Jumat, 23 April 2021

Keturunan Rosulullah : Ali " Al Awsat bin Husein putra Fathimah,

 By SAY Qadrie, : Pustaka Alawiyah

Keturunan Rosulullah : Jalur Al Husayni, dari Ali  Al Awsat  bin Husein putra Fathimah binti Rasullullah



Keturunan Hasan dan Husein hingga kini masih ada, meski sebagian kecil para pembenci keluarga Ahlulbait menafikan Dzurriyah Rasul saw, ini. 


Simak kisah masa kecil kedua  putra Fathimah ini : 

Pada saat malam Takbiran, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma.  Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra. 

 Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma. Terlihat,  Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein.  

Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.⁣

Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat  jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw   itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.⁣


Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang  Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.⁣

Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam suasana ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu.⁣

Seketika itu Ibnu Rafi’i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.⁣ Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw. ⁣

Sesampainya tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.⁣

“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”⁣

“Kenapa keluargaku?”⁣

“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”⁣


Rasulullah Saw pun bergegas menuju rumah Sayyidah Fatimah. 

Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dan kedua putranya.⁣ Mata Rasulullah pun berlinang. Beliau menangis melihat keluarga putri tercinta dan dua cucunya yang hanya makan gandum basi dihari Raya Idul Fitri, tapi di hiasi dengan keceriaan. 


Di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah Saw penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yang baunya tercium tak sedap.

“Ya Allah, Allahumma Isyhad...Ya Allah, Allahumma Isyhad... (Ya Allah saksikanlah, saksikanlah) Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka membela kaum papa, ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin". 

Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut. 


Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak. “Duhai ayahanda, ada apa gerangan ayah menangis?”

Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu. 

Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar,

“Surga untukmu, Nak...Surga untukmu.” 


Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah Saw pada hari ‘Idul Fitri menyantap makanan yang basi dan bau.

Ibnu Rafi’i berkata, “Aku diperintahkan oleh Rasulullah Saw agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku.

Namun, selepas Rasulullah Saw wafat, aku takut dituduh menyembunyikan Hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.”

(Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232).

اللّٰهمّ صلّى عل محمّد و على آل محمّد



Sayidina Hasan tidak wafat di kejadian Karbala, beliau Radhiyallahu ‘anhu wafat diracun sebelum kejadian karbala, beliau meninggalkan keturunan 11 orang putra dan 6 orang putri, dan kemudian keturunan Hasan ini adalah dari putra beliau : Hasan Mutsanna dan Zeid Radhiyallahu’anhuma.

Sayyidina Husein terbunuh (  syahid ) dalam peristiwa di Karbala, beliau mempunyai enam    orang anak lelaki dan 3 wanita, Ali Akbar, Ali Awsat, Ali Ashghar, Abdullah, Muhammad, Jakfar, Zainab, Sakinah dan Fathimah.

Putera Husein keseluruhan nya ikut terbunuh ( Syahid )  di Karbala  terkecuali: :  Ali Al Awsat  yang dikenal dengan Nama Ali Zainal ‘Abidin, mempunyai putra bernama Muhammad Albaqir, yang mempunyai Putra bernama Jakfar Asshaadiq. Dikenal sebagai Fukaha (  Ulama Fiqih ) besar di Madinah pada zamannya.


Jakfar Asshaadiq :---,  yang menjadi Guru dari Imam Hanafi, kemudian Imam Hanafi ini bermuridkan Imam Maliki, lalu Imam Maliki bermurid kan Imam Syafi’i dan Imam Syafi’i bermuridkan Imam Ahmad bin Hanbal, ( Imam Hambali ) ke 4  tokoh ini kemudian menjadi Imam Mazhab besar dengan banyak pengikut nya di berbagai belahan bumi saat ini. 

Ironisnya mereka yang masih menjadi pengikut Imam Jakfar As Shadiq justru di anggap bukan Islam dan aliran sesat? Bahkan sebutan Imam pun tidak dipopulerkan, dan kurang dikenal? Beliau hanya disebut dengan Jafar As Shadiq saja? Padahal Beliau ini keturunan langsung Muhammad Rasullullah. Ada apa dengan umat ini? 

Ringkasnya seluruh Ulama Ahlussunnah waljama’ah mengakui keabsahan keturunan Rasul saw dari Ali Zainal Abidin putra Husein, dikenal dengan : Al Husayni, kecuali sedikit dari golongan Sufyani dan Wahabi yang menolak hal ini. 

Sayyidina Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fathimah ini,  dilahirkan hari kamis, 5 Sya’ban tahun 38 Hijriyah, masih dimasa hidup kakeknya yaitu Ali bin Abi Thalib KW, dan diriwayatkan oleh Abu Hamzah Alyamaniy bahwa ia mengamalkan Ibadah 1000 raka’at tahajjud setiap malam nya, itulah kenapa ia juga di juluki : Assajjad, yang banyak sujud nya. 

Demikian pula Imam Ghazali yang banyak mengaguminya, salah satu riwayat yang  dikatakan oleh Imam Thawus Rahimahullah : “Ketika aku memasuki Hijr Isma’il ditengah malam yang   gelap, ternyata Ali Zainal Abidin Putra Husein sedang sujud.. alangkah lama sujud nya, lalu kepalanya terangkat dan kedua tangannya terangkat bermunajat dengan  suara lirih : “Hamba Mu dihadapan Pintu Mu, Si Miskin ini dihadapan Pintu Mu, si fagir ini dihadapan Pintu Mu….” Laila haillah haqqan haqqa, laila haillah taabbudan wa ridqa, laila haillah imanan wa sidqah," 


Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fathimah, :

 Beliau wafat pada tahun 93 Hijriyah, di kota Madinah . dan ada pendapat mengatakan tahun 94 Hijriyajh, dimakamkan di Kuburan Baqi’ (Madinah Almunawarah), di pusara yang sama dengan paman nya yaitu Hasan bin Ali kw

Beliau (Ali Zainal Abidin Rahimahullah) meninggalkan 15 orang anak, dan yang sulung adalah Muhammad Al Baqir.


Thariqah Alawiyin adalah thariqah pemersatu umat Islam secara keseluruhan. 

Thariqah ini tidak pernah mengenal permusuhan, tidak menyebar kedengkian, tidak mengajarkan kebencian, tidak membalas cacian dengan cacian, melainkan  sebagai penyebar rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil'alamin).

Disebutkan pada suatu waktu Al-Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib berjalan bersama putera nya, tiba-tiba mereka dihadang oleh seseorang, lalu orang tersebut mencaci-maki Sayyidina Hasan, bahkan mencaci ayah dan ibunya (Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidatuna Fatimah Az-Zahra binti Rasullullah).

Putera Sayyidina Hasan tidak tahan terhadap makian tersebut dan menegur ayah nya : "Wahai ayahku, mengapa engkau tidak membalas makian orang tersebut ?, sedang engkau memiliki hak untuk membelas makian tersebut wahai ayah".

Maka sang ayah memandang kepada anaknya, dan beliau menasihatinya : "Wahai anakku, sejak kapan engkau pernah mendapati ayahmu atau kakek mu ( Ali bin Abi Thalib)  menjadi seorang pencaci ?"


Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah hadir dalam suatu peperangan dimana  orang musyrikin banyak membantai kaum muslimin.

Salah seorang sahabat berkata kepada beliau : "Ya Rasulullah, laknat lah mereka orang-orang musyrikin karena telah membantai saudara-saudara kita".

Rasulullah menjawab : "Aku diutus oleh Allah bukan sebagai pencaci ataupun pelaknat, sesungguhnya aku diutus oleh Allah sebagai pembawa rahmat bagi alam semesta ini (rahmatan lil'alamin)".


Demikianlah apabila seseorang mengenal, mempelajari, dan menjalani thariqah ini dengan benar, maka menyebabkan orang untuk saling memaafkan dan berbuat baik, sehingga menumbuhkan persatuan dikalangan muslimin.


Inti Thariqah Alawiyyah :

"wa haa hiya a'maalun kholat 'an syawaa'ibin wa 'ilmun wa akhlaaqun wa katsrotu auroodi"

(dan thoriqoh alawi itu bersendikan atas amal-amal yang bersih dari penyakit hati, ilmu, akhlak, dan banyak membaca wirid-wirid) - (Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi)-


Pada zaman ini memang sedikit sekali manfaat yang dapat diperoleh melalui orang-orang yang shalih. Hal ini dikarenakan kurangnya penghormatan dan lemahnya husnuzh zhan terhadap mereka. Itulah sebabnya kebanyakan orang di zaman sekarang tidak memperoleh barokah dari mereka itu. -(Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad)-


Ali Zainal Abidin bin Husein putra Fathimah cucu Rasullullah
Gambar Imajiner

Nama - nama keturunan : Ali" Al Awsat, Zainal Abidin, bin Husein putra Fathimah. 

11 anak laki-laki

1. Muhammad al-Baqir, ibunya adalah Ummu Abdullah binti al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. 

2. Abdullah al-Bahir

3. al-Hasan

4. al-Husain al-Akbar

5. Zaid, 

6. Al-Husain al-Asghar

7. Abdurrahman

8. Sulaiman

9. Muhammad al-Asghar atau Qaim

10. Umar al-Asyraf

11. Ali, merupakan anak bungsu


4 anak perempuan

12. Khadijah, saudara seibu dengan Ali

13. Fatimah

14. Aliyah

15. Ummu Kultsum


Nama-nama keluarga Ba'alwy (Alawiyyin) yang sampai saat ini masih ada keturunannya (tidak terputus) yaitu :

1. Mauladdawilah                 

2. Muqeybel  

3. Maulakhailah

4. Bin Sahil Khailah

5. Bin Yahya

6. Bahsin Al-Mahar   

7. Ba'bud Khurbashan

8. Al-Mahjub

9. Al-Hinduan

10. Assegaf    

11. As-Shafi Assegaf

12. Alaydrus

13. Al-Bayti

14. Ba'agil

15. Bahsin

16. Al-Musawa

17. Al-Fakher

18. Al-Mahjub

19. Bin Quthban

20. Al-Munawwar

21. Al-Musyayyach

22. Al-Wahath

23. Banahsan

24. Bin Shahab

25. Al-Hadi

26. Al-Masyhur

27. Az-Zahir   

28. Bin Agil

29. Al-Atthas 

30. Bin Syaich Abu Bakar

31. Al-Muhdhor

32. Al-Hiyed   

33. Al-Khamur           

34. Al-Hamid 

35. Abu Futaym        

36. Al-Haddar

37. Bin Jindan

38. Al-Masileh           

39. Barroum  

40. Al-Junaid Al-Akhdhor     

41. As-Syilli

42. Babereyk

43. Kherid

44. Baraqbah

45. Ba'bud Dibjan

46. Al-Manfar

47. Bin Hamid Manfar

48. Marzaq

49. Al-Masyhur Marzaq

50. Mudhir

51. Al-Mutohhar

52. Abu Numai

53. Abu Numai As-Syathiri

54. Al-Madihij

55. Fad'aq

56. Al-Habsyi

57. Asshatiry

58. Basyaiban

59. Jamalullail

60. Bin Sahil

61. Bahasan

62. Al-Qadri

63. Baharun

64. As-Sirri

65. Al-Junaid

66. Bilfaqih

67. Al-Baidh

68. Balghaits

69. Al-Jufri

70. As-Shafi Al-Jufri

71. Al-Bahar

72. Al-Kaaf

73. Ba'umar

74. Al-Baar

75. Ba'ali

76. Al-Khaidah

77. Al-Hamel

78. Khaneyman

79. Al-Haddad

80. Bafaraj

81. Basakutah        

82. Basurrah           

83. Al-Hudayli

84. Al-Auhaj

85. Al-Bayti Auhaj

86. Aidid

87. Bafaqih

88. Bahasyim

89. An-Nadhir

90. Bin Smith

91. Bin Thahir

92. Ba'bud Maghfun

93. Aal-Adzamat Khan

94. dst, .......


Sedangkan nama-nama qabilah Ba'Alwy (Alawiyyin) yang  langka dan diperkirakan tersisa sedikit anak keturunan nya, diantaranya :

1. Al-Ibrahim

2. Al-Ismail

3. Al-Barakat

4. Al-Babathinah

5. Jadid

6. Hamdun

7. Al-Dahum

8. Al-Dzi'bu

9. Ar-Rusy

10. Al-Battah

11. At-Turabi

12. Al-Jazirah

13. Hamidan

14. Al-Balahsyasy

15. Al-Khuun

16. Al-Rausyan

17. As-Sakran

18. Al-A'yun

19. Al-Basri

20. A-Bajahdab

21. Al-Jannah

24. Al-Dzahb

25. Ar-Rukhailah

26. Al- Bin Semithan

27. Al-Basyamilah

28. As-Syahid

29. Ad-Dhu'ayyif

30. Al-Ghazali

31. Al-Ghumri

32. Al-Faqih

33. Al-Qaidhi

34. Al-Karisyah

35. Abu Maryam

36. Al-Maqdi

37. Al-Maknun

38. Al-Wara'

39. Al-Syabsabah

40. As-Syanbal

41. Bin Syaikhan

42. As-Shadiq

43. At-Toha

44. Al-Adeni

45. Al-Ali Lala

46. Al-Muqlaf

47. An-Nuqa'i

48. As-Syaibah

49. Al-Ghusn

50. Al-Ghaidi

51. Al-Fardhi

52. Al-Qari'

53. Al-Kadad

54. Al-Maghrum

55. An-Nahwi

56. Al-Jailani


Keluarga Alawiyyin diatas adalah keturunan dari Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali al-Uraidhi, Al Husayni . 

Sedangkan jalur yang bukan dari keturunan Alwi bin Ubaidillah bin ahmad bin Isa bin Muhammad bin ali al-Uraidhi adalah sebagai berikut (diantaranya adalah keturunan dari al-Hasani) :

1. Al-Hasni

2. Al-Mashur Al-Hasni

3. Al-Jailani

4. Al-Musa al-Kadzim

5. Al-Qadiri

6. Al-Barakwan

7. Al-Maghrabi

8. Al-Mahdali

9. Ar-Rifa'i

10. Al-Anggawi

11. Bin Syuaib

12. Al-Balakhi

13. Al-Qudsi


Referensi :

(Rujuk Kitab Al Ghurar, oleh Imam Al Muhaddits Muhammad bin Ali Alkhird, yang wafat tahun 960 Hijriyah). kitab ini merupakan salah satu kitab Induk yang menjelaskan silsilah keturunan Rasul saw.

Sumber Habib Munzir

Baca Juga Klik : 

Alawiyah blog

Sirah Nabawiyah

Habib Munzir Al Musawa, catatan kecil

Habib Nuh bin Muhammad, Singapore

Sejarah munculnya agama

Agama dan sesembahan manusia

Habib Husein Tuan Besar Mempawah

Sultan Abdurrahman Pontianak

Hikmah Puasa Ramadhan