasan Mutsanna dan Zeid Radhiyallahu’anhuma.
Sayyidina Husein terbunuh ( syahid ) dalam peristiwa di Karbala, beliau mempunyai enam orang anak lelaki dan 3 wanita, Ali Akbar, Ali Awsat, Ali Ashghar, Abdullah, Muhammad, Jakfar, Zainab, Sakinah dan Fathimah.
Putera Husein keseluruhan nya ikut terbunuh ( Syahid ) di Karbala terkecuali: : Ali Al Awsat yang dikenal dengan Nama Ali Zainal ‘Abidin, mempunyai putra bernama Muhammad Albaqir, yang mempunyai Putra bernama Jakfar Asshaadiq. Dikenal sebagai Fukaha ( Ulama Fiqih ) besar di Madinah pada zamannya.
Jakfar Asshaadiq :---, yang menjadi Guru dari Imam Hanafi, kemudian Imam Hanafi ini bermuridkan Imam Maliki, lalu Imam Maliki bermurid kan Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i bermuridkan Imam Ahmad bin Hanbal, ( Imam Hambali ) ke 4 tokoh ini kemudian menjadi Imam Mazhab besar dengan banyak pengikut nya di berbagai belahan bumi saat ini.
Ironisnya mereka yang masih menjadi pengikut Imam Jakfar As Shadiq justru di anggap bukan Islam dan aliran sesat? Bahkan sebutan Imam pun tidak dipopulerkan, dan kurang dikenal? Beliau hanya disebut dengan Jafar As Shadiq saja? Padahal Beliau ini keturunan langsung Muhammad Rasullullah. Ada apa dengan umat ini?
Ringkasnya seluruh Ulama Ahlussunnah waljama’ah mengakui keabsahan keturunan Rasul saw dari Ali Zainal Abidin putra Husein, dikenal dengan : Al Husayni, kecuali sedikit dari golongan Sufyani dan Wahabi yang menolak hal ini.
Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fathimah ini, dilahirkan hari kamis, 5 Sya’ban tahun 38 Hijriyah, masih dimasa hidup kakeknya yaitu Ali bin Abi Thalib KW, dan diriwayatkan oleh Abu Hamzah Alyamaniy bahwa ia mengamalkan Ibadah 1000 raka’at tahajjud setiap malam nya, itulah kenapa ia juga di juluki : Assajjad, yang banyak sujud nya.
Demikian pula Imam Ghazali yang banyak mengaguminya, salah satu riwayat yang dikatakan oleh Imam Thawus Rahimahullah : “Ketika aku memasuki Hijr Isma’il ditengah malam yang gelap, ternyata Ali Zainal Abidin Putra Husein sedang sujud.. alangkah lama sujud nya, lalu kepalanya terangkat dan kedua tangannya terangkat bermunajat dengan suara lirih : “Hamba Mu dihadapan Pintu Mu, Si Miskin ini dihadapan Pintu Mu, si fagir ini dihadapan Pintu Mu….” Laila haillah haqqan haqqa, laila haillah taabbudan wa ridqa, laila haillah imanan wa sidqah,"
Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fathimah, :
Beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah, di kota Madinah . dan ada pendapat mengatakan tahun 94 Hijriyajh, dimakamkan di Kuburan Baqi’ (Madinah Almunawarah), di pusara yang sama dengan paman nya yaitu Hasan bin Ali kw
Beliau (Ali Zainal Abidin Rahimahullah) meninggalkan 15 orang anak, dan yang sulung adalah Muhammad Al Baqir.
Thariqah Alawiyin adalah thariqah pemersatu umat Islam secara keseluruhan.
Thariqah ini tidak pernah mengenal permusuhan, tidak menyebar kedengkian, tidak mengajarkan kebencian, tidak membalas cacian dengan cacian, melainkan sebagai penyebar rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'alamin).
Disebutkan pada suatu waktu Al-Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib berjalan bersama putera nya, tiba-tiba mereka dihadang oleh seseorang, lalu orang tersebut mencaci-maki Sayyidina Hasan, bahkan mencaci ayah dan ibunya (Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra binti Rasullullah).
Putera Sayyidina Hasan tidak tahan terhadap makian tersebut dan menegur ayah nya : "Wahai ayahku, mengapa engkau tidak membalas makian orang tersebut ?, sedang engkau memiliki hak untuk membelas makian tersebut wahai ayah".
Maka sang ayah memandang kepada anaknya, dan beliau menasihatinya : "Wahai anakku, sejak kapan engkau pernah mendapati ayahmu atau kakek mu ( Ali bin Abi Thalib) menjadi seorang pencaci ?"
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah hadir dalam suatu peperangan dimana orang musyrikin banyak membantai kaum muslimin.
Salah seorang sahabat berkata kepada beliau : "Ya Rasulullah, laknat lah mereka orang-orang musyrikin karena telah membantai saudara-saudara kita".
Rasulullah menjawab : "Aku diutus oleh Allah bukan sebagai pencaci ataupun pelaknat, sesungguhnya aku diutus oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta ini (rahmatan lil'alamin)".
Demikianlah apabila seseorang mengenal, mempelajari, dan menjalani thariqah ini dengan benar, maka menyebabkan orang untuk saling memaafkan dan berbuat baik, sehingga menumbuhkan persatuan dikalangan muslimin.
Inti Thariqah Alawiyyah :
"wa haa hiya a'maalun kholat 'an syawaa'ibin wa 'ilmun wa akhlaaqun wa katsrotu auroodi"
(dan thoriqoh alawi itu bersendikan atas amal-amal yang bersih dari penyakit hati, ilmu, akhlak, dan banyak membaca wirid-wirid) - (Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi)-
Pada zaman ini memang sedikit sekali manfaat yang dapat diperoleh melalui orang-orang yang shalih. Hal ini dikarenakan kurangnya penghormatan dan lemahnya husnuzh zhan terhadap mereka. Itulah sebabnya kebanyakan orang di zaman sekarang tidak memperoleh barokah dari mereka itu. -(Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad)-
Nama - nama keturunan : Ali" Al Awsat, Zainal Abidin, bin Husein putra Fathimah.
11 anak laki-laki
1. Muhammad al-Baqir, ibunya adalah Ummu Abdullah binti al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
2. Abdullah al-Bahir
3. al-Hasan
4. al-Husain al-Akbar
5. Zaid,
6. Al-Husain al-Asghar
7. Abdurrahman
8. Sulaiman
9. Muhammad al-Asghar atau Qaim
10. Umar al-Asyraf
11. Ali, merupakan anak bungsu
4 anak perempuan
12. Khadijah, saudara seibu dengan Ali
13. Fatimah
14. Aliyah
15. Ummu Kultsum
Nama-nama keluarga Ba'alwy (Alawiyyin) yang sampai saat ini masih ada keturunannya (tidak terputus) yaitu :
1. Mauladdawilah
2. Muqeybel
3. Maulakhailah
4. Bin Sahil Khailah
5. Bin Yahya
6. Bahsin Al-Mahar
7. Ba'bud Khurbashan
8. Al-Mahjub
9. Al-Hinduan
10. Assegaf
11. As-Shafi Assegaf
12. Alaydrus
13. Al-Bayti
14. Ba'agil
15. Bahsin
16. Al-Musawa
17. Al-Fakher
18. Al-Mahjub
19. Bin Quthban
20. Al-Munawwar
21. Al-Musyayyach
22. Al-Wahath
23. Banahsan
24. Bin Shahab
25. Al-Hadi
26. Al-Masyhur
27. Az-Zahir
28. Bin Agil
29. Al-Atthas
30. Bin Syaich Abu Bakar
31. Al-Muhdhor
32. Al-Hiyed
33. Al-Khamur
34. Al-Hamid
35. Abu Futaym
36. Al-Haddar
37. Bin Jindan
38. Al-Masileh
39. Barroum
40. Al-Junaid Al-Akhdhor
41. As-Syilli
42. Babereyk
43. Kherid
44. Baraqbah
45. Ba'bud Dibjan
46. Al-Manfar
47. Bin Hamid Manfar
48. Marzaq
49. Al-Masyhur Marzaq
50. Mudhir
51. Al-Mutohhar
52. Abu Numai
53. Abu Numai As-Syathiri
54. Al-Madihij
55. Fad'aq
56. Al-Habsyi
57. Asshatiry
58. Basyaiban
59. Jamalullail
60. Bin Sahil
61. Bahasan
62. Al-Qadri
63. Baharun
64. As-Sirri
65. Al-Junaid
66. Bilfaqih
67. Al-Baidh
68. Balghaits
69. Al-Jufri
70. As-Shafi Al-Jufri
71. Al-Bahar
72. Al-Kaaf
73. Ba'umar
74. Al-Baar
75. Ba'ali
76. Al-Khaidah
77. Al-Hamel
78. Khaneyman
79. Al-Haddad
80. Bafaraj
81. Basakutah
82. Basurrah
83. Al-Hudayli
84. Al-Auhaj
85. Al-Bayti Auhaj
86. Aidid
87. Bafaqih
88. Bahasyim
89. An-Nadhir
90. Bin Smith
91. Bin Thahir
92. Ba'bud Maghfun
93. Aal-Adzamat Khan
94. dst, .......
Sedangkan nama-nama qabilah Ba'Alwy (Alawiyyin) yang langka dan diperkirakan tersisa sedikit anak keturunan nya, diantaranya :
1. Al-Ibrahim
2. Al-Ismail
3. Al-Barakat
4. Al-Babathinah
5. Jadid
6. Hamdun
7. Al-Dahum
8. Al-Dzi'bu
9. Ar-Rusy
10. Al-Battah
11. At-Turabi
12. Al-Jazirah
13. Hamidan
14. Al-Balahsyasy
15. Al-Khuun
16. Al-Rausyan
17. As-Sakran
18. Al-A'yun
19. Al-Basri
20. A-Bajahdab
21. Al-Jannah
24. Al-Dzahb
25. Ar-Rukhailah
26. Al- Bin Semithan
27. Al-Basyamilah
28. As-Syahid
29. Ad-Dhu'ayyif
30. Al-Ghazali
31. Al-Ghumri
32. Al-Faqih
33. Al-Qaidhi
34. Al-Karisyah
35. Abu Maryam
36. Al-Maqdi
37. Al-Maknun
38. Al-Wara'
39. Al-Syabsabah
40. As-Syanbal
41. Bin Syaikhan
42. As-Shadiq
43. At-Toha
44. Al-Adeni
45. Al-Ali Lala
46. Al-Muqlaf
47. An-Nuqa'i
48. As-Syaibah
49. Al-Ghusn
50. Al-Ghaidi
51. Al-Fardhi
52. Al-Qari'
53. Al-Kadad
54. Al-Maghrum
55. An-Nahwi
56. Al-Jailani
Keluarga Alawiyyin diatas adalah keturunan dari Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi, Al Husayni .
Sedangkan jalur yang bukan dari keturunan Alwi bin Ubaidillah bin ahmad bin Isa bin Muhammad bin ali al-Uraidhi adalah sebagai berikut (diantaranya adalah keturunan dari al-Hasani) :
1. Al-Hasni
2. Al-Mashur Al-Hasni
3. Al-Jailani
4. Al-Musa al-Kadzim
5. Al-Qadiri
6. Al-Barakwan
7. Al-Maghrabi
8. Al-Mahdali
9. Ar-Rifa'i
10. Al-Anggawi
11. Bin Syuaib
12. Al-Balakhi
13. Al-Qudsi
Referensi :
(Rujuk Kitab Al Ghurar, oleh Imam Al Muhaddits Muhammad bin Ali Alkhird, yang wafat tahun 960 Hijriyah). kitab ini merupakan salah satu kitab Induk yang menjelaskan silsilah keturunan Rasul saw.
Sumber Habib Munzir
Baca Juga Klik :
Habib Munzir Al Musawa, catatan kecil
Habib Nuh bin Muhammad, Singapore
Habib Husein Tuan Besar Mempawah