Jumat, 01 Juli 2022

Mengenang Syuhada Perairan Lombok ,

 By :SAY Qadrie 

Pustaka Kadriah


Pangeran Jaya Syarif Abdullah

 bin Sultan Syarif Usman

Tercatat dalam dokumen NanGq 1857 

Merupakan anak ke 7 Sultan Usman

dari istri Nyai Culan 



         Riwayat Kejadian Perairan Lombok: 


        Syahdan  beberapa Al Qadri yang sebelumnya sering mengadakan pelayaran Lombok, Kaltim, Kalsel dan Makassar, berdagang lewat laut menggunakan perahu layar saat itu


     Suatu ketika perahu mereka ditengah laut dari Lombok menuju Makassar,  ditembak dengan meriam oleh Belanda, sehingga karamlah perahu itu


      Ada nama Saleh dan Ali diantara para penumpangnya saat itu yang karena karam, mereka terpisah


Keturunan Saleh ditemukan di Sumba dsk

Keturunan Ali tersebar di Lombok Sumbawa Sumba Kaltim dll

Begitulah yang di ketahui dari riwayat keturunan ini


Pertanyaannya ? 

1. Siapakah Ali bin Abu Bakar itu.

2. Siapakah Alwi bin Abu Bakar itu

3. Siapakah Shaleh bin Abu Bakar

4.Siapakah Ali Al - Muhsen bin Abu Bakar...

5. Siapakah Abdurrahman itu...dan

6. Siapakah Abdullah itu.…

 


Ilustrasi Suasana kapal layar di lautan


Sejarah kejadian sebenarnya :


Narasumber:


          Tulisan ini berwarna merah untuk mengenang Tragedi di laut Lombok, Untuk mengenang 6 Shuhada dari golongan kaum kerabat Al Qadri dan 2 orang pembantunya  serta satu Non muslim


           Sesungguhnya mereka yang menjadi korban adalah :


3 Orang keturunan Panglima Laksamana IV Lombok, Jeranjang


1. Ali bin,  Abu bakar bin Abdillah, Panglima Laksamana IV Lombok, bin Abu bakar bin Abdullah, Panglima Laksamana III Leaxa Banjar, bin Abu Bakar Tuan Abu, Panglima Laksamana I, bin Sayyid Husein Mempawah. 

Keturunan ini ditemukan di Lombok  NTB sekarang


2. Alwi bin, Abu Bakar bin Abdillah, bin Abu Bakar bin Abdullah, bin Tuan Abu Bakar, bin Sayyid Husein Mempawah. 

Keturunan ini juga berkembang di Lombok NTB sekarang


 3. Shaleh bin, Abu bakar bin Abdillah, bin Abu Bakar bin Abdullah, bin Abu bakar, bin Sayyid  Husein Mempawah. 

Ditemukan keturunan ini di NTT dan Sumba,  Waingapu dan  Indonesia bagian  timur


    Mereka adalah 3 bersaudara kandung, keturunan dari "Sayyid Abubakar bin Abdillah", Panglima Laksamana IV, dilantik pada tahun 1855 M, saat Sultan Hamid I, duduk di tahta istana Kadriah Pontianak. 

Beliau ini syahid di Jeranjang Lombok. 

 

4. Ali Al Muhsen bin Abu Bakar, bin Pangeran Bendahara Tua Syarif Ja far, bin Sultan Hamid I, keturunan ini ditemukan di Pulau Sepanjang Madura

5. Abdurrahman bin Sultan Usman, Adik Kandung Sultan Hamid I yang ke 17 lain umi

6. Abdullah bin Sultan Usman, adik kandung Sultan Hamid I yang ke 15 ( di vonis  meninggal bayi, oleh suatu lembaga pencatat nasab, katanya ? ) 

          Korban Yang ke 7,8 adalah pekerja yang membantu mengangkat dan menyusun barang barang dagangan dan lainnya dan yang ke 9 adalah tentara Belanda yang membantu untuk mengawal barang Dagangan

------------------------


Versi Sebenarnya sebagaimana tertulis di Kitab Tua 

Sejarah Kesultanan Pontianak dokumen NanGq 1857 M

------------------------------

Bahwa Mereka sebetulnya di perintahkan oleh Sultan Hamid I Al Kadri untuk mengawal barang Dagangan dari Papua untuk di bawa Ke Pontianak melalu jalur Pantai agar lebih aman,


Saat memasuki perairan Lombok, kapal layar ini dihadang cuaca buruk.


 Ketika peristiwa terjadi,: "Ali Al Muhsen" memerintahkan anak buah Kapal untuk melepas bendera Kesultanan dan bendera Belanda dengan mengganti bendera hitam sebab pada saat itu terjadi gelombang tinggi dan angin ribut,


Bendera hitam tersebut di maksudkan untuk tanda perdamaian dengan laut, sehingga ombak dan angin  kencang mereda, saat itu mereka sedang melewati laut Lombok dan di lihat tentara dan residen Belanda,


Karena Suasana kabut tanpa memberi peringatan mereka langsung saja menembaki seluruh body kapal dengan meriam dan akhirnya mengakibatkan bocor kemudian tenggelam





Setelah kapal tenggelam mereka"Belanda" mendekati kapal tersebut.


Maka di ketahuilah bahwa kapal yang di tenggelamkan adalah utusan Sultan Hamid I alqadri, sebab mereka juga menemukan serdadu Belanda di dalam kapal yang sudah meninggal semuanya


Mendengar berita ini Sultan Hamid I murka kepada Belanda dan memutuskan hubungan dagang hampir 1 tahun


Sedang adik beliau Abdurrahman dan Abdullah, agar jenazah beliau di bawa ke rumah keluarga nya masing masing


Sedangkan 4 orang Syahid di temukan nelayan di laut Lombok dan di makamkan di pinggiran laut Lombok tanpa nama, sehingga sampai saat ini baru makam 

"Alwi bin Abubakar bin Abdillah", dan 

"Shaleh bin Abubakar bin Abdillah",

 yang baru di temukan,


Sedangkan

 *Ali bin Abubakar bin Abdillah* dan 

*Ali Al - Muhsen bin Abubakar bin Pangeran Bendahara Ja Far* tidak di temukan, meskipun makam beliau sebenarnya ada di daerah lombok, dipinggiran pantai, 


Pernah tercetus dari keturunan "Ali Al - Muhsen" ini bahwa moyang beliau yang meninggal bernama Muhsen tetapi itu panggilan dari Ali, sebenarnya bukan Panggilan, sebab Ali dan Ali  Al - Muhsen pada saat itu menjadi Korban.


Ketika meninggal "Ali Al Muhsen" telah meninggalkan anak anak :


dari Istri : " Umbu Syaihah" di Waingapu, Sumba : 


1. Shaleh bin Ali  Al - Muhsen

2. Muhdhar  bin Ali  Al - Muhsen, kemudian dikenal sebagai Sayyid Muhdar Mandar Tuan Sayye  Layo Malinggato. Makam di Mandar. Sulawesi Barat

3.Yusuf  bin Ali  Al - Muhsen

4. Hasan bin Ali  Al - Muhsen

5. Husein  bin Ali  Al - Muhsen


Dari istri di Lombok, : 

6. Ibrahim  bin Ali  Al - Muhsen

7. Syech bin Ali  Al - Muhsen

8. Ismail  bin Ali  Al - Muhsen

9. Misna binti  Ali  Al - Muhsen

10. Munawaroh  binti  Ali  Al - Muhsen


          Keturunan "Ali , bin Abu bakar, bin Abdillah, bin Abu bakar, bin Abdullah, bin Abu bakar I Tuan Abu,  bin Sayyid Husein Mempawah

 Meninggalkan anak anak :

 ( merupakan Cucu Panglima Laksamana IV )

1. Mustafa bin Ali bin Abu bakar bin Abdillah, 

2. Muhammad Zaein  bin Ali bin Abu bakar bin Abdillah

3. Abdullah bin Ali bin Abu bakar bin Abdillah

5. Hasan bin Ali bin Abu bakar bin Abdillah

6. Fatimah binti Ali bin Abu bakar bin Abdillah


Abdullah bin Sultan Usman @anak ke15, 

saat itu maseh belum menikah sehingga tidak memiliki keturunan,


Sedangkan Pangeran Jaya Syarif Abdullah, anak ke 7


Ini anak ke 7 Sultan Syarif Usman Pangeran Jaya Syarif Abdullah, beliau memiliki keturunan yang banyak termasuk Keluarga Depok , Menado, dll. dalam dokumen NanGq 1857 Merupakan anak ke 7 Sultan Usman dari istri Nyai Culan


Anak Sultan Usman yang bernama Abdullah ada 2


1. "Pangeran Jaya Syarif Abdullah" dalam NanGq 1857 anak ke 7 Sultan Usman dari istri "Nyai Culan" memiliki keturunan yang banyak


2. Sedang "Abdullah bin Sultan Usman anak dari Halimah" anak yang ke 15 meninggal tenggelam beliau pada saat itu bergelar Pangeran Wirakarya Syarif Abdullah bin Sultan Usman 


Pangeran Wirakarya Syarif Abdullah bin Sultan Usman anak yang ke 15 meninggal di laut Lombok yang oleh pembuat fitnah disebutkan meninggal di waktu bayi, katanya


Baca disini Selengkapnya

 Sejarah Kehidupan Sayyid Abubakar IV

Klik >: Panglima Laksamana IV


Kapal Layar di tengah Lautan


Sebaran Keturunan anak cucu Sayyid Husein Mempawah


1. Keturunan "Abu bakar bin Husein" hampir menyebar seluruh Indonesia


2. Keturunan "Abu Bakar bin Sultan Usman" banyak di pulau Jawa


3.Keturunan "Abu Bakar bin Bendahara tua Syarif Ja Far" ada di NTT/NTB, Sulawesi, Pontianak, Brunai, Malaysia dan Arab Saudi, tetapi jumlah mereka tidak terlalu banyak


4. Keturunan "Abu Bakar bin Sultan Kasem" hanya sekitar Kalbar


5. Keturunan "Abu bakar bin Sultan Abdurrahman" ada di Tibet dan perkampungan muslim Wuhan, tidak satupun yang ada di Nusantara, 



Keturunan Lengkap 

Sayyid Abubakar Jeranjang

Klik >:  Sayyid Abubakar bin Abdillah Alkadri


Sayyid Abubakar bin Abdillah 
Panglima Laksamana IV
Kesultanan Pontianak 

dilantik Sultan  Hamid I, tahun 1855 M



Sumber : 

KitabTua Tulisan Pangeran Bendahara Tua,Syarif Ja "Far bin Sultan Hamid.I.

Putra Sultan Ke IV Kesultanan Pontianak. Kode NanGq 1857 M 

Tebal  600 halaman.Dalam huruf arab. Berbahasa arab. Tahun 1870 M

Hanya untuk kaum kerabat  Kesultanan, tidak  dipublikasikan secara luas