Sabtu, 13 November 2021

Mengenal Bidadari di bumi : Episode I

Seri Pemuka Ahl Baith Nabi : Pertama

Mengenal Sayyidah Fathimah binti Muhammad Rasulllullah

Episode Pertama 

By SAY Qadrie : Pustaka Sejarah



Gambar Ilustrasi


##, Mengenang wafatnya Bidadari  di bumi: 601 - 632,  Usia 31 tahun

Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Muhammad Rasulllullah SAW

                Lahir  di Mekah : 601- 606 M, tanggal  29 Jumadil Akhir,

               Wafat pada Hari Jum'at, Tanggal 3 Jumadilakhir 11 H   bertepatan dengan tanggal 18 Agustus 632 Masehi), dimakamkan di Madinah Munawwarah, Negeri Madinah, Yastrib, Hijaz  wilayah  Kerajaan Saudi  Arabia sekarang



1. Mengenal Bidadari Bumi

           Alquran banyak sekali menyebutkan tentang adanya mahluk bernama bidadari, selain manusia, malaikat, jin, syetan, iblis, dll. Alquran juga menggambarkan bahwa bidadari adalah mahluk bergenetial wanita, karena disebutkan dengan kalimat cantik, rupawan, bukan kalimat gagah, tampan. Dari berbagai sumber yang bisa dirujuk, kita semua sepakat mahluk bernama bidadari ini, sosoknya seorang wanita. 


Apakah ciri- ciri mahluk ini?  

Alquran menjawab nya sebagaimana firman Allah Ta'ala : 

             “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik dan jelita.” (QS. Ar-Rahman : 70) Dan inilah gambaran karakteristik bidadari surga yang tercantum dalam Al-Qur'an:


1. Perempuan yang suci (QS Al Baqarah :25)

               Bidadari di surga ini digambarkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 25, adalah perempuan yang tidak mengalami menstruasi, tidak nifas, buang air kecil, buang air besar, meludah, keluar ingus, dan kotoran wanita dunia lainnya. Selain itu hatinya suci dari akhlak buruk, lisannya dijaga dari kata-kata kotor, cintanya suci karena hanya tertarik kepada suaminya. Demikian pula pakaiannya suci dari najis dan kotoran.


2. Cantik lahir batin (QS Ar-Rahman : 70) Terkumpul kecantikan lahir dan batin pada bidadari surga itu.

3. Dipingit dalam rumah (QS Ar-Rahman:72)

4. Menundukkan pandangannya (QS Ar-Rahman : 56-58)

5. Berbadan indah dan sebaya (QS An-Naba :31-33)

6. Belum pernah ada sebelumnya (QS Al-Waqiah : 35-37)

          Dalam surat Al-Waqiah ayat 35-37, Allah berfirman bahwa bidadari surga adalah wanita yang diciptakan secara langsung, tidak melalui proses kelahiran, dan belum pernah ada di dunia sebelumnya.


7. Kecantikan yang sempurna dan mata berbinar (QS Ad-Dukhan :51-54). Mereka memiliki mata yang jeli dan berbinar.

8. Belum pernah disentuh (QS Ar-Rahman :56) belum pernah dinikahi dan disentuh oleh manusia, sebelum penghuni surga yang menjadi suami mereka.

9. Menjaga kehormatan diri (QS Ash-Shaffat :48-49)


##, Merujuk kepada kriteria mahluk bernama bidadari ini, ;
 
            Ternyata beberapa  sifatnya ada pada seorang wanita yang lahir dari rahim Khadijah Al Kubra, istri sang nabi Muhammad Rasullullah, yaitu : Sayyidah Fathimah Azzahra binti Rasullullah

 "Fatimah merupakan bidadari yang menyerupai manusia" :  Sabda Nabi. 



Sayyidah Zahra didalam kitab Klasik




##, Siapakah Sayyidah  Fathimah binti Muhammad Rasullullah ?


#, Firman Tuhan : (Al-Quran Surah Al-Najm [ QS. 53: 3) 

          ---  “Dan tiadalah yang diucapkan nya (Muhammad) itu menurut kemauan hawa nafsu nya.” -- Ayat ini merupakan penegasan Allah tentang ucapan dan perbuatan Rasullullah.


             -- Sehingga tidak ada dasar hukum nya, - meski itu dikatakan sebagai Hadist Rasullullah, - karena jika bertentangan dengan Nash Qur"an ini, menjadi sia-sialah Hadist dimaksud. -- Karena Hadist masih mungkin beda redaksi, beda perawi, beda persepsi, sementara Al Qur"an tidak,!  

         Ketika ada yang memperdebatkan, mempertanyakan, dan meragukan segala hal yang telah disampaikan serta digariskan oleh Rasullullah, semasa hidup dan hayat nya hingga akhir, - hatta oleh mereka yang kata nya dijamin masuk sorga sekalipun ( menurut Hadist ) -  

      Jika mereka mengaku menyembah Allah, maka pasti, mereka akan tunduk 100%, kepada Rasulullullah sang Nabi terakhir ini, sebagaimana yang ditunjukan oleh "Ahl Baitin Nabi, Itrah nya, dan Zuriah nya yang memahami hal ini.   



 #, Hadist Rasullullah mengenai Sayyidah Zahra : 



    ”Aku tidak melihat seseorang yang perkataannya dan pembicaraannya menyerupai Rasulullah selain Fatimah, jika ia datang mengunjungi Rasulullah, Rasulullah berdiri lalu menciumnya dan menyambut dengan hangat, begitu juga sebaliknya yang diperbuat Fatimah bila Rasulullah datang mengunjunginya.”.


Hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dzar Al-Ghiffari, Rasulullah SAW bersabda;

     "Tidaklah seseorang yang mengaku bernasab kepada lelaki yang bukan ayahnya, sedangkan ia mengetahuinya, maka ia adalah kafir. Dan siapa yang mengaku bernasab kepada suatu kaum yang bukan kaumnya, maka bersiaplah untuk mengambil tempat duduknya di neraka


     “ Semua sebab dan nasab putus pada hari kiamat, kecuali sebab dan nasabku.” (HR. At Tobroni, Al Hakim dan Al Baihaqi)
"Sesungguhnya Fatimah itu bagian dariku. 

       Siapa yang membuat nya marah berarti membuat aku marah. Aku merasa terganggu bila dia diganggu dan aku merasa sakit hati bila dia disakiti." (H.R. Ahmad, Turmidzi, Al-Hakim dan Al-Thabrani, dengan sanad-sanad yang shahih)


         “Sesungguhnya Allah ridha karena keridhaanmu ( Fathimah)  dan Allah murka karena kemarahanmu!” (H.R Al-Thabrani) 3]


Riwayat dari Aisyah yang berkata,: 

     “Semua bani Untsa (manusia) mempunyai ikatan keturunan ke ayahnya, kecuali anak-anak Fathimah, maka kepadakulah bersambung ikatan keturunan mereka dan akulah ayah-ayah mereka.” (HR. At Tobroni)


Imam Suyuti dalam kitab Al-Jami’ As-Shoghir juz 2 halaman 92 menerangkan, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:

    “Semua Bani Adam (manusia) mempunyai ikatan keturunan dari ayah, kecuali anak-anak Fathimah, maka akulah ayah mereka dan akulah Asobah mereka (ikatan keturunan mereka).” (HR. At Tobroni dan Abu Ya’la)


Begitu pula Syech Muhammad Abduh dalam tafsir Al Manar menerangkan, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda:

    “Semua anak Adam (manusia) bernasab (ikatan keturunan) keayahnya, kecuali anak-anak Fathimah, maka akulah ayah mereka dan akulah yang menurunkan mereka.”


Film peperangan antara 
Sayyidus Syuhada Vs Kaum Mustakbarin




##, Siapakah Fathimah ?  Mekah dan Madinah, 601- 632 M


Fathimah , Lahir  di Mekah : 601- 606 M, tanggal  29 Jumadil Akhir,
Wafat di Madinah: Jum'at, 3 Jumadilakhir 11 H atau tanggal 18 Agustus 632 Masehi), dimakamkan di Madinah Muanawwarah (tidak diketahui letak pastinya)  Negeri Hijaz.


       Fathimah adalah putri bungsu Rasullullah, dari Khadijah, lahir di Mekah sekitar tahun : 601- 606 M, tanggal  29 Jumadil Akhir, sekitar sebelum atau sesudah kenabian. 

        Ketika hijrah dari Mekah ke Madinah, (  tanggal 26 Shafar / 17 Juni 622 Masehi, Rasullullah meninggalkan Mekah pada malam hari dan memerintahkan Ali untuk tidur di tempat tidur Rasullullah )  Fathimah termasuk 1 satu diantara 4 wanita yang menyusul belakangan dengan dikawal  pemuda Ali bin Abi Thalib, bersama mereka : Fathimah binti Asad, ibu Ali, dan 2 wanita lain yang semuanya bernama : Fathimah. 

     
     Fathimah adalah Ummu Abiha, 

         Fathimah adalah Sayyidatin Nisa Lil Alamin, Fathimah adalah pemimpin wanita surga, Fathimah adalah istri dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Fathimah adalah ibu dari 2 pemuda surga, Al Hasan dan Al Husein, Fathimah adalah ibu dari Sayyidah Zainab Al kubra, Fathimah adalah cahaya mata Rasullullah, jika beliau merindukan bau surga, maka beliau mencium putrinya ini,:  Fathimah. 


      Fathimah : sebagaimana dikatakan oleh baginda nabi mulia, terbentuk dari nutfah buah di surga, karena Fathimah memang lahir setelah ayah nya dipanggi menghadap ke sidratul muntaha, dalam peristiwa Isra dan Miraj nya Rasullullah. 


Diantara kemuliaan dan bukti ke bidadarian Fathimah adalah : 

        Fathimah tidak mengalami menstruasi, Tidak mengalami nifas, bersalin dalam keadaan bersih, tidak merasakan sakit nya melahirkan, tidak pernah berdusta, tidak pernah ghibah, dan hanya mencintai lelaki yang ditakdirkan menjadi jodohnya, dan suaminya yaitu : Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib, sepanjang hayat nya. 


         Ada riwayat menyebutkan bahwa : 

Jika tidak ada Ali bin Abi Thalib, maka Fathimah tidak menemukan padanannya. 

Mungkin inilah rahasia, kenapa Rasul menolak pinangan 2 dua sahabat mulia sebelumnya, Abubakar dan Umar, 

          Dengan jawaban :  " Aku menunggu perintah Allah," 




Imam Ali bin  Abi Thalib - Suami Sayyidah Zahra
Gambar Imajiner


2. Perniikahannya  dengan lelaki sederhana,  : Madinah - 615 M


Ditemukan dari berbagai sumber sejarah Islam, dan para sejarawan bahwa : 


   Ketika sudah memasuki usia remaja, 

            Di Yastrib/ Madinah saat itu sekitar tahun 615 Masehi, Fathimah berusia antara  10 - 15 tahun, putri nabi ini tumbuh menjadi wanita sempurna, baik dari sisi fisik  maupun jiwa dan akhlaknya. Tentu saja, Fathimah besar dilingkungan rumah tangga Nubuah, dimana tempat malaikat hilir mudik menemui ayahnya, sang Nabi.


         Para sahabat mulai berlomba - lomba mengajukan lamaran untuk menyunting putri yang tengah mekar ini. Tak kurang dari Abubakar ibn Abu Quhafah, dan Umar bin Khattab, juga mengajukan pinanganya. Akan tetapi lamaran mereka, selalu dijawab dengan kalimat :" Aku menunggu perintah Allah," kata ayahnya. 


##, Ada rahasia yang baru terbuka jauh setelah Fathimah menikah dengan Ali bin Abi Thalib. 


        Suatu ketika Fathimah berbincang dengan sang suami, ia membuka rahasia hatinya, ( ada riwayat menyebutkan hatta setanpun tidak tahu rahasia ini ) , bahwa sebetulnya Fathimah sudah jatuh cinta kepada Ali, sejak ketika ia remaja, yang tentu saja disimpanya jauh dilubuk hati. Subhanallah. 



##, - Pemuda Ali 


Alhasil, saat itu, meski Ali sang pemuda miskin, 

          Ia juga menaruh hati kepada putri Nabi ini, tapi Ia tak punya keberanian mengungkapkan isi hatinya kepada siapapun. Apalah dirinya jika dibandingkan  Abubakar bin Abu Quhafah? Umar bin Khattab?  yang ditolak pinangannya oleh Rasullullah?


Beberapa sahabat dekatnya mencoba meyakinkan Ali, agar ia mengungkapkan isi hatinya itu kepada ayah sang pujaan hatinya. Mereka mendorong Ali, agar memberanikan dirinya. Mencoba peruntungan.


        Akhirnya Ali, dengan mengumpulkan keberanian, pada suatu hari, datang menghadap Rasullullah, dengan wajah pucat dan keringat dingin, maklum agak nervous. 


            Ajaibnya, Rasulllullah menerima kedatangan Ali , yang juga anak angkatnya ini, dengan wajah sumringah dan senyum merekah dibibir nya. ( Ali bin Abi Thalib dibesarkan dirumah Rasullulllah sejak kelahiranya, karena Nabi ingin membalas kebaikan pamanya Abi Thalib, yang sudah membesarkan beliau, sejak wafat nya sang kakek, Abdul Muthalib dulu, dimasa kecilnya )

-----------------


Rasullullah dan Ali merupakan saudara sepupu, misanan.  

            Ali putra Abi Thalib bin Abdul Muthalib, ibunya bernama Fathimah binti Asad.  Sedang Rasullullah putra Abdullah bin Abdul Muthalib, ibunya Aminah binti Wahab, wanita yang berasal dari Yastrib, belakangan nama ini diubah menjadi : Madinah.  Abdullah merupakan anak bungsu Abdul Muthalib, yang nyawanya ditebus dengan 1000 ekor onta.  

     Jadi, Rasullullah dan Ali berasal dari 1 kakek yang sama, pemegang kunci Kabah dan pembagi air zam-zam :  Abdul Muthalib.   

-------------------


"Ada hajat apakah wahai putra pamanku?" sapa Rasullullah, setelah Ali duduk dihadapan nya 

" Aku hanya ingin mengunjungi dan melihat keadaan Mu ya Nabiallah, " : Jawab Ali.

Rasullulllah yang rupanya sudah mendapat perintah dan menunggu kedatangan calon menantunya ini, kemudian memanggil  putrinya , sambil berseru :

" Ya Fathimah putriku, keluarkan dan suguhkan 2 mangkuk  susu dan kurma , agar kami dapat menikmati nya, dan memuliakan tamu yang datang " 

Mendengar nama Fathimah, wajah Ali berubah merah karena malu, keringat nya mengucur dengan deras, dan kepala nya menunduk dalam, seperti ada seekor burung yang tengah bertengger diatasnya. 

Dengan reaksi itu, fahamlah Rasullullah, bahwa Ali punya hajat khusus selain kedatangannya yang hanya sekedar silaturrahmi.  

 

          Ketika Fathimah keluar dengan membawa 2 mangkuk susu dan segenggam kurma dalam wadah, kemudian menghidangkan nya, Ali terpaku seperti patung.

          Badannya  tegak dengan gagah nya, tapi muka nya menunduk jauh kedalam pangkuan, Ia tak berani menoleh atau mengubah posisi nya. Apalagi melirik Fathimah.  


Setelah Fathimah masuk kembali, Rasullullah kemudian menyapa Ali, 


" Minumlah susu ini, semoga ia menyegarkan badan dan fikiran " kata Beliau. 

"Ya Ali, kenapa  kau belum menikah dan berumah tangga?  adakah sesuatu yang menghalangi mu, barangkali aku dapat membantu?"  lanjut sang Nabi. 

" Ya Nabiallah, kau tahu keadaan ku, Aku tidak  memiliki apa - apa selain baju perang, pedang dan kuda, wanita mana yang akan menerima ku?" jawab Ali dengan menunduk. 

 "Sedangkan  sahabat anda, Abubakar dan Umar sudah mencoba nya, dan tidak memperolah keinginan mereka, apalagi pemuda miskin sepertiku ini ?"  sambung Ali 


" Apakah kau melamar putriku Fathimah wahai Ali?"  tanya Rasul


Sejarah Imam Ali 


 ###, - Pemuda  Ali  melamar Fathimah 


      (Alī bin Abī Thālib, saat itu usianya sekitar 20 -25 tahun (Arab: علي بن أﺑﻲ طالب, Persia: علی پسر ابو طالب)  lahir sekitar 13 Rajab 20 - 25 tahun SH - Sebelum Hijrah / atau tahun : 596- 601 Masehi di Mekah, - sebagian riwayat menyebutkan Ali lahir didalam Kabah, dan kemudian bayi Ali di adopsi Rasullullah karena beliau sudah menikah dengan Khadijah, 1 atau 2 tahun sebelum kelahiran Ali - 


      Ali hanya menunduk tak berani mengangkat mukanya. Ia hanya diam, dan mengangguk kecil dihadapan ayah angkat nya ini.  Berbagai perasaan berkecamuk dalam dadanya.  Meski Ali tahu, bahwa Rasul yang mulia tidak melihat harta dan jabatan dunia, pangkat dan kedudukan, karena di mata Beliau, semua manusia sama, hanya taqwa yang membedakan mereka, itu saja.  


     Dan hari ini, : 

          Ali yang tak pernah menyembah berhala, yang mengangkat tanganya ketika Rasul mencari pembela dan penerusnya, yang sholat pertama kali dibelakang bersama istrinya Khadijah ( ketika itu Ali masih berusia 10 atau 12 tahun ), dan yang bersedia tidur ditempat tidur Rasullullah ketika menjelang hijrah, ( artinya Ali mempersiapkan nyawanya sebagai penebus nyawa Rasullullah, Ali siap mati ), karena saat itu kaum kuffar Quraisy bermaksud membunuh Rasulllullah.  


        Inilah Ali yang tak pernah membantah atau mendebat Rasullullah sepanjang hayatnya. Apapun yang diperintahkan Rasullullah, dilaksanakannya. Dan apapun yang dilarang Rasullullah, ditinggalkannya.  Seperti Fathimah  yang lahir dari nutfah Rasullullah, maka Ali adalah anak didik Rasullullah, yang lahir dari nutfah pamanya.

       Ali mungkin tak  punya harta sebagaimana sahabat lainnya, tapi Ali memiliki jiwa dan raga, yang siap dipersembah kannya bagi perjuangan agama yang dibawa Rasullullah.  

Adakah kekayaan yang lebih besar dari ini ? 



###,- Pernikahan Agung sepanjang masa


    Rasullullah kemudian berkata :'" Barakallah, Marhaban ya Ali, aku akan menanyakan kepada Fathimah, mengenai hal ini, tunggulah, semoga Ia segera menjawabnya "  Rasul kemudian masuk menemui putrinya, dan menyampaikan hajat Ali yang ingin menyunting nya. 


    Fathimah menunduk dalam, wajahnya memerah karena malu, Ia hanya memainkan jari jemarinya, sambil tersenyum tipis. Fathimah kemudian menutupkan kedua tangannya kewajah.  Senyumlah adalah tanda kegembiraanya. Diamnya adalah tanda kerelaannya. 


Rasul memahami bahwa ini adalah persetujuan hati dari putrinya.  Barakallah. 


       Selang tak berapa lama setelah itu, pernikahan mereka di selenggarakan di kota Madinah.   Rasul memerintahkan Ali menjual baju perangnya untuk digunakan sebagai mahar, mas kawin, walimah dan membeli perlengkapan rumah tangga mereka.  Baju perang itu terjual seharga 400 dirham, dan itulah yang manjadi awal rumah tangga mulia ini. 


 Pernikahan agung sepanjang masa ini, tidak digelar dengan pesta pora glamour.

    Hanya kesederhanaan menyelimuti mereka. Karena pesta dan kemeriahan digelar di langit dan alam malakut, dirayakan oleh malaikat dan bidadari atas pernikahan suci seorang bidadari berujud manusia di bumi . Dia adalah fathimah binti Rasullullah.


       Kemuliaan Fathimah melekat sejak lahir ada pada dirinya. Bukan hanya karena putri Rasullullah, atau Istri Ali Al Murthada, atau ibunda 2 pemuda surga, atau karena ibu nya adalah Khadijah Al Qubra, atau karena memilki putri seperti Zainab Al kubra yang berani bersuara lantang dihadapan Ubaidillah Ibnu Ziyad, bahkan di istana kekaisaran Yazid bin Muawiyah, bukan itu saja, : 

" Fathimah mulia karena Ia adalah Fathimah"  



3. Berputra  2  pemuda surga


       Pernikahan agung ini  dipimpin langsung oleh Rasullullah dengan mengundang para sahabat  dan kaum kerabat dekatnya.  Ketika usai menikahkan mereka, Rasullullah  berdoa, yang hingga hari ini doa itu masih sering kita temukan dalam kartu undangan. 


   "Semoga Allah menghimpun ( umat ) yang terserak  dan memberkati mereka berdua, meningkatkan kualitas keturunannya, dan sebagai pembuka pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmah,  serta pemberi rasa aman bagi umat,"  doa Rasullullah untuk mereka berdua.  



2 Cucu laki - laki baginda Nabi - Gambar Ilustrasi



###, - Dikisahkan dari riwayat : (Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232)


##, Idul Fitri dengan roti gandum basi  ( Contoh Itsar ) 


        Pada saat malam Takbiran, 

       Sayyidina Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan Kurma. Beliau bersama istrinya, Sayyidah Fathimah az-Zahra, Sayyidina Ali menyiapkan tiga karung gandum dan dua karung Kurma. Terihat, Sayyidina Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fatimah menuntun Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein. 

Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin untuk disantuni.


        Esok harinya tiba Shalat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti Shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah. Selepas khutbah ‘Id selesai, keluarga Rasulullah Saw itu pulang ke rumah dengan wajah berseri-seri.


Sahabat beliau, 

          Ibnu Rafi’i bermaksud untuk mengucapkan selamat ‘Idul Fitri kepada keluarga putri Rasulullah Saw. Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yang dimakan oleh keluarga Rasulullah itu.


Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yang masih balita, dalam ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yang baunya tercium oleh sahabat Nabi itu. 


      Seketika itu Ibnu Rafi’i berucap Istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yang nyeri di sana. Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan butiran itu menetes di pipinya.


Kecamuk dalam dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rasulullah Saw. 

        Sesampainya tiba di depan Rasulullah, “Ya Rasulullah, ya Rasulullah, ya Rasulullah, putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i. “Ada apa wahai sahabatku?” tanya Rasulullah.


“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rasulullah. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”


“Kenapa keluargaku?”


“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa mengatakan semuanya.”


       Rasulullah Saw pun bergegas menuju rumah Sayyidah Fatimah. Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyidina Ali, Sayyidah Fatimah dan kedua putranya. 


Mata Rasulullah pun berlinang. Beliau menangis melihat keluarga putri tercinta dan dua cucunya yang hanya makan gandum basi dihari Raya Idul Fitri...😭


Di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak-enak. Keluarga Rasulullah Saw penuh tawa bahagia dengan hanya makan gandum yang baunya tercium tak sedap. 


    “Ya Allah, Allahumma Isyhad...Ya Allah, Allahumma Isyhad... (Ya Allah saksikanlah, saksikanlah) Di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yang basi. Mereka membela kaum papa, ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin. 

      Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi, asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yang lezat. Allahumma Isyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rasulullah berbisik lembut..


Sayyidah Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, sang ayah sedang berdiri tegak. “Duhai ayahnda, ada apa gerangan ayah menangis?” 


Rasulullah tak tahan mendengar pertanyaan itu. Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar,

“Surga untukmu, Nak...Surga untukmu.”


Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i, keluarga Rasulullah Saw pada hari ‘Idul Fitri menyantap makanan yang basi dan bau.


Ibnu Rafi’i berkata, 

      “Aku diperintahkan oleh Rasulullah Saw agar tidak menceritakan tradisi keluarganya setiap ‘Idul Fitri dan aku pun simpan kisah itu dalam hatiku.


           Namun, selepas Rasulullah Saw wafat, aku takut dituduh menyembunyikan Hadits, maka aku ceritakan hal ini agar menjadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.” 

Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammad Wa Alaa Aali Sayyidina Muhammad. -- Sumber :  (Musnad Imam Ahmad, jilid 2, hlm. 232). 

 

-------, Demikianlah : 


Keluarga  Fathimah dalam kitab klasik


Pernikahan ini menurunkan 4  orang anak, putra dan putri, : 

         1. Sayyidina Syarif Hasan Al Mujtaba, 

         2.Sayyidina Syarif  Husein AsSyahid, 

         3. Sayyidah Zainab Al Kubra, dan 

         4.Sayyidah Ummu Kaltsum.

 

     Hasan Al Mujtaba, atau  Al Hasan , dan Husein As Syahid, atau Al Husein mendapat kemuliaan dengan laqob : 2 pemuda pemimpin di surga, atau pemimpin pemuda surga.  

       Artinya pemimpin umat manusia di surga. Karena di surga tidak ditemukan orang tua, usia mereka semua sebaya, kira - kira usia 21 tahun di dunia ini bagi laki -laki, dan usia 18 tahun bagi wanita.  

     Lalu bagaimana dengan umat yang meracuni Al Hasan? dan umat yang mencincang tubuh Al Husain di padang tandus bernama Nainawa? "  Siapakah yang akan jadi pemimpinya nanti di surga?"  Masih adakah mereka? Ataukah sudah punah?  "  



Al Hasan dan Al Husein - Gambar Imajiner



Klik >> Bersambung Episode II


Catatan Referensi : 

Tarikh al-Khulafa jil. 1 hal.19; 

Syarh Nahjul Balaghah oleh Ibnu Abil Hadid al Mu’tazili.

Shahih Bukhori jil.3 hal. 36; 

Shahih Muslim jil. 2 hal. 72.

buku Wanita-Wanita Kebanggaan Islam (2015) karya Umar Ahmad al-Rawi, Sayyidah Fatimah wafat dalam usia 28 tahun.

Lesley Hazleton dalam After the Prophet: The Epic Story of the Shia-Sunni Split in Islam (2009

Siyar Alamin Nubala karya Adz-Dzahabi,

 Al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir, 

Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, 

Zad al-Ma'ad karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah; 

Raudhatul Anwar karya Shafiyyurahman al-Mubarakfuri

Berbagai sumber lainya