Sultan Hamid.II, dan keikhlasan hatinya
Sukarno dan Sultan Hamid.II
Kata Jamaluddin Al Afhgani :
"Sejarah tidak lebih dari kumpulan kebohongan - kebohongan yang di bukukan"
t republik yang kau rintis ini dengan upaya-upaya yang sangat konspiratif dan tak berjiwa kesatria sebagaimana kau selalu banggakan.
Kau biarkan dia difitnah, padahal dirimu lah yang paling mengenal perjuangan nya
dan membela mu..
Memenjarakannya dengan tuduhan-tuduhan yang diada-adakan dan pada realitas perkembangan kecerdasan hukum hari ini malah semakin membuat tanda tanya besar pada apa yang terjadi sebenarnya dimasa lalu,
Memenjarakannya dengan tuduhan-tuduhan yang diada-adakan dan pada realitas perkembangan kecerdasan hukum hari ini malah semakin membuat tanda tanya besar pada apa yang terjadi sebenarnya dimasa lalu,
- lalu kebesaranmu perlahan dengan sendirinya runtuh, kecuali dirumah dimana kau
dibesarkan dan di dapur dimana kau diberi makan -
Airmata bercampur darah yang mengalir dari matamu membuktikan bahwa kau teramat menyesalkan masa-masa ketika kejayaan masih berada ditangan mu, dan ketika masa keruntuhan mu kau merasakan sendiri siapa sebenar nya teman mu dan siapa sebenarnya musuhmu..
Airmata darahmu mengalir
tatkala menjelang ajal mu dia berkunjung,
setelah keributan diluar pagar karena
dia memaksa untuk menemui mu.
Karena dia sadar dari batin nya, bahwa dialah orang
yang terakhir ingin kau temui....
dan dia
Sultan Syarif Hamid II Alkadrie, yang tak pernah kau panggil namanya.. yang kau panggil dengan TUANKU..
Mengetuk pintu kamar mu dimana kau tergolek lemah menghadapi ajal, dan dia... dengan kesatria dan jiwa besar nya sebagai seorang Raja yang dicintai rakyat nya dan sebagai seorang cucu dari Sayyidina Ali ibni Abi Thalib berdarah Alawiyyin dari silsilah Jamalullail itu..
Memegang tanganmu dan mengucapkan salam
"..Assalamu'alaikum..
"Bung, maafkan saya..
dan dia
Sultan Syarif Hamid II Alkadrie, yang tak pernah kau panggil namanya.. yang kau panggil dengan TUANKU..
Mengetuk pintu kamar mu dimana kau tergolek lemah menghadapi ajal, dan dia... dengan kesatria dan jiwa besar nya sebagai seorang Raja yang dicintai rakyat nya dan sebagai seorang cucu dari Sayyidina Ali ibni Abi Thalib berdarah Alawiyyin dari silsilah Jamalullail itu..
Memegang tanganmu dan mengucapkan salam
"..Assalamu'alaikum..
"Bung, maafkan saya..
Sesungguhnya DOSA - DOSA bung
kepada saya.. sudah.. saya.. MAAFKAN.."