Jumat, 19 Agustus 2022

Daulah Umayyah II, : Yazid I, dan Peristiwa Karbala,

By : SAY Qadrie

Pustaka Sejarah Dunia Islam, : kurun 680 - 683 M /  48 - 51 H 

Kurun Pertama Masa Kekuasaan Keluarga Sufyani

Zaman kekuasaan Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan bin  Harb 


Dua putra Nabi ; Hasan dan Husein As Syibti
Syababil Ahlil Jannah
Ilustrasi 


Pengantar : 


Landasan Fikir :  Nash Qur"an dan Hadist Nabi 

--" Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan nya.”-- (QS.Al-Muddatstsir:38)


--"Wahai manusia bertakwalah kepada Tuhan mu dan takutlah pada hari yang ketika itu seorang bapak tidak dapat menolong anak nya, Dan seorang anak tidak dapat menolong bapak nya sedikitpun. 


   Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali - kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia dan " jangan sampai kamu terperdaya oleh 'PENIPU' dalam menaati Allah,"--. ( QS.Lukman, 31 : 33 )  



Muawiyah bin Abu Suftan , Mangkat : 


Setelah wafat Muawiyah pada: malam Jumat, 8 Rajab tahun 60 Hijriah di kota Damaskus, Syiria, dengan Yazid sebagai imam di sholat jenazah nya. Dalam wasiatnya,: 

"Muawiyah menunjuk putranya Yazid sebagai khalifah penerus nya".


     Nampaknya dalam hal ini, Muawiyah lebih cerdas dan lebih panjang cara berfikirnya, karena beliau berwasiat sebelum, wafat dan menunjuk putranya sebagai pelanjut kekuasaannya, 


    Yang mengherankan, kenapa Nabi tidak melakukan hal ini sebelum wafat beliau? Bahkan Nabi tidak berwasiat, tidak menunjuk penerusnya, tidak mempersiapkan pewaris risalahnya, tidak meninggalkan pesan, tidak meninggalkan catatan, membiarkan Al  Quran masih bertebaran, dan hadist masih berserakan, semua diserahkan kepada ummat. Katanya ?  Benarkah? 



Hadist Nabi : 


       Dinukil dari  kitab Musnadnya, dari Abu Dzar dia berkata dari hadits Nabi yang diriwayatkan Rowyani  :


“Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda:

 

 (( أول من يبدل سنتي رجل من بني أمية يقال له: يزيد ))

 

      “Orang pertama yang akan menentang sunnah ku ialah seorang lelaki dari Bani Umayyah yang bernama: ‘Yazid’.”


        Coba perhatikan Nash Quran dibawah ini ? 

        Hak "Ahl Baith Rasullullah"  : Dalam Nash Qur"an 


     "Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak meminta kepada kamu sebarang upah (imbalan) mengenai ajaran Islam yang aku sampaikan itu, (yang aku minta) hanyalah mencintai keluargaku (Ahlil Baith ku)" (Surah Asy-Syura: 23).


    "Nabi itu hendaknya lebih utama bagi orang Mukmin daripada diri mereka sendiri dan isterinya adalah menjadi ibu mereka." (Surah al-Ahzab: 6)


     Ahlul-bait mempunyai kedudukan mulia yang ditetapkan al-Quran seperti dalam ayat bermaksud: "Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa daripada kamu ahlul-bait dan mensucikan kamu sesucinya." (Surah al-Ahzab: 33)



 Ketika  Yazid bin Muawiyah  naik tahta : tahun   61-64 H / 680-683 

        Alhasil, setelah Yazid naik tahta, 

       Sayyidina Husen, Sayidina Abdullah bin Zubair, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas serta Abdullah bin Abu bakar, sepakat menolak penunjukan ini. 

        Atas dasar penolakan ini,

        Amarah dari Yazid yang saat itu baru naik tahta  di Syam mulai mendidih,


    Adapun Sayidina Husen dan Abdullah bin Zubair memutuskan untuk meninggalkan Madinah dan pergi ke Mekkah sebagai penentangan atas diangkatnya khalifah tersebut.


         Mereka berdua memasuki Makkah pada:  malam Jumat, 3 Sya’ban tahun 60 Hijriah dan memutuskan bermukim di sana sampai nanti keberangkatan Syyidina Husein dan keluarganya ke Irak "pada hari Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijjah tahun ke 60 Hijriah". Sekitar 50 tahun setelah wafatnya Rasullullah.


  Penolakan mereka ini mungkin berdasarkan pemahaman mereka, atas  Penjabaran  maksud ayat Qur"an diatas dan  hadis Rasullullah, sbb 


    "Belum sempurna iman seorang hamba Allah sebelum cintanya kepadaku melebihi cinta kepada dirinya sendiri; sebelum cintanya kepada keturunanku melebihi cinta kepada keturunannya sendiri; sebelum cintanya kepada ahli-baitku melebihi cinta kepada keluarganya sendiri; dan sebelum cinta nya kepada zatku melebihi cinta kepada zatnya sendiri." (Hadist Riwayat at-Tabrani).


     Nabi bersabda : "Kutinggalkan di tengah kalian dua pusaka (peninggalan): Kitabullah sebagai tali terentang antara langit dan bumi, dan keturunanku, Ahl Baith ku. Kedua-duanya itu tidak akan terpisah hingga kembali kepadaku di Haud (Telaga Nabi di syurga)." (Hadis riwayat Ahmad)



Pasca Peristiwa Karbala 
Setelah Syahidnya Husein bin Ali



II.2. Yazid I, bin Muawiyah, : 61-64 H / 680-683 M -  3 tahun


     Karen Amstrong dalam Sepintas Sejarah Islam (2000) menyebut  peristiwa  Karbala zaman Yazid ini sebagai "fitnah" yang melanda dunia Islam. Dan Perang Karbala pula yang menjadi puncak permusuhan itu menjadi "batu tapal" dimulainya keterbelahan antara kaum "pengikut kebijakan penguasa" dan "pengikut Ahl Baith Rasullullah " secara luas di seluruh dunia.


      Bencana agama ini bermula ketika, naiknya Yazid sebagai penguasa baru yang berkedudukan di Damaskus, Syam, segera mengintai keselamatan Husein yang tinggal di Madinah. 

Mata-mata berkeliaran mengawasi gerak-gerik cucu Rasulullah tersebut.


Demi keselamatan, ia beserta keluarganya akhirnya pindah ke Makkah.



Psykologi masyarakat Kufah :


  Penduduk Kufah yang semula daerahnya dijadikan pusat pemerintahan kekhalifahan, zaman Khalifah Ali, merasa kecewa dengan kepemimpinan Yazid. Mereka mengharapkan perubahan, dan harapan itu mereka sandarkan kepada Husein.


    Mereka lalu meminta Husein untuk pergi ke Kufah untuk mereka baiat sebagai khalifah. Dalam surat permintaan yang diterima Husein, mereka menyatakan bahwa lebih dari 100.000 penduduk Muslimin Kufah telah siap menerima kedatangannya. 


     Meski kabar tersebut merupakan angin segar bagi Husein karena ternyata ada dukungan yang begitu besar untuk menghadapi kezaliman Yazid, tapi ia tak buru-buru menerima permintaan tersebut. Karena penduduk kufah dikenal kurang teguh dalam pendirian, mudah ragu, dan takut dengan  ancaman, apalagi kematian,  Meski tetap ada yang baik dan setia, tentunya. 


   Mula-mula ia mengutus Muslim bin Aqil pergi ke Kufah untuk memperoleh keterangan yang pasti tentang keadaan yang sebenarnya. Tak lama setelah tiba di Kufah, Muslim bin ‘Aqil menulis surat kepada Husein yang isinya menginformasikan bahwa penduduk Kufah telah bulat untuk membaiat Husein sebagai khalifah.


     Namun, kabar kedatangan Muslim bin ‘Aqil ke Kufah dan rencana pembaiatan Husein sebagai khalifah terdengar oleh Yazid. Ia lalu mengganti kepada daerah Kufah, "Nu’man bin Bisyr "dengan "Ubaidillah bin Ziyad" yang terkenal kejam, sangat membenci Ali, diyakini sebagai "Kaum Nashibi" meski mereka mengaku ber -agama Islam sebagaimana Yazid sang penguasa, 


    Pergantian kepala daerah tersebut membuat penduduk Kufah ketakutan, 


          Dan nasib Muslim bin ‘Aqil pun diintai marabahaya, ... 

         Satu persatu memisahkan diri darinya. Pasukan kecil ini kemudian menuju masjid kufah dan Muslim bertindak sebagai imamnya. Ketika memberi salam, dan melihat kebelakang, Muslim hanya tersisa sendirian ditempat itu. 


         "Muslim"mencoba bersembunyi di rumah penduduk, tapi mata - mata Ibnu Ziyad berhasil mencium keberadaan Muslim. Ketika pasukan datang untuk menangkapnya, Muslim mengadakan perlawanan mati -matian. Akan tetapi Ia hanya sendirian dan kelelahan melawan banyaknya jumlah pasukan, akhirnya Muslim bin ‘Aqil tertangkap dan dibawa kehadapan Ibn Ziyad di istana kufah. 


        Sebelum dibunuh Ibn Ziyad sempat mengejek nya sebagai "Kelompok yang tak tahu diri, dan merasa suci" Ibn Ziad kemudian memerintahkan pasukannya agar membawa Muslim bin Aqil keatas menara , kemudian melemparkan jasadnya kebawah dari ketinggian. 


       "Muslim bin Aqil bin Abi Thalib" syahid dengan kepala pecah, dan tulang belulang remuk,  ditangan  Ubaidillah bin Ziyad, salah satu pentolan Nashibi ini. Ubaidillah merupakan salah satu Algojo bani Umayyah, selain Hajjaj bin Yusuf yang kekejamannya kepada keluarga Nabi menjadi legenda sejarah. 

            Inna lillah wa ina ilaihi rajiuuun , ....

------------------------


Gambar Ilustrasi : Kafilah  




Sayyidina Husein tak dapat berita : 


       Sayangnya, situasi Kufah yang telah berubah drastis dan terbunuhnya Muslim bin ‘Aqil tak segera diketahui Husein.


      Kabar yang ia terima lewat surat yang dikirimkan utusan Muslim bin Aqil, tempo hari, membuat Husein yakin untuk berangkat ke Kufah. Sejumlah sahabat dan keluarga Husein menasihatinya agar ia membatalkan niatnya untuk berangkat ke Kufah. 


           Mereka mencemaskan Husein dan ragu akan sikap penduduk Kufah.


    “Aku khawatir kalau mereka membohongimu dan akan membiarkanmu menghadapi musuh seorang diri, bahkan tidak mustahil mereka akan berbalik menghantammu dan akan berlaku kejam terhadap keluargamu,” Kata Abdullah bin Abbas, saudara Husein.


          Nasihat serupa disampaikan juga oleh Abdullah bin Ja’far, ipar Husein. 


      Ia tergesa-gesa menulis surat dari Madinah dan diantarkan langsung oleh kedua orang anak laki-lakinya kepada Husein. 


       “Aku minta dengan sangat supaya anda membatalkan rencana keberangkatan ke Kufah setelah menerima suratku ini. Aku benar-benar khawatir kalau niat anda itu akan mengakibatkan anda binasa bersama segenap anggota keluarga anda. Kalau hal itu sampai terjadi, maka padamlah cahaya di permukaan bumi ini. Ingatlah, bahwa diri anda sesungguhnya adalah lambang semua orang beriman,” tulis Abdullah bin Ja’far.


Syahidnya Zuhair Al Qain 
perisai hidup shalat terakhir Karbala


Pembantaian Karbala


        Namun, semua nasihat dan kekhawatiran yang terpancar dari keluarga dan para sahabatnya tidak berhasil membatalkan niat Husein untuk pergi ke Kufah.


     Sebelum berangkat, Husein sempat berkata, : 


   " Aku bangkit untuk kemaslahatan ummat kakekku. Bukan untuk kekuasaan, atau selainnya"  Menegakkan Nahi Munkar, dan menghidupkan Amar Ma"ruf yang sesuai dengan syariat kakekku Muhammad !"  Aku melihat kebatilan yang sudah merajalela. Kebenaran tak lagi diamalkan. Syariat kakekku telah bercampur baur dengan keyakinan pagan !"  


      Menarik untuk dicermati, artinya Imam Husein melihat ada mudharat yang mengancam dan membahayakan risalah kakeknya Muhammad Rasullullah. Tapi apa? Apa yang terjadi sepeninggal Nabi? Apa yang terjadi sepeninggal Ali? Apa kejadian setelah Hasan syahid diracun oleh penguasa, bahkan melalui tangan "Ja'dah" istrinya sendiri?  


      Apakah ini ada hubungan dengan khutbah "Syiqsyiqiyah Imam Ali " yang terkenal itu ? Apakah ada korelasi antara Husein putra Ali, dengan perkataan Ali dibawah ini ?  : 


         Berkata Amirul Mukminin, Imam Ali bin Abi Thalib, : 


     "Setiap ayat yang turun kepada Rasullullah, pasti dibacakan kepadaku, kemudian aku menulisnya dengan tanganku sendiri. Nabi mengajarkanku takwil ayat tersebut, tafsir, nasikh, dan mansukhnya, muhkam dan mutasyabihnya,.


   Kemudian Nabi berdoa kepada Allah agar aku dapat memahami apa yang diajarkannya. Aku tidak pernah lupa sebuah ayat dari al Quran , bahkan sebuah ilmu yang kutulis lewat ajaran Nabi. 


   "Allah telah mengajarkan kepada Nabi segala sesuatu, baik halal dan haram, perintah dan larangan, apa yang telah terjadi atau yang akan terjadi, yang berkaitan dengan ketaatan atau kemaksiatan, pasti Nabi  mengajarkannya kepadaku, dan aku menghapalkannya. 


     " Aku tidak pernah lupa, walaupun satu huruf !" 


Pernyataan ini menggambarkan bahwa Al Quran dan hadist Nabi, sudah ditulis, disusun dan dirapikan sejak zaman Nabi. Tapi mengapa dalam sejarah disebutkan   Al Quran baru dibukukan di zaman Khalifah Usman bin Affan, jauh kemudian?  Bahkan Hadist baru dikumpulkn dan dibakukan setelah 80 - 85 tahun kemudian, dari rentang wafatnya sang Nabi Islam ini ? 





Sayyidina Husein berangkat menuju Karbala ,

Demikianlah, .......

Pada 8 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah, ....

    Keharuan menyelimuti penduduk Makkah saat mereka akhirnya terpaksa melepas Husein dan rombongannya yang hendak menuju Kufah pada 8 Zulhijah tahun ke-60 Hijriyah, hari tarwiyah, 2 hari menjelang wukuf di Arafah. Mengapa?  


       Sebelum tiba di Kufah, 


     Husein mengutus "Qeis bin Mashar As-Saidawiy" untuk pergi ke kota tersebut, untuk memastikan kembali situasi Kufah. Namun nahas, Qeis bin Mashar As-Saidawiy tertangkap Ubaidillah bin Ziyad dan pasukannya, lalu ia dibunuh.


      Saat "Qeis bin Mashar As-Saidawiy" pergi menjalankan perintahnya, datang kabar kepada Husein tentang kematian Muslim bin ‘Aqil dan situasi Kufah yang telah berubah. Namun, Husein beserta  rombongan sudah terlanjur berada ditengah gurun yang jauh dari Mekkah dan jauh dari Madinah.


Rombongan Husein tiba di Karbala pada :  2 Huharram 61 Hijriyah, 680 Masehi


      Di bawah pengawasan ketat pasukan berkuda utusan Ubaidillah bin Ziyad yang dipimpin oleh "Al-Hurr bin Yazid At-Tamimiy", beranggotakan sekitar 1000 orang. 


    Sementara Ubaidillah bin Ziyad sang kepala daerah Kufah ( Gubernur bani Umayyah ) kemudian menyiapkan pasukan tempur "berkekuatan 4000 orang" dengan persenjataan lengkap yang dipimpin oleh "Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash".


Pada 10 Muharam 61 Hijriyah atau 10 Oktober 680 Masehi, 


       Tepat bulan ini, Muharram 1444 Hijriah, sekitar  1383 tahun lalu, 4000 pasukan yang dipimpin Umar bin Sa’ad bin Abi Waqqash mengepung kabilah Husein di tepi sungai furat, dan memutus pasokan air mereka. Pasukan Mereka kemudian menyerbu rombongan Husein yang hanya berkekuatan kurang dari 100 orang, beberapa menyebut 72 orang; 32 orang prajurit berkuda dan 40 orang pejalan kaki, selebihnya terdiri dari anak-anak dan perempuan.  


       Dengan kondisi haus yang mencekik kerongkongan setelah 8 hari dikepung dan diblokade dari akses ke sungai furat, keluarga Muhammad ini mengalami perlakuan yang sangat tidak manusiawi dari pasukan Syam yang juga membawa bendera bertulisan " Laila haillallah,!!"


       Pasukan Husein bertempur satu persatu merangsek menghadapi hujan panah, lembing, tombak, dan ayunan pedang pasukan musuh dari kaum Nashibi. Namun, mereka akhirnya satu persatu gugur sebagai syuhada. Mereka memilih terbunuh di jalan kebenaran yang dikibarkan keluarga "Ahl Baith" Muhammad sang Nabi.  


Syahidnya Wahab sang "Nasrani" 



     Setelah pasukannya habis, akhirnya Husein pun dibunuh. 


   Kepalanya dipancung, ditancapkan diujung tombak, jasadnya di injak - injak dengan ratusan kuda, hingga hancur tak berbentuk, kemudian dibiarkan dan ditinggalkan begitu saja di tengah sahara. 

     Tak disholatkan, tak dikuburkan.


   Tragis, begitu cepat "ummat Muhammad" melupakan bahwa mereka ini adalah " Keluarga Muhammad"   Bagian dari "Ahl Baith Nabi "  Yang telah disucikan oleh Quran, surah Al Ahzab, ayat 33 itu. Mereka adalah "Ahl Kisa " yang diselimuti  Nabi dan di doakan beliau. Baru 50 tahun sepeninggal wafatnya Muhammad , ummat Islam sudah lupa  pesan nabi mereka? 


    "Ummat Muhammad"  telah membunuh  bagian dari darah dan daging Muhammad,  ditambah dengan menjadikan mereka tawanan. Mereka sudah lupa pada ucapan datuknya :  " Husein minni, wa Ana min Husein" -  Husein dari Ku, dan Aku dari Husein" -  

      Bagaimana mereka ini masih berharap syafaat ? 


Keutamaan Sayyidina Husein : 

      Perhatikan riwayat berikut ini, :   

     Rasulullah saw saat di rumah Ummu Salamah - istrinya- Beliau mendapatkan pesan penting dari Allah swt tentang beberapa orang dari sanak kerabatnya.     Karena itu, dia menegaskan kepada istrinya tersebut agar tidak mengizinkan siapapun untuk masuk. 


    Dari sisi lain, pada hari tersebut, Fatimah sa putri Rasulullah saw hendak menyiapkan makanan yang pantas yaitu Ashidah (sejenis bubur) untuk ayahanda nya. 

   Fathimah menyiapkan makanan tersebut di sebuah panci batu kecil dan meletakkannya di atas nampan dan membawakannya untuk ayahandanya. 

       Ummu Salamah berkata, "saya tidak dapat menghalangi masuknya Fatimah".

     Rasulullah saw berkata kepada putrinya, "silakan panggil suami dan dua putramu dan kemarilah bersama mereka ". 


      Fatimah sa pun bergegas pulang dan kembali ke rumah ayahandanya bersama suami dan dua orang putranya, Hasan dan Husein, dimana pada waktu itu mereka berdua masih kecil. 

     Dengan isyarat Rasulullah saw, Ummu Salamah kemudian berdiri dan sibuk melakukan salat di sebuah sudut ruangan. 


     Rasulullah saw kemudian duduk di jamuan Fatimah bersama Ali, Fatimah dan kedua putranya, Hasan dan Husain. 

   Beliau kemudian menutupkan kain Khaibar (kain tenunan masyarakat Khaibar) di atas kepala menantu, putri dan kedua putranya dan dengan tangan kanan menengadah ke langit seraya bersabda: 

     "Ya Allah! mereka adalah Ahlulbaitku. Hapuskanlah segala dosa dan kotoran dari mereka dan sucikanlah mereka sesuci-sucinya".


Kemudian Malaikat Jibril pun turun dan membacakan ayat Tathir,


نَّمَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا﴿


      "Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya" (Q.S. Al-Ahzab: 33).


      Ummu Salamah maju ke depan dan mengangkat ujung kain, namun Rasulullah saw mengambil kain dari tangannya dan mencegahnya untuk masuk dalam kumpulan Ahlulbait nya.

      Ummu Salamah berkata:" Tidakkah aku dalam barisan Ahlulbait? 

Rasul menjawab, kamu dalam kebaikan, kamu termasuk salah seorang istri Nabi.


Ilustrasi



     Akan tetapi, dalam peristiwa Karbala, .........

    Keluarga mulia Husein yang tersisa, kemudian  di rantai kaki dan tangan mereka, dilecuti sepanjang jalan, digiring seperti binatang, menuju istana Ubaidillah di Kufah, dilanjutkan digiring ke Damaskus, sejauh 600 kilometer dari Karbala. Meskipun disitu ada "Ali Zainal Abidin" dalam kondisi sakit parah sekalipun !  

       Dan beberapa anak kecil, bersama para wanita.  

      Rupanya ummat Islam sudah kehilangan rasa kasih sayang dan welas asihnya, berganti dengan kekejaman dan keinginan syahwat berkuasa serta cinta harta dan dunia. Bahkan kepada keluarga Nabi nya !


     Karbala merupakan kelanjutan dari riwayat panjang tentang perselisihan dan perpecahan kaum Muslimin sepeninggal Rasulullah.  Ummat Muhammad telah berubah menjadi pembunuh Muhammad.


     Peristiwa Karbala, menunjukkan kepada kita, Ummat Muhammad setelahnya, bahwa "Kaum Nashibi" pembenci keluarga "Ahl Baith Nabi" memang ada, dan semakin mengkristal ketika bani Umayyah berkuasa, kemudian bentuk  nyata dengan membunuh "Husein putra Zahra, salah satu Ahl Baith Nabi, Ahl Kisa", sebagaimana kejadian ini,  


   Peristiwa Karbala adalah pengulangan  sejarah perang Khandaq, ketika Rasullullah bersabda :" Hari ini Islam seutuhnya melawan kekafiran seutuhnya" Dalam perang Khandaq, Muhammad berhadapan dengan koalisi pimpinan Abu Sufyan, kakek Yazid dan ayah Muawiyah.


      Karbala adalah batu tapal antara pasukan setan Vs pasukan Tuhan. Antara kebenaran berhadapan dengan kesesatan. Antara Islam ala Yazidi dan Islam Muhammadi. Antara kesahidan dan mati sia - sia. Antara pemuja dunia dan harta dengan pemuja Allah. Antara agama tauhid dengan agama pagan,  penyembah penguasa dan berhala yang mendekam dihati dan kepala mereka.    


     Di Karbala, sejarah mencatat, : Husein cucu Muhammad putra Ali dan Fathimah, dibantai oleh cucu Abu Sufyan dan putra Muawiyah"  Kenapa ? Karena mereka berhasil berkuasa  dan menguasai warisan Muhammad "Menjadi pemimpin masyarakat, mengenakan jubah Khalifatul Mukminin "  yang memang lepas dari tangan "Ali dan Fathimah" sejak hari pertama Rasullullah menutup mata di Madinah, di Saqifah bani Saidah, lima puluh tahun sebelum "Karbala" 


   Jika  harta dan kepemimpinan  tak boleh diwariskan, semua yang ditinggalkan menjadi hak ummat,  lalu mengapa Muawiyah mewariskan harta dan jubahnya kepada Yazid?   


   Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali - kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia dan " jangan sampai kamu terperdaya oleh "PENIPU" dalam ( upaya )  mena'ati Allah,"--. ( QS.Lukman, 31 : 33 )  



---------------------------------------------


Apa kata ulama dalam kitab klasik
mengenai peristiwa ini ?
simak pejelasannya



Mereka yang Syahid di Karbala, 


Inilah Daftar lengkap kaum kerabat Ali bin Abi Thalib, dan Ahl Baith Nabi, 

Yang dijadikan "domba"  dan disembelih bani Umayyah, 


28 syuhada Karbala merupakan keturunan dari ketiga putra ABU THALIB yaitu,


SYUHADA DARI PUTRA  AL-IMAM ALI BIN ABI THALIB as


1. Imam Husein bin Ali bin Abi Thalib, 2. Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, 3. Abdullah (bayi) bin Husein bin Ali, 4. Al Abbas bin Ali, 5. Amr bin Ali, 6. Ibrahim bin Ali, 7. Ja'far bin Ali, 8. Usman bin Ali, 9. Abdullah, 10. Muh. Asghar bin Ali, 11. Abubakar bin Ali, 12. Qasim bin Hasan bin Ali, 13. Abdullah Bin Hasan Bin Ali, 14. Bisyr Bin Hasan Bin Ali, 15. Ahmad Bin Hasan Bin Ali, 16. Amr Bin Hasan Bin Ali

 


 SYUHADA DARI PUTRA AQIL BIN ABI THALIB :


17. Muslim bin Aqil, 18. Oun bin Aqil, 19. Abdulrahman bin Aqil, 20. Ja'far Bin Aqil, 21. Abdullah Al Akbar bin Aqil, 22. Muhammad Bin Said bin Abi Ahwal bin Aqil, 23. Ja'far Bin Muhammad bin Aqil, 24. Muhammad Bin Muslim bin Aqil, 25. Abdullah Bin Muslim bin Aqil

 

SYUHADA DARI PUTRA  JA'FAR BIN ALI BIN ABI THALIB :

26. Oun bin Abdullah bin Ja'far, 27. Muhammad bin Abdullah bin Ja'far, 28. Qasim bin Muhammad bin Ja'far


Dalam hadis Rasullullah, disebutkan : 


    "Belum sempurna iman seorang hamba Allah sebelum cintanya kepadaku melebihi cinta kepada dirinya sendiri; sebelum cintanya kepada keturunanku melebihi cinta kepada keturunannya sendiri; sebelum cintanya kepada ahli-baitku melebihi cinta kepada keluarganya sendiri; dan sebelum cinta nya kepada zatku melebihi cinta kepada zatnya sendiri." (Hadist Riwayat at-Tabrani).


     Nabi bersabda : "Kutinggalkan di tengah kalian dua pusaka (peninggalan): Kitabullah sebagai tali terentang antara langit dan bumi, dan keturunanku, Ahl Baith ku. Kedua-duanya itu tidak akan terpisah hingga kembali kepadaku di Haud (Telaga Nabi di syurga)." (Hadis riwayat Ahmad)


Klik > : Baca disini pembahasan detailnya Hadist Itraty atau Sunnati




Syahidnya Abbas bin Ali 



Daftar nama para Syahid Karbala dan Kufah

 

Berikut daftar para syahid di Karbala dan Kufah selengkapnya :

1. Abu Bakr bin Ali bin Abi Thalib :  

   Dia dipanggil Muhammad Ashghar atau Abdullah dari Ibu Laila binti Mas’ud bin Hanzalah bin Manats bin Tamim.

2. Abu Bakr bin Hasan bin Ali [bin Abi Thalib]

3. Abdul Hatuf Anshari dan saudaranya

4. Sa’d (kedunya putra Hurr) Keduanya [no 3 dan 4] berasal dari Kufah yang bergabung dengan Imam Husain di Karbala.

5. Adham bin Umayah al-Abdi  Ia adalah putra Ubaidah, yang ayahnya pengikut setia Nabi saw.

6. Aslam, budak yang dibeli dan dibebaskan oleh Imam 

7. Anas bin Hars Kahili, bin Baniah bin Kahli, yang termasuk salah seorang sahabat Nabi saw.

8. Burair Zibe Khozair Hamdani: 

    Seorang tua yang saleh dan pengikut setia Amirul Mukminin Imam Ali, salah seorang bangsawan terpandang Kufah. Ia adalah orang yang datang kepada Imam Husain agar mengizinkannya mendapatkan syahadah yang ia inginkan di jalan Allah dan memperlihatkan wajahnya kepada Nabi saw pada hari Kiamat.

9. Umaya bin Sa’d at-Thai : Ia termasuk sahabat Imam Ali as

10. Basyr bin Amrual Hazrami, termasuk salah seorang pengikut setia Nabi saw.

11. Bakr bin Hayy at-Taimi : Ia termasuk orang Bani Taim yang datang ke hadapan Imam  dan bersedia syahid di jalan Tuhan.

12. Jabib bin Hajjaj at-Taimi : 

      Ia pengikut Muslim bin Aqil di Kufah. Sejak Muslim ditahan, ia menyembunyikan diri sampai Imam Husain tiba di Karbala dan melaporkan diri ke Imam  dan mendapatkan kesyahidan.

13. Jibilats bin Ali Syaibani

Ia sahabat Imam Ali yang ikut serta dalam Perang Shiffin.

14. Jafar bin Aqil bin Abi Thalib : Saudara ketiga Abbas, pembawa panji Imam 

15. Jafar bin Aqil bin Abi Thalib : Saudara Muslim bin Aqil, deputi Imam di Kufah

16. Jinadat bin Ka’b Anshari Khazraji : Bersama putranya, yang syahid di Karbala, ia termasuk pengikut setia Imam Husain

17. Jundab bin Muji Khaulani:

      Salah seorang pendukung Imam Ali yang datang kepada Imam dan jatuh di kaki sang Imam dan berdoa untuk diizinkan syahid.

18. Jaun :  Budak yang dibebaskan oleh Abu Dzar. Setelah kematian Abu Dzar, Jaun bergabung dengan  Hasan bin Ali, dan setelah itu mendampingi Imam Husain dan datang ke Karbala dengan Imam. Ia digembleng oleh Abu Dzar.

19. Jaun bin Maliki Tamimi. : Semula anggota pasukan Yazid lalu akhirnya bergabung dengan pasukan Imam Husain 

20. Hars : Budak yang dibebaskan oleh Hamza, pamanda Nabi saw, yang menyertai Imam Husain ke Karbala dan akhirnya syahid.

21. Habsyi bin Qais Nahmi : Termasuk kabilah Hamdan. Kakeknya adalah pengikut setia Nabi saw.

22. Hars bin Amra Qais al-Kindi  : 

     Seorang bangsawan pemberani dari Arabia. 

    Ia menyusup ke pasukan lawan dan menemukan paman nya sendiri di sana.

   Paman nya bertanya, “Apakah kau datang untuk membunuhku?” Ia menjawab, “Ya, engkau adalah paman ku, tak ragu lagi. Tetapi Allah adalah Tuhanku. Engkau ada di sini untuk menentang-Nya.’ Lalu ia membunuh paman nya. Bersamanya, tiga orang lain bergabung dengan Imam dan mereka menjadi syahid.

23. Habib bin Amir Taimi : Dia adalah yang berbaiat kepada Imam di tangan Muslim bin Aqil yang syahid di Kufah. Habib meninggalkan Kufah dan bergabung dengan Imam selama perjalanannya ke Karbala dan mencapai kesyahidan..

24. Habib bin Muzhahir al-Asadi : Dia dikenal sebagai Habib bin Muzhahir bin Ri’ab bin Asytar dari garis keturunan Asad Abdul Qasim al-Asadi.

25. Hajjaji bin Badr Sa’di : Ia dari Basra dari kabilah Bani Sa’d, seorang bangsawan terkemuka di Kufah. Ia adalah orang yang membawa pesan-pesan Imam as kepada orang-orang yang setia dari kalangan Ahlulbait di Kufah..

26. Hajjaji bin Masruq Jufi  : Sahabat setia Imam Ali.

27. Hurr bin Yazid Riyahi  :  

      Ia putra Yazid bin Najiyah bin Qanab bin Yatib bin Hurr dari garis Yarboir Riyahi. Seorang pemberani dari Kufah, ksatria berpengalaman yang secara khusus dipilih Ibn Ziyad untuk memerangi Imam Husain. 

      Ia termasuk orang yang menghalangi jalan Imam Husain dekat Kufah, namun ia tak pernah percaya bahwa rencana Ibn Ziyad adalah mengakhiri Imam Husain.

    Ketika di Karbala, Hurr meninggalkan pasukan lawan dan bergabung dengan Imam  untuk meminta ampun atas perilakunya yang keliru.

    Imam  menjawab, “Hurr, sebagaimana ibumu menamaimu Hurr, orang yang merdeka, engkau merdeka di dunia dan di akhirat.” Hurr adalah syahid paling terkenal di jalan Allah.

28. Hallas bi Amr Rasibi : Ia anak Amr Rasibi, seorang pengikut setia Imam Ali.

29. Hanzhalah bin Asadus Shabami : Ia termasuk orang yang membawa pesan peringatan dari Imam Husain ke Ibn Sa’d di Karbala.

30. Rafi,: budak yang dibebaskan oleh Muslim Azdi. Ia datang sukarela untuk bergabung dengan pasukan Imam.

31. Zawir bin Amr al-Kindi : Seorang pengikut tulus Ahlulbait, sahabat setia Imam Husain.

32. Zuhair al-Qain Bijilly :  

      Ia pemimpin kabilah, seorang yang tokoh yang berpengaruh di Kufah. 

     Semula, ia setia kepada Khalifah Utsman, tetapi ketika sekembalinya dari haji ia bertemu dengan Imam Husain diperjalanan. Sejak itu, ia menjadi pengikut Imam yang setia. Ia termasuk orang yang mengucapkan selamat tinggal kepada istrinya, "Dalham binti Amr" dengan cara menceraikannya. Istrinya kembali kepada keluarganya, sementara ia bergabung dengan Imam  hingga syahid.

33. Ziyad bin Arib Saidi : Putra Arib ini adalah sahabat setia Nabi saw. Ia termasuk ahli hadis, seorang yang mempunyai pribadi mulia yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

34. Salim, : budak yang dibebaskan dari Amir Abdi. Ia pengikut setia Imam Ali dari Basrah.

35. Sa’d bin Hars dan Abul Hatuf bin Hars Ansari : 

      Dua saudara kembar ini datang dari Kufah yang awalnya bergabung dengan pasukan musuh untuk memerangi Imam Husain. Belakangan, kedua meninggalkan barisan Yazid dan bergabung dengan pasukan Imam 

36. Sa’d, budak yang dibebaskan oleh Imam Ali. : Setelah kesyahidan Imam Ali, ia tetap setia Hasan. Setelah kesyahidan Hasan, ia tetap setia kepada Imam Husain hingga kesyahidannya.

37. Sa’d, : budak yang dibebaskan oleh Amr bin Khalid : Ia memilih syahid demi kebenaran. Ia seorang pribadi mulia yang penuh kesetiaan.

38. Sayid bin Abdullah Hanafi :  

   Seorang pribadi mulia, pemberani, dan berpengaruh dari Kufah. Ia sangat membantu Muslim bin Aqil di Kufah, karena ia membawa surat Muslim dari Kufah kepada Imam Husain dan tetap bersama Imam sampai kesyahidannya. Dengan dadanya, ia menahan serangan anak-anak panah dari pasukan Yazid yang ditujukan kepada Imam Husain yang tengah shalat hingga ia syahid..

39. Salman bin Mazarih bin Qais Ammari al-Bijjili :  Sepupu Zuhair al-Qain. 

     Ia pergi ke Mekah dengan Zuhair dan sepulang nya dari sana, ia memutuskan untuk bergabung dengan Imam Husain.

40. Sulaiman bin Razin,:  budak yang dibebaskan Imam Husain. : Ia membawa surat Imam Husain kepada para pencinta Ahlulbait di Basrah. Ibn Ziyad, gubernur Basrah,menangkap nya dan akhirnya, pembantu setia Imam Husain ini syahid.

41. Sawar bin Manyim Nahmi : Ia mengembara ke seluruh Irak untuk bergabung dengan pasukan Imam Husain.

42. Suwaid bin Amr bin Abil Mataa Ammari al-Khasymi :

   Ketika ia berperang, ia mengalami luka serius hingga pingsan. Para musuh mengira bahwa ia tewas, sehingga meninggalkannya. Tetapi ketika ia siuman dan mendengar kegembiraan pasukan Yazid karena Imam terbunuh, ia bangkit lagi dan berperang hingga mencapai kesyahidan.

43. Saif bin Hars al-Jabiri dan Malik : Dua sepupu ini dari Kufah bergabung dengan Imam hingga syahid.

44. Saif bin Malik Abdi al-Basri

45. Syabib. : Seorang budak yang sudah merdeka dan yang mengalami serangan pertama dari musuh.

46. Syuaib Syakiri

47. Zarghamah bin Malik Taghlabi

48. Aidh bin Majma al-Aazi : Ia termasuk salah seorang anggota pasukan Hurr yang bergabung dengan Imam 

49. Abis bin Abi Syabib Syakiri

50. Amir bi Muslim : Bersama Salim, ia adalah pengikut setia Imam Ali dari Basrah.

51. Abbas bin Ali bin Abi Thalib, “Rembulan Bani Hasyim” : Kepahlawanan putra Ali dari Ummul Banin ini dalam mencarikan air buat kaum perempuan Bani Hasyim sangat legendaris. Dialah pembawa panji Imam Husain.

52. Abdullah bin Husain, atau dikenai Ali Asghar : Bayi enam bulan ini terbunuh di pangkuan ayahnya akibat sambaran anak panah pasukan musuh ketika sang Ayah meminta air kepada musuh.

53.Abdullah bin Hasan bin Ali : Putra kedua Hasan ini adalah seorang yang amat beliau kasihi yang keluar dari tenda demi menyelamatkan paman nya yang terluka. Apa lacur, musuh membunuh nya persis di depan Imam 

54. Abdullah bin Busyr Khasyami : Seorang anggota pasukan Ibn Sa’d yang keluar untuk bergabung dengan Imam 

55. Abdullah bin Umair Kalbi : Bersama istrinya, ia datang ke Kufah dari Madinah untuk bergabung dengan Imam. Saat suaminya syahid, istrinya duduk di depan tubuh  suami nya seraya berkata, “Wahai Abdullah, engkau telah masuk surga, kini bawalah aku bersamamu.” Belum selesai ratapan nya, budak Syimir melayangkan kapaknya hingga akhir nya syahid.

56. Abdul Rahman dan Abdullah, putra Urwah bin Harraq al-Ghiffari

57. Abdullah bin Muslim bin Aqil

58. Abdullah bin Yaqtar Himyari

59. Abdul Qais Basri al-Abdi

60. Abdul ‘Ala bin Yazid al-Kalbi al-Alimi

61. Abdurrahman bin Abdul Rabb Ansari Khazriji

62. Abdurrahman bin Aqil bin Abi Thalib

63. Abdurrahman Arhabi

64. Abdurrahman bin Mas’ud at-Taimi

65. Utsman bin Ali bin Abi Thalib

Saudara Abbas, putra ketiga Ummul Banin.

66. Umar bin Janad Ansari

67. Ali Akbar, putra Imam Husain : Putra Imam yang berumur 18 tahun ini sangat menyerupai Nabi saw sehingga dijuluki Ahmad Tsani ( Muhammad Kedua ).

68. Umar bin Zabiah az-Zabiyi : Mantan anggota pasukan Ibnu Sa’d yang akhirnya bergabung dengan Imam Husain.

69. Amr bin Khalid Saidawi

70. Amr bin Abdullah Jundayi

71. Amr bin Qarta Ansari

72. Amr bin Hab Abu Tsamama al-Sai’di

73. Amr bin Hasan at-Tali

74. Aun dan Muhammad (putra Abdullah bin Jafar ath-Thayyar) : 

     Kedua anak Zainab binti Imam Ali ini masing-masing berumur 9 dan 10 tahun. Aun putra kandung Zainab, sementara Muhammad putra dari Khausah, istri lain dari suami Zainab Abdullah bin Jafar ath-Thayyar.

     Zainab memohon kepada kakaknya, Imam Husain, untuk membebaskan mereka dari musuh. Tepat saat itu, pasukan musuh membunuh kedua bocah mulia di depan ibunya.

75. Qarib

76. Qasim bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib : Ketika Qasim berusia 14 tahun meminta izin untuk pergi, dilaporkan bahwa Imam Husain ingat akan keinginan saudaranya,  Hasan, bahwa salah seorang putrinya akan dinikahi Qasim.

     Pada saat yang sama, Qasim maju ke hadapan Imam as membawa catatan tertutup, yang ditulis untuknya oleh ayahnya, Imam Hasan, untuk dibuka dalam situasi yang paling sulit.  Isi surat itu berbunyi:

"Putraku, Qasim, ketika pamanmu, Husain, diserang oleh musuh-musuhnya dari segala arah dan ketika setiap pecinta hakiki Allah dan Nabi menyerahkan hidupnya, demi membela kebenaran, "kau korbankan dirimu atas namaku !".

77. Qasim bin Habib al-Azdi

78. Qasits, Kardus, Musqith, tiga putra Zuhair at-Taghlabi

79. Qanab an-Namri

80. Qais bin Musyir as-Saidawi

81. Kannah at-Taghlabi

82. Majma al-Jahni : Ia pria lanjut usia yang setia membela Imam Husain hingga syahid.

83. Muslim bin Aqil : Wakil Imam Husain di Kufah, tempat ia terbunuh dan syahid.

84. Muslim bin Awsaja al-Asadi. : Veteran tua ini sangat setia kepada Imam  meskipun Imam Husein membolehkan pasukannya untuk mengambil jalan sendiri pada malam Asyura.

85. Muslim bin Katsir al-Awaj al-Azdi

86. Mas’ud bin Hajjaj Taimi dan putranya, Abdurrahman bin Mas’ud

87. Muhammad bin Abdullah bin Jafar

Putra bungsu Abdullah bin Jafar ath-Thayyar dari ibu bernama Khausa.

88. Muhammad bin Muslim bin Aqil

89. Muhammad bin Abi Said bin Aqil : Cucu Muslim bin Aqil.

90. Munjeh, budak yang dibebaskan Imam Hasan.

91. Mauq bin Tsamamah Asadi Saidawi Abu Musa

92. Nafebin Hilal Jamali : Sahabat setia Ali, penghapal al-Quran dan hadis ini setia   mendampingi Abbas bin Ali bin Abi Thalib.

93. Nasr bin Naizar : Budak yang dibebaskan Imam Ali.

94. Wazeh. : Budak Turki yang dibebaskan Hars Masyaji.

95. Hani bin Urwah  : Dibunuh bersama Muslim bin Aqil di Kufah.

96. Yazid bin Ziyad Muhasir

97. Yazid bin Maghful Jafi, sahabat setia Imam Ali , dan akhirnya

98. Husain bin Ali, penghulu para syahid.

---------------------


Ketika Ali Zainal Abidin dihadapkan kepada 
Kaisar Yazid di Syam



Bersambung Klik >> : Marwan bin Al Hakam,


-------------

Referensi

^Pandangan Buya Hamka mengenai Ahl Baith Nabi

^https://bsdm.unida.gontor.ac.id/7-perawi-hadis-dan-fungsi-hadis-nabi-terhadap-al-quran/Biografi perawi Hadist yang masuk kutubus sitta, hidup di abad ke 7 Masehi, abad ke 2 Hijriah, 190 tahun setelah Nabi Wafat

^ Hodgson, Marshall G.S.; The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia; Jilid Pertama: Masa Klasik Islam; Buku Pertama: Lahirnya Sebuah Tatanan Baru. Jakarta: Paramadina, 1999. ISBN 979-8321-32-4

^ Kitab Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar, Juz 1 hlm. 265. ^ ^ Britannica Encyclopedia, Battle of Karbalāʾ

^ buku K13 mapel PAI kelas 8

^Al-Bidaayah Wan Nihaayah, Ibnu Katsir.

^Tarikh Khulafa', As-Suyuthi.

^Tarikh Bani Umayyah, Al-Mamlakah Su'udiyyah.

^Tarikh Islamy, Ibnu Khaldun.

^Sejarah Bani Umayyah, Muhammad Syu'ub, Penerbit PT. Bulan Bintang.

^The Ahl Bath World Assembly, Teladan Abadi Ali bin Abi Thalib, Saleh Lapadi, Penerbit AlHuda, 2008, hal. 256 - 257 - /-  398 halaman

 ^Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 199

^ "Sayyid Amir Ali". Encyclopedia Britannica.

^ Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung: Mizan, 1996), 142

 Britannica Encyclopædia, Online Edition 2007 -

^ N.R. Keddie, "Afghāni, Jamāl al-dīn"Encyclopædia IranicaOnline Edition 2005-2007

^ From Reform to Revolution, Louay Safi, Intellectual Discourse 1995, Vol. 3, No. 1 .

^ Historia, Le vent de la révolte souffle au CaireBaudouin Eschapasse

^ Ludwig W. Adamec, Historical Dictionary of Islam (Lanham, Md.: Scarecrow Press, 2001), p. 32

^ Jamal al-Din al-Afghani Jewish Virtual Library

^Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978)

^ Muhammad Zaki Badawi, The Reformers of Egypt: A Critique of Al-Afghani, Abduh and Ridha, ISBN 0-85664-651-2 ISBN 978-0-85664-651-5

 

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/ada-apa-dengan-ali-kontroversi-ali.html,

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/11/mengenang-wafatnya-bidadari-di-bumi.html

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/4.html

^https://tirto.id/sejarah-kekhalifahan-umayyah-kejayaan-hingga-keruntuhannya-f7Z7

^https://tirto.id/tragedi-karbala-kematian-husein-bin-ali-dan-terbelahnya-islam-c4SD

^https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/01/060000079/jamaluddin-al-afghani-biografi-pemikiran-dan-ide-pembaharuan?page=all

^https://en.wikipedia.org/wiki/Syed_Ameer_Ali

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/05/buya-hamka-sejarah-ahl-baith-nabi.html

^https://kalam.sindonews.com/read/713529/786/marwan-bin-muhammad-khalifah-terakhir-dinasti-umayyah-yang-gemar-menyalib-lawan-lawan-politiknya-1647342192

^https://www.republika.co.id/berita/lk5ga0/daulah-umayyah-marwan-bin-muhammad-745750-m-khalifah-terakhir

^https://www.islampos.com/kutukan-untuk-si-munafik-al-hakam-15642/

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/03/berhala-berhala-vs-keyakinan-tauhid-bagi.html

^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/

^Nadirsyah Hosen, Khalifah Marwan bin Hakam dan Pohon Terkutuk dalam Qur’an, https://geotimes.co.id/kolom/politik/khalifah-marwan-bin-hakam-dan-pohon-terkutuk-dalam-quran/, 

^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/

^Lihat, Akbar Shah Najeebabadi, The History Of Islam; Volume Two, Riyadh, Darussalam, 2000, Hal. 109-125