Gelar :
Panglima Laksamana Nusantara VII Wierelles
Syarif Tue Tsani, Abdullah bin Yahya Alkadri
Syarif Tue Tsani,
Abdullah bin Yahya Alkadri
Gelar :
Panglima Laksamana Nusantara I Wierelles Tujuh
Kepala Keluarga Sayyid Abubakar I Alkadri
CATATAN PERJALANAN HIDUP KU
Barangsiapa menghendaki kemuliaan , maka ( ketahuilah ): kemuliaan itu semua nya milik Allah. Kepada Nya lah akan naik perkataan - perkataan yang baik, Dan amal kebajikan Dia akan mengangkat nya. Adapun orang - orang yang merencanakan kejahatan mereka akan mendapat azab yang sangat keras dan rencana jahat mereka akan hancur. (QS. Al fatir ,35:10)
"- Aku hanyalah orang biasa yang mencoba berfikir luar biasa, Berenang melawan arus sejak berkesadaran, -"
Syarif Tue Tsani , Abdullah bin Yahya
Panglima Laksamana I Wierelles VII
Kelahiran, Keturunan, dan Asal - usul :
39@ Syarif Tue Tsani, Abdullah bin Yahya Panglima Laksamana I Wierelles VII
38@ Ayah : Sayyid Syarif Wan Kundoy Yahya Alkadri,
43@ Ibu : Syarifah Aminah binti Syarif Said bin Ismail Wan Meng Katok
Syarif Tue Tsani,
Lahir : RS Sei Jawi Pontianak, Sabtu subuh, 04 Desember 1965 M
Istri : Syarifah Jadidah binti Sayyid Ibrahim Alatas,
Anak : 2 Orang. Putra 1, Putri 1
Anak Keturunan :
40@ 1.Syarifah Fatimah Yasmin binti Abdullah, bin Yahya Al Kadri
40@ 2. Syarif Muhammad Habibi bin Abdullah, bin Yahya Al Kadri
Leluhur dan Kerabat asal :
@38. Sayyid Syarif Yahya Wan Kundoy Alkadri, Bin Sayyid Muhammad. Lahir Sei Purun Besar, 21 Juni 1921 - Wafat Sepok Laut, 13 Maret 2005. Usia hidup 84 tahun. Makam Wan Keme" Tanjung Raya I Pontianak. Keturunan dari Istri terakhir, ke 4, dinikahi 1964 bernama : Gen 43@ Syarifah Aminah binti Syarif Said bin Ismail Alkadri, keturunan Panglima Mangku Terbang Syarif Abdullah bin Sultan Abdurrahman Darit.
Ibu mertua beliau, yang juga Bibi beliau, nikah sepupu, Gen 37@ Syarifah Zam - Zam binti, 36@ Syarif Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam. Dari istri ke 2 Ibrahim, bernama : Syarifah SIFA
Keturunan Wan Kundoy Yahya Al Kadri , :
39@1. Sayyid Syarif Abdullah bin Yahya ( Surabaya ) Syarif Tue Tsani
39@2. Sayyid Syarif Ahmad bin Yahya ( Malang Selatan )
39@3. Sayyid Syarif Mustafa bin Yahya ( Pontianak )
39@4. Sayyid Syarif Iskandar bin Yahya ( Pontianak )
39@5. Syarifah Zubaidah, aka. Ninik bin Yahya ( Pontianak )
@38. Sayyid Syarif Wan Kundoy Yahya Alkadri,
@37. Bin Sayyid Syarif Muhammad Sei Purun Besar. 1833 - 1947 M
Orang pertama membuka hutan di tempat itu.
Hidup se zaman dengan Sultan Hamid.I - ( 1855 - 1872 M ) Hingga Sultan Hamid.II, - Lahir 12 Juli 1913. Dilantik pada 29 Oktober 1945 wafat 1978 )
Wan Syarif Muhammad di Makamkan di Sei Purun Besar. Km 34 Pontianak -> Sei Pinyuh. Sekitar 2 km sebelum Mesjid Imaduddin. Lahir Pontianak 1833 M - Wafat Sei Purun Besar 1947 M. Usia 114 tahun.
Diperkirakan beliau sudah usia diatas 50 tahun baru dapat keturunan, karena lambat menikah dan lama baru dapat keturunan. Sebagaimana Pangeran Bendahara Syarif Ja" far bin Sultan Hamid I.
Nama Ibu, Syarifah NUR. Istri ketiga Syarif Ibrahim. Anak kedua, dari istri ke 3, bersaudara 17 dari 3 Ibu . Nama saudara satu Ibu hanya, 1 ; Syarif Ahmad bin Ibrahim Alkadri.
Wan Syarif Muhammad menikahi Syarifah Tora. Menurunkan Keturunan :
38@1. Sayyid Syarif Daud Alkadri, Anak 9, Putra 7, Makam di Jungkat,
38@2. Sayyid Syarif Mansur, Anak 7 hanya 2 putra, Usman dan Abubakar. Mengkacak
38@3. Syarifah Nur Seha , menikah dengan Wan Mahmud Penggawe Sei Purun Besar
38@4. Sayyid Syarif Yahya Wan Kundoy, Anak 5 , Putra 4, putri 1. Makam Wan Keme"
38@5. Syarifah Rugayyah , Menikah dengan Wan Khaled keturunan Pangeran Laksamana Ali Ahmad bin Sultan Abdurrahman . Makam Sei Purun Besar, bersebelahan dengan Nur SEHA kakak nya.
Team Klarifikasi Nasab Keluarga Alkadri Gabungan
Mewakili dari :
Kesultanan Pontianak
Syarif Hasan bin Umar Alkadri
( Panglima Kesultanan Pontianak )
Sayyid Syarif Ali Ridho bin Yasin Alkadri
Cucu Syarif Tue Abdullah bin Yahya
Panglima Loloan Bali
Sayyid Syarif Tue Tsani, Abdullah bin Yahya
Panglima Laksamana I Wirelles VII
( Kepala Keluarga Keturunan Sayyid Abubakar I )
Bin
Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalullail
Tuan Besar Mempawah
37@ Wan Syarif Muhammad :
36@ Bin Sayyid Syarif Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam.
Sayyid Syarif Ibrahim, Lahir 1773 M di Sabamban. Nama Ibu Syarifah Aminah binti Sayyid Abdullah Alidros asal Trengganu. Menetap di Pulau Tujuh, Kampung Segeram Natuna sekarang, sejak hijrah dari Sabamban tahun 1779 M, hingga wafat nya pada 1857 M, Usia hidup 84 tahun. Makam Segeram Natuna. Istri 3, Anak 17. Istri pertama bernama Syarifah Aminah binti Pangeran Syarif Ali Alidrus Sabamban, ikut beliau hingga wafat di Segeram Natuna.
Istri Kedua Syarifah SIFA dan istri terakhir Syarifah NUR.
Wanita asal Pontianak
@35. Bin Sayyid Syarif Abubakar Panglima Laksamana I, Kesultanan Pontianak, Lahir Matan 1735. Wafat Pontianak 1814. Usia 79 tahun. Dilantik sebagai Panglima Laksamana Nusantara, pada hari ke 5, setelah Syarif Abdurrahman dinobatkan sebagai Sultan Pontianak, pada 1778 M.
Kemudian Rezign pada 5 Juli 1779 M
Setelah bersara, Beliau sempat hijrah ke Banjar cukup lama.
Kemudian hijrah ke Pulau Tujuh pada September 1779 M dari Banjar, bersama istri kedua ini, sempat menetap 3 tahun pertama, kemudian bolak balik sambil berdagang dan ber Da"wah ke : Pontianak - Natuna- Banjar - Lombok - Banten - Jawa , Sumatra, karena anak cucu beliau ada di tempat - tempat ini.
Setelah cukup tua baru menetap di Pontianak hingga wafat pada 1814 M dipangkuan keponakan Beliau, Sultan Syarif Kasem, di makamkan di Pontianak .
Istri 11. Anak 32.
Syarifah Aminah Alidros merupakan istri kedua beliau, menurunkan 6 Putra.
Salah satunya bernama Ibrahim, anak tertua dari istri kedua.
Dari 31 anak lainnya, Putra dan Putri.
""Kami pegang catatan lengkapnya, dan jangan "FITNAH" beliau wafat kecil, Dhot, atau tidak punya keturunan ?!! ""
@34. bin Al Alamah Al Alimu Mufthi 2 Kerajaan, Matan dan Mempawah,: As Sayyid Syarif Husein Tuan Besar Mempawah Alkadri Jamalullail . Dari istri Nyai Tengah, Utien Krinci Srikandi binti Sultan Maazidin Matan. Istri kedua dari Matan. Dinikahi setelah wafatnya Nyai Tua , Utien Kabanat, Utien Chendramidi I, setelah melahirkan Syarifah Khadijah anak terakhir beliau.
Kedua istri ini di makam kan di Mempawah bersebelahan suaminya.
As Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalullail, Makam Sejegi Kampung Pedalaman. Mempawah. Kalimantan Barat. Anak bungsu Sayyid Ahmad bin Sayyid Husein. No.5, dari lima saudara. Lahir di Trim Ar Ridha Yaman pada 17 Muharram 1120 H - 1699 M, dan wafat di usia 63 -64 tahun, Pada : Rabu 2 Zulhijjah 1184 H - 19 Maret 1763 M.
Menikahi 12 wanita, dan mempunyai keturunan 42 anak
Syarif Abdullah bin Yahya, ( usia 18 tahun)
bersama Ayah dan kedua adiknya
Mustafa & Zubaidah ( Ninik )
Gambar tahun ; 1983,
Motto :
Berfikir besar akan mengantarkan anda pada tujuan besar.
Jangan pernah takut untuk bermimpi besar, karena kita punya Tuhan yang Maha Besar. Semua manusia lahir tanpa sehelai benang, dan akan kembali hanya dengan selembar kain kafan, jadi dimana letak bedanya antara kita dengan mereka?
""Berbuatlah yang terbaik, ikhlaskan hati, sucikan fikiran, serahkan penilaian nya pada Allah, bukan kepada manusia. Karena sebaik apapun usahamu, kau tak akan pernah sempurna di mata mereka".
Susunan lengkap Nasab nya :
"Syarif Abdullah bin Yahya, bin Muhammad, bin Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram, bin Sayyid Syarif Abubakar Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak, ( Dilantik 1778 - Rezaign 5 Juli 1779 M ), bin Sayyid Syarif Husein Tuan Besar Mempawah.
Generasi ke 39 dari Sayyidah Zahra Fatimah binti Rasullullah, dari keturunan Sayyidna Husein Ibnatun Fathimah, putra Imam Ali bin Abi Thalib".
1. Keturunan, Kelahiran, masa kecil, dan kehidupan awal
, "Syarif Abdullah " Lahir di Pontianak, pada 04 Desembe 1965, pada subuh Sabtu, menjelang azan subuh. Nama yang diberikan oleh kedua orang tua nya adalah ; Syarif Abdullah, karena nama ayah nya Yahya, jadi nama lengkap nya : Syarif Abdullah bin Syarif Yahya dari Qabilah Al Qadri.
Anak cucu Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah ini, tumbuh besar dibawah bimbingan orang tua nya dengan penuh kasih sayang, khususnya dari Ayahnya yang selalu mengajaknya kemana saja pergi, dimasa kecil nya dulu.
Si Doll,: nama penggilan nya,- tumbuh besar bersama ayah nya, yang berdagang ke daerah - daerah seputar Kalimantan Barat.
Kedua Orang Tua :
Gen 38@ Sayyid Syarif Yahya Alkadri, dan
Gen 43@ Syarifah Aminah Alkadri
foto tahun, : 1999.
Menikah Sepupu, beda 5 Generasi
Baca selengkapnya disini
Keturunan Panglima Mangku Terbang Darit
Klik > : Panglima Mangku Syarif Ahmad
Nama beken : "WAN DAENG KARAENG"
1.1.Masa Kecil di Sei Kunyit, Mempawah dan Sei Duri,
Si Doll, kecil pernah tinggal di Sei kunyit, serta Sei Duri, karena ayahnya jadi pawang belat, tempo hari. Dia juga pernah tinggal di Mengkacak, Mempawah Hilir, dirumah Paman nya, Wan Mansur bin Wan Mohammad. Karena ayah nya juga menjadi Pawang Belat, bersama Ude Rahmat, dan Iten, waktu itu, sekitar tahun 1970 an. Ketika Ia masih berusia sekitar 5 tahun.
Sesekali dari kuala Sei Kunyit, Ia sering diajak ayahnya untuk ikut ke laut melihat kelong dan belat yang dibangun ayahnya, karena profesi nya sebagai pawang belat.
Waktu tertentu, mereka memancing ikan ketambak dan kerapu di dekat pulau Temajo. Acara memancing ini menggunakan perahu kecil, sampan, yang hanya setinggi dua lembar sambungan papan dari jalurnya, atau hanya sekitar 15 cm dari permukaan air, ketika di tumpangi 2 orang untuk melaut.
Keturunan Sultan Abdurrahman
DYMM Sultan Syarif Mahmud Melvin ,SH
Sultan Pontianak ke IX
Bersanding dengan :
Keturunan Panglima Laksamana I - Sayyid Abubakar
Syarif Tue Tsani, Abdullah bin Yahya
Panglima Laksamana I Wierelles VII
Untuk menggerakkan perahu kecil itu, di bentangkan layar terbuat dari selembar selimut loreng yang sering digunakan rumah sakit biasanya itu. Berukuran sekitar 1,5 m x 1,8 m.
Layar ini mampu menggerakkan perahu kecil itu dengan kecepatan mengagumkan. Hanya perlu waktu sekitar 30 menit untuk sampai dari Kuala Sungai Kunyit ke Pulau Temajo.
Pengalaman indah masa kecil ini, selalu dirindukan dan dikenang nya dengan senyum mengembang.
Sejak kecil si Doll memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Tak putus -putus nya Ia bertanya, segala hal, segala benda, yang dilihat nya. Ayah nya tak pernah memarahi atau mengelak atas setiap pertanyaan nya.
Karena si Doll, anak pertama dari pernikahan ayah nya yang ke empat kali nya, dan lahir ketika usia ayah nya sudah diatas 45 tahun, barangkali, itulah sebab nya, ayah nya, sangat mengasihi anak - anak nya.
Si Doll. atas bimbingan ayah nya, mampu mengenal huruf latin, di usia sekitar 4 tahun, dan bisa membaca dengan lancar, padahal belum bersekolah.
Si Doll, - Baju merah depan -
Bersama teman - teman Reuni SMP nya
tahun. 1987
1.2. Masa Kecil di Desa Mandor,
Sepanjang masa itu, ayahnya mendidik dengan cara membelikan buku komik bergambar cerita para nabi dan rasul, surga neraka, para sahabat, para pejuang, dan lain sebagainya. Karena Si Doll, tumbuh menjadi kutu buku, ayahnya sangat senang melihat anak nya suka membaca.
Si Doll, pernah tinggal bersama ayah dan ibu nya di desa Mandor, di depan danau, dekat makam juang Mandor sekarang. Saat itu usia nya mungkin sekitar 5 tahun, atau 6 tahun. Ayah nya berdagang dengan menggunakan sepeda pancal, dari desa ke desa. Transaksi nya kadang dilakukan dengan tunai, lebih banyak dengan barter.
Dagangan ayah nya berupa Kain panjang dan kain sarung, baju, daster, dsb yang di bawa, di tukar dengan telor ayam, kambing, ayam, kelinci, dan ternak lain nya.
Sambil berdagang ayahnya juga menasehati mereka. Kebanyakan orang dari suku Dayak, dan suku Madura, ada juga Bugis, Banjar, Melayu, yang menetap di pedalaman Kalbar.
Klarifikasi Jalur Nasab Sayyid Abubakar Alkadri
Panglima Laksamana I Wierelles
Bin
Sayyid Syarif Husein Tuan Besar Mempawah
1.3. Masa Kecil di Desa Sinam,
Si Doll,: di usia sekitar, 7 tahun,- pernah tinggal berdua saja, bersama ayah nya di desa Sinam, selama sekitar 1 atau 2 tahun. Disini mereka bertani, dan menunggu durian, kalau musim durian tiba.
Desa Sinam adalah sebuah desa yang masuk kedalam dari daerah sekitar pertengahan antara Sungai Pinyuh dengan Anjungan, kalau tidak salah bisa masuk dari Desa Galang.
Saudara dan Ayah ,:
Syarif Ahmad Jas krem,
dan Wan Syarif Yahya ( Abah) Jas Hitam,
tahun, : 2000 di Surabaya
Ayah nya menyewa beberapa pohon durian, untuk kemudian menjual buah nya ke Pasar Sei Purun Besar.
Dari Dusun Sinam, Durian itu dibawa menggunakan perahu kecil, sampan, menyusuri lika- liku sungai yang memang banyak terdapat di pulau Kalimantan.
Ayah nya biasa di panggil dengan nama : Wan kundor, Ami kundoi, Tok Kundoi, Tok Ami, wafat pada 13 Maret tahun: 2005, di usia 84 tahun sama persis dengan usia wafat kakek nya Sayyid Ibrahim Pulau Tujuh Segeram, dan jasad nya dimakamkan di pemakaman umum Wan Keme", Pontianak Timur.
Si Doll, Bukan Anak Betawi
foto tahun, 2009 di Jakarta
1.4. Masa Kecil di Desa Sei Purun Besar,
Si Doll kecil, juga pernah tinggal di Sei Purun Besar, dimana terdapat kakak ayah nya yang menikah dengan Penggawe/ Kepala Kampung disitu, : Syarif Mahmud Alkadri,
Sedangkan kakak ayah nya bernama : Syarifah Seha binti Syarif Muhammad, ( Bu Sehot ) Usia si Doll, waktu itu mungkin sekitar 8 atau 10 tahun.
Sekitar antara tahun 1972 sampai 1975.
Awalnya hanya Ia dan Ayahnya yang bertahan disitu, tapi kemudian ayahnya membangun rumah sederhana, dan mengajak istri dan putra kedua nya untuk tinggal dan menetap bersama.
Masa ini tak bertahan lama, sekitar 2 tahun, ibu bersama adiknya kemudian memilih pulang kembali ke kota Pontianak, akhirnya tinggallah si Doel kembali berdua saja dengan ayahnya.
Selingan Musik Hadrami Imut - Imut
1.5. Keturunan asal - usul dan kaum kerabat nya,
Ayah nya ( Wan Yahya/Wan Kundoi) susunan nasab nya, :
Syarif Yahya bin Mohammad, bin Ibrahim, bin Abubakar
Berdasarkan keterangan dari ayahnya semasa hidup, keturunan mereka ini memang termasuk keturunan tua. Maksudnya mungkin karena sebagian besar hidup dengan usia yang panjang, rata - rata diatas 70 tahun, atau bisa jadi juga maksudnya bentang generasi nya yang relatif pendek dari leluhurnya Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah.
Wan Yahya, bersaudara satu ayah dan satu ibu, 5 orang ,
3 lelaki, dan 2 perempuan, sebagai berikut ini :
38 @ 1. Syarif Daud bin Syarif Muhammad, : pernah tinggal di Desa Tanjung Susur, Retok Sta"i, dimakamkan di Jungkat. Dekat rumah putranya : Umar bin Daud. Memiliki keturunan di antara nya,
39. 1.1. Syarif Abubakar bin Daud, 76 th sekarang tinggal di Kp. Tambelan Sampit, Pinggiran Kapuas, Pontianak Timur, 2020. berputra 2 orang, Laki - laki.
39. 1.2. Syarif Umar bin Daud, 89 th 2020, menetap di Jungkat, Dekat jembatan Jungkat. Kabupaten Pontianak. Tidak ber - putra. Banyak anak perempuan.
Sayyid Abubakar ( baju loreng ) & Sayyid Umar
(Dua saudara kandung, satu ayah dan satu ibu)
bin Sayyid Syarif Daud bin Sayyid Syarif Muhammad ,
bin Sayyid Syarif Ibrahim, bin Sayyid Syarif Abubakar,
Bin Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah
( Sepupu 1x dari Abah)
Kiri ke kanan :
Syarif Idrus bin Ali bin Daud, Menantu Umar
Abubakar bin Daud, wafat usia 82 tahun 2024
Umar bin Daud,
dan Penulis, 2020
39. 1.3.Syarif Mahmud bin Daud, Guru, menetap di Siantan, Gg. Teluk Pari Pontianak Utara. Banyak keturunan putra dan putri, belum ada data nya.
39. 1.4. Syarif Itam bin Daud, ( Almarhum ) tidak memiliki putra. Hanya putri saja.
39. 1.5. Syarif Puteh bin Daud, ( Belum ada catatan keturunan nya)
39. 1.6. Syarif Ali bin Daud,- Menetap di Gg. Sakura, hingga wafat nya di Pontianak. Salah satu Putra nya ( Syarif Idrus bin Ali ) menikah dengan putri dari Syarif Umar bin Daud, Jungkat.( Nikah sepupu ) Idrus menetap di Jungkat.
39. 1.7. Syarif Ismail bin Daud,-Hanya memiliki 1 putri:, Aini,-(Wan Meng) menetap di Sei Beliung sampai akhir hayat nya. Wafat. 2012. Usia 73 tahun 1939 lahir.
Wan Syarif Ismail ( Wan Meng )
bin Wan Daud bin Wan Muhammad
Lahir, Sei Purun, 1939 M
Wafat Pontianak, 30 Maret 2012
Usia 73 Tahun
39. 1.8. Syarif Ibrahim bin Daud,65 th 2020 -
Mempunyai banyak keturunan, putra dan putri,
Menetap di Sei Bakau.
Belum ada data nya.
Sayyid Syarif Ibrahim bin Daud, 65 th 2020,
bin Mohammad, bin Ibrahim, bin Abubakar
Menetap di Sei Bakau, Sei Pinyuh, Kab Mempawah
Sayyid Syarif Ibrahim Daud,
bersama keluarga besar nya
Anak perempuan Wan Daud diantara nya,:
39. 1.9. Syarifah Maryam, 80 th 2020, wafat, 2020 akhir. dan
39. 1.10. Muna, 60 th 2020, atau, Syarifah Maimunah binti Daud, dll
Syarifah Maryam binti Wan Daud, 80 th 2020,Wafat 2022
Sei Beliung, Pontianak Barat
38. 2. Sayyid Syarif Mansyur bin Wan Muhammad, menetap di Desa Mengkacak, Mempawah Hilir, Kabupaten Pontianak. Menikahi Syarifah Ramlah
Dimakamkan kompleks pemakaman Syarif Alit , di desa setempat.
Keturunan nya diantara nya, :
39. 2.1. Sayyid Syarif Abu bakar ( Wan Akai ) bin Mansur, makam Mempawah,
Keturunan Beliau diantara nya, :
40. 3.2.1. Syarif Ahmad bin Abubakar (Wan Akai) bin Mansur Alkadri,
Menetap di Ngabang, Kalbar, 58 th 2020 (Ponakan)
40. 3.2.2 Syarif Juliansyah bin Abubakar ( Akai ) bin Mansur Alkadri
Menetap di Mempawah, 45 th 2020
40. 3.2.3, Syarif Mustami bin Abubakar (Wan Akai) bin Mansur Alkadri,
Menetap di Jakarta, Tanah Abang, 48 th 2020(Ponakan)
40. 3.2.4, Syarif Arifani, bin Abubakar (Wan Akai ),
bin Mansur Alkadri,
menetap di Mempawah, 40 th 2020,
(Ponakan)
40. 3.2.5. Syarif Kadir bin Abubakar ( Akai ) bin Mansur Alkadri
Menetap di Mempawah, 55 th 2020. Belum ada data keturunan
40. 3.2.6. Syarifah Ramlah binti Abubakar ( Akai ) bin Mansur Alkadri
Menetap di Mempawah, 50 th 2020. Belum ada data keturunan
Anak Perempuan Wan Mansur
39. 2.2.Syarifah Fatimah 65 th 2020, (Kecik) , binti Wan Mansur Alkadri
Tinggal dirumah asal di Mengkacak Mempawah
Syarifah Fatimah (Kecik), binti Mansyur
bin Muhammad Alkadri,
Mengkacak, Mempawah Hilir,
( Sepupu )
39. 2.3. Sayyid Syarif Wan Usman,- memiliki banyak keturunan,-
(Wan Usman, Tentara, Anggota TNI. Singkawang) bin Wan Mansur Alkadri , dimakamkan di Singkawang. Sayyid Syarif Ghozali bin Syarif Juliansyah Alkadri Singkawang adalah salah satu Cucu Beliau ini
Keturunan Beliau:
Sayyid Syarif Wan Usman bin
Wan Mansur Alkadri Jamalullail
Singkawang.
Sepupu
Keluarga Wan Usman, bin Mansur - Singkawang. Sepupu
40. 2.3.1.Syf.Sri Naningsih binti Wan Usman bin Mansur,
Syf.Srinaningsih, binti Wan Usman, ( Keponakan)
bin Mansur Alkadri, - Singkawang
40. 2,3,2. Sayyid Iwan Setiawan bin Wan Usman bin Mansur,
Sayyid. Iwan Setiawan, bin Wan Usman
- Singkawang.
Keponakan
40. 2.3.3.Syf. fitriani binti Wan Usman bin Mansur,
40. Syf.Fitriani binti Wan Usman bin Mansur,
Singkawang. Keponakan
40. 2.3.4. Syarif Rano bin Wan Usman bin Mansur,
40. 2.3.5.Syarif Juliansyah bin Wan Usman bin Mansur,
40. 2.3.6.Syf.Melda binti Wan Usman bin Mansur .:
Sayyid Syarif Juliansyah bin Wan Usman
bin Wan Mansur Alkadri,
Singkawang . Keponakan
Anak Perempuan Wan Mansur
39, 2.4. Syarifah Lusiana, (Alus) binti Wan Syarif Mansur Alkadri,
Menetap di Kuala Dua, Kubu Raya, Kalbar
39 @ Syf. Lusiana 60 th 2020,
Binti Wan Mansur Alkadri
Asal Mengkacak Mempawah Hilir
bersama anak cucu.
Sepupu
38. 4. Sayyid Syarif Yahya bin Wan Sayyid Muhammad (Ayah Kami )
Tinggal di Pontianak, menutup mata 13 Maret 2005 di Desa Sepok Laut,
Kecamatan Sei Kakap. Dimakamkan di pemakaman umum Wan Keme",
Dalam Bugis, Pontianak Timur. Lahir 21 Juni 1921. usia, 84 tahun,
Keturunan nya :
40@ Sayyid Syarif Muhammad Habibi Alkadri
( Cucu Beliau )
bin 39@Abdullah, bin 38@Yahya,
37@ bin Mohammad, Bin 36@ Ibrahim Panglima Paku Alam
Bin 35@Sayyid Abubakar Panglime Laksamana I
Bin 34@Sayyid Syarif Husein Tuan Besar Mempawah
22 th 2020 Surabaya
39. 4.1. Syarif Abdullah bin Yahya, Syarif Tue Tsani
Menikah dengan Syarifah Jadidah Alatas,
Hijrah dari Pontianak dan menetap di Surabaya sejak 1990.
Keturunan nya :
40. 4.1.1. Syarifah Fatimah Yasmin binti Abdullah bin yahya, 23 th 2020
40. 4.1.2. Sayyid Muhammad Habibi bin Abdullah bin Yahya, 22 th 2020
39. 4.2. Syarif Ahmad ( Mandor ) bin Yahya,
Menikah dengan Syarifah Khadijah Ba"agil,
Menetap di Malang Selatan , Jawa Timur.
Keturunan nya :
40. 4.2.1. Syarifah Aida binti Ahmad bin Yahya, 17 th 2020,
40. 4.2.2. Syarif Azmi bin Ahmad bin Yahya, 15 th 2020
39. 4.3. Syarif Mustafa, (Mus) bin Yahya, menetap di Batulayang. 46 th 2020.
39. 4.4. Syarif Iskandar ( Bandar ) bin Yahya, menikah dengan Syarifah Sarah binti Ali Al muthahar 42 th 2020.
Menetap di Batulayang, keturunan nya :
40. 4.4.1. Syarif fajar Nurrahman bin Iskandar bin Yahya, 10 th 2020,
40. 4.4.2. Syarif Syamsul Arif ( Kembar 2, dengan )
40. 4..4.3. Syarif Syamsul Hanif
Usia sekitar 7 th 2020 : bin Iskandar bin Yahya Alkadri Jamalullail .
39. 4. 5. Syarifah Zubaidah ( Ninik ) binti Yahya bin Mohammad, menetap di Batulayang bersama Ibu nya : ( Syarifah Aminah, lahir 04 Desember 1943, binti Syarif Said, putri dari Syarifah Zam - Zam binti Ibrahim cucu Abubakar ) asal dekat makam Wan Said Wali, Kp. Dalam Bugis. Gg. Stabil. Pontianak Timur.
Keturunan :
Syarif Yahya ( anak ke 4 dari ) Wan Muhammad
( Wan Kundoy ),
Iskandar, 42 th & Zubaidah , 40 th ( Ninik ), Batulayang
Ketika tinnggal di Sei Purun dulu,
Sesekali dengan di bonceng sepeda pancal, ayah nya mengajak ziarah ke makam kakek nya / Datuk Wan Mohammad bin Ibrahim, di daerah Sei Belanga, sekitar 2 km dari Sei Purun Besar, ke arah Peniti Besar, dekat Sei Burung di pinggir jalan raya.
Sekarang dekat Rumah Syarif Alwi bin Khalid cucunya.
Syahdan, katanya dulu beliau memang bermukim disini, daerah antara Sei Purun Besar dengan Sei Burung, hingga wafat nya. Itulah kenapa makam nya ditemukan ditempat ini.
Beliau menetap disini sejak zaman dulu, sempat bersembunyi zaman Jepang, kemudian keluar setelah 2 tahun dari tempat persembunyian di hutan Paret Pa"oket, zaman penjajahan Jepang antara tahun: 1945 - 1950 Masehi.
Berdasarkan penuturan cucu beliau dari putri nya Syarifah Seha binti Wan Mohammad, ya,ni: Syarif Harun bin Syarif Mahmud, di Sei Purun Besar,: "Memang benar adanya bahwa keluarga Wan Mohammad pernah tinggal dan menetap di Paret Pa'Oket."
Itulah kenapa dua putri nya, ya,ni: Syarifah Seha atau Nurseha,wafat diusia 78 tahun,1982, tinggal berdekatan dengan Syarifah Rugayyah, wafat usia 90 an tahun, 2017, sampai akhir hayat mereka.
Wan Mohammad bin Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram, bin Syarif Abubakar Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak.
Diperkirakan beliau hidup se zaman dengan Sultan Hamid I, Sultan Yusuf, Sultan Muhammad hingga Sultan Hamid II, hingga wafat nya, beliau hidup di Sei Purun Besar, dan dimakamkan di Sei Belanga.
Allahyarham
Syarif Mahmud Al Kadri
Penggawe Sei Purun Besar
Suami Almarhumah
Syarifah Seha binti Wan Mohammad
Keturunan dari Anak Perempuan
Wan Muhammad Sei Purun
38. 3. Syarifah Seha binti Wan Syarif Muhammad menikah dengan
(+ Syarif Mahmud Alkadri, Suami beliau Penggawe Sei Purun Besar. Dimakamkan di desa Sei Purun Besar)
Memiliki anak keturunan di antara nya ;
39. 3.1.Syarif Abdul Kadir ( Obot ) bin Mahmud, menetap di Purun Besar, keturunan nya :
3.1.1. Abdurrahman bin Abdul Kadir bin Mahmud, cucu Syarifah Seha.
Anak , 3.1.1.1. Fahmy bin Abdurrahman
Perempuan 2 orang
3.1.2.Muhsin bin Abdul Kadir bin Mahmud, Cucu Syarifah Seha.
3.1.3. Muhammad bin Abdul Kadir bin Mahmud, Cucu Syarifah Seha.
Keluarga :
Abdurrahman 56 th 2020, bin Abdul Kadir ( Obot )
bin Syarif Mahmud Penggawe ,
Ponakan.
Sei Purun Besar
3.2.Syarif Amin (Omen) bin Syarif Mahmud Alkadrie, Penggawe,
makam di Purun Besar.
Keturunan beliau diantara nya :
Penggawe Syarif Amien Alkadri, bin
Penggawe Syarif Mahmud
Sei Purun Besar
3.2.1. Syarif Ahmad Faisal 55 th 2020, bin Amien bin Mahmud,
Cucu Syarifah Seha, menetap di Siantan, memiliki 3 orang putra dan putri :
3.2.1.1. Syarif Rizal bin Faisal bin Amien bin Mahmud ,
3.2.1.2.Syarifah Mellyana binti Faisal bin Amien bin Mahmud, dan adik nya juga perempuan.
Syarif Ahmad Faisal 55 th 2020, Wafat 2024
bin Amien bin Mahmud - Siantan,
bersama Ibu nya,
Syarifah Rukiah, 81 th 2020, Wafat 2022
Bersama Syf. Rukiah, 2020, ( atas ) istri dari
Syarif Amien bin Mahmud Allahyarham, ( Bawah )
Syarif Amien bin Mahmud Allahyarham,
Sepupu
3.2.2.Syarif Ahmad Farhan, 47 th 2020, bin Amien bin Mahmud, Cucu Syarifah Seha. Pontianak.
3.2.3. Syarif Ahmad Fadiel, 42 th 2020, bin Amin bin Mahmud, Cucu Syarifah Seha, menetap di Pontianak. Memiliki 2 orang putra. Dan beberapa saudara perempuan mereka satu ayah satu ibu, serta satu ayah lain ibu. Dari Keturunan Amien bin Mahmud.
3.3.Syarif Abdullah bin Mahmud ( Dola Camat ) menetap di Siantan, memiliki Putra dan Putri , dipanggil : Oji. dan Halijah
3.4.Syarif Salim bin Mahmud,65 th 2020, menetap di Purun Besar, bersama keturunan nya
3.5. Syarif Harun 60 th 2020, bin Mahmud, menetap di Purun Besar + anak-anak nya.
Bersama Syarif Harun bin Mahmud, 60 th 2020, Sepupu
Sei Purun Besar
3.6. Syarif Jafar 58 th 2020, ( japot) bin Mahmud, menetap di Purun Besar.
3.7. Syarifah Halijah,: wafat 2019. binti Mahmud putri Syf. Seha,
menikah dengan Syarif Saleh bin Said, 75 th 2020,
menetap di Siantan, memiliki 3 anak laki laki,
diantara nya :
3.7.1. Syarif Zuli Hamzah, 58 th 2020, : bin Saleh bin Said, Cucu Syarifah Seha binti Mohammad, Gg. Dharma Putra .III./20. Siantan. Memiliki keturunan :
3.7.1.1. Syarif Sultan bin Zuli Hamzah bin Saleh bin Said Al Kadri
3.7.1.2. Syarif Zein bin Zuli Hamzah bin Saleh bin Said AlKadri
Wan Zuli Hamzah bin Shaleh bin Said,
58 th 2020 - Ponakan
3.7.2. Syarif Agus 57 th 2020, bin Saleh bin Said,(+Sarinah) menetap di Kuching
3.7.3. Syarif Rony, 42 th 2020, bin Saleh bin Said, menetap di Siantan, dan banyak saudara perempuan nya, diantara nya : Aminah binti Saleh (wafat 2018), Aina, Yuni, Santi, dll
3.8. Syarifah Kamariah menikah dengan Syarif Ismail, Purun Besar. Belum ada data anaknya.
Syarif Harun 60 th 2020, bin Mahmud Alkadri, - Sei Purun Besar
Salah satu putra Almarhumah Syarifah Seha,
binti Muhammad bin Ibrahim
Cucu Wan Mohammad dari anak perempuan
Kiri ke kanan :
Syarif Salim, Syarif Harun, ( Putra Syf. Seha )
Sei Purun Besar. Cucu Wan Mohamad dari anak perempuan.
=========
Keturunan :
Anak perempuan Wan Muhammad Sei Purun
38. 5. Syarifah Rugayyah, wafat 2015 usia 96 tahun,: anak bungsu ke 5, binti Wan Mohammad bin Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram ,
Menikah dengan Syarif Khaled Alkadri, keturunan Pangeran Laksamana Ali Ahmad bin Sultan Abdurrahman di makamkan di Batulayang.
Keturunan
Cucu Wan Mohammad dari anak Perempuan
Anak Bungsu ke 5. Syarifah Rugayyah, keturunan nya : :
5,1.Syarif Kasim bin Khalid, dari ibu Generasi ke @39
5, 2. Syarif Kadir bin Syarif Khalid, Alkadri
5. 3. Syarif Jafar , bin Syarif Khalid, Alkadri
5, 4. Syarif Yahya,bin Syarif Khalid, Alkadri
5. 5. Syarif Alwi bin Syarif Khalid, Alkadri dan anak perempuan:
5. 6. Syarifah Fatimah binti Syarif Khalid, Alkadri
5. 7. Syarifah Halimah. binti Syarif Khalid, Alkadri
Tersebar di dekat Tugu Equator, Batulayang, dan Sei Purun Besar.
Keluarga
Syarif Tue Tsani
39@Syarif Abdullah bin 38@ Yahya
bin 37@ Wan Mohammad, bin
36@Sayyid Ibrahim Panglima Paku Alam , bin
35@Sayyid Abubakar Panglima Laksamana I Wierelles , bin
34@Sayyid Syarif Husein Alkadri Jamalullail
Surabaya
Cucu Wan Mohammad dari anak laki- laki.
1.6. Nenek moyang dan leluhurnya,
Sesekali dengan di boncengi sepeda pancal, ayah nya mengajak ziarah ke makam kakek nya / Datuk Wan Mohammad bin Ibrahim, di daerah Sei Belanga, sekitar 1 km dari Sei Purun Besar, ke arah Peniti Besar, dekat Sei Burung di pinggir jalan raya. Sekarang dekat Rumah Syarif Alwi bin Khalid cucunya.
Syahdan, katanya dulu beliau memang bermukim disini, daerah antara Sei Purun Besar dengan Sei Burung, hingga wafat nya. Itulah kenapa makam nya ditemukan ditempat ini. Beliau menetap disini sejak zaman dulu sempat bersembunyi zaman Jepang, kemudian keluar setelah 2 tahun dari tempat persembunyian di hutan Paret Pa"oket, zaman penjajahan Jepang antara tahun: 1945 - 1950 Masehi.
Sayyid Syarif Abubakar bin Daud Alkadri
bin Wan Mohammad , 78 tahun, 2020
foto Makam Datuk Nenek nya :
Wan Mohammad bin Ibrahim , dan
Istri beliau Syarifah Tora
Makam
Wan Yahya bin Muhammad ( Tok Kundoi )
Tampak diatas pusara :
Wan Mustafa & Wan Iskandar, dua putra nya
Kompleks Pemakaman Tok Keme",
Dalam Bugis, Pontianak Timur
Kakek ( Abdullah bin Yahya ini ) dari pihak ayah, bernama : Wan Syarif Muhammad menikah dengan Syarifah Tora. Dimakamkan di Sei Belanga, dekat Sei Purun Besar, Km, 34 dari kota Pontianak, arah ke Sei Pinyuh, Kabupaten Pontianak.
Syarif Muhammad bin Ibrahim, wafat sekitar th. 1947 - 1950,
Konon menurut cerita turun temurun, dulu nya beliau tinggal di Pontianak. Kemudian hijrah kesini. Zaman Sultan Hamid I, atau Sultan Yusuf .
Di zaman penjajahan Jepang, ( zaman Sultan Muhammad ) demi menyelamatkan nyawa, mereka menyelamatkan diri di Paret Pa'Oket, Hulu Sei Purun Besar.
Setelah peristiwa pembantaian sungkup jepang tidak kurang dari 100 jiwa kerabat Kesultanan Kadriah Pontianak di tangkap dan dipancung tentara pendudukan Jepang, termasuk Sultan Syarif Mohammad, Sultan Pontianak ke.VI, sekitar tahun 1943-1945.
Kaum kerabat Al Kadri menyembunyikan diri ke daerah pedalaman bersama anak dan cucu mereka, demi menyelamatkan nyawa. Banyak dari mereka kemudian mengubah nama dan menutupi identitas asli nya, karena trauma yang luar biasa .
Sampai sekarang, banyak diantara keturunan mereka belum ditemukan, bisa jadi mereka mengubah nama dan menikah dengan wanita setempat dari suku Dayak, karena begitu lama nya mereka hidup di tengah hutan pedalaman.
Penyerahan Surat Mandat kepada Panglima Hasan, 18 Juni 2020
Berdasarkan keterangan cucu nya : Umar bin Daud, 89 th 2020.
Wan Mohammad ini juga dulunya masuk ke hutan, setelah sekitar 2 tahun baru keluar ke perkampungan. dan menetap di Desa Sei Belanga, Purun Besar. Anak cucu nya kemudian menyebar ke Mempawah, Selakau, Siantan, Pontianak, Desa Sta'i, Singkawang, Sei Beliung, Malang, Surabaya, Kuching dll.
Bersama Notaris,:
Jevvi Agus Prananda.SH.M.Kn,
29 Juni 2020
Berdasarkan penuturan cucu beliau dari putri nya Syarifah Seha binti Wan Mohammad, ya,ni: Syarif Harun bin Syarif Mahmud, di Sei Purun Besar,: "Memang benar adanya bahwa keluarga Wan Mohammad pernah tinggal dan menetap di Paret Pa'Oket."
Itulah kenapa dua putri nya, ya,ni: Syarifah Seha atau Nurseha,wafat diusia 78 tahun,1982, tinggal berdekatan dengan Syarifah Rugayyah, wafat usia 90 an tahun, 2017, sampai akhir hayat mereka.
Wan Mohammad bin Ibrahim Panglima Paku Alam Segeram, bin Syarif Abubakar Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak.
Diperkirakan beliau hidup se zaman dengan Sultan Hamid I, Sultan Yusuf, Sultan Muhammad hingga Sultan Hamid II, dimasa tua hingga wafat nya, beliau hidup di Sei Purun Besar, dan dimakamkan di Sei Belanga.
Menghadap Sultan Pontianak, 15 Juni 2020
Selanjutnya ada yang mengatakan Abubakar ini,
bin Sultan Abdurrahman ?
Abubakar bin Sayyid Husein Tuan Besar Mempawah, ( bergelar Ncek Panglime Ribot, Harimau Wakkar, Tuanku Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Tua, dari Ibu beliau bernama Nyai Tengah.
Abubakar ini disebut dalam sejarah membuka hutan kota Pontianak pada tahun 1771 M.
Yang jelas Abubakar nenek moyang kami ini :
Memiliki keturunan diantara nya: Ibrahim dan Jamalullail.
Dan banyak lagi anak dan Istri nya, salah satu , bernama Syarifah Aminah asal dari Trengganu, begitu keterangan lisan dari Abah.
( Wan Yahya bin Mohammad, wafat 2005, usia 84 tahun)
Tok Abu Kramat Makam nya di Pontianak
Penjelasan :
Haji Syarif Yasin bin Zein Al Qadri
Keturunan
Syarif Tue,
Abdullah bin Yahya Maulana Al Qadri
Loloan. Jembrana. BaliDalam rentang sejarah Kesultanan Pontianak, memang ada 4 nama Abubakar yang dianggap Tua, sbb:
1. Abubakar bin Sayyid Husein, gelar Harimau Wakkar, Ncek Panglima Ribot, Tuanku Sayyid Abubakar, Panglima Laksamana Pertama, beliau ikut membuka hutan kota Pontianak pada tahun 1771 M.
2.Abubakar bin Sultan Abdurrahman, gelar Pangeran Laksamana Muda (II ) Jabatan Panglima Laksaman II
3. Abubakar bin Sultan Kasim, Pangeran Muda, Wan Tabu
4. Abubakar bin Sultan Osman,
Utusan Delegasi :
Prof. DR.Kurniawansyah Alkadrie.SH.MH.Mkn. CLA,
menyerahkan Usulan kepada DYMM Sultan, 15 Juni 2020
Didampingi Panglima Hasan dan Abdullah Alqadri
Fakta yang menarik banyak ditemukan keturunan Abubakar yang bukan dari jalur Sultan Abdurrahman, sebab dari 33 atau, 34 anak, bahkan menurut catatan lainnya, ada 101 anak keturunan Sultan Abdurrahman dan hanya ada satu yang bernama Abubakar.
Makam Sayyid Abubakar juga ditemukan di Jeranjang.
Lombok Barat. Nusa Tenggara Barat, yang merupakan nenek moyang Alkadrie di Lombok.
Para pemegang amanah pendirian "IKBAL" 29 Juni 2020
Lalu Dimana makam Abubakar bin Sultan Kasim, Abubakar bin Sultan Usman? Abubakar bin Sayyid Husein,? Karena tahun waktu dan zaman nya tidak cocok dengan catatan yang ada.
Nama - nama nya juga tidak bisa di kaitkan dengan ketiga Sultan tersebut?
Kami masih melakukan investigasi terus menerus. 2020
Bersama Bapak Walikota Pontianak,
Ir.Edy Rusdi Kamtono,
- KPPS, th.2019, Pemilu-
PENDIDIKAN .
Pendidikan Awal, dan Menengah
Alkisah,:
suatu hari, ketika berkunjung ke rumah sepupu nya, si Doll, kecil di tanya oleh saudara misan nya, yang menjabat sebagai Penggawe/ Kepala Kampung, menggantikan ayah nya ( Syarif Mahmud ), di Sungai Purun Besar.
Bernama : Syarif Amin bin Syarif Mahmud Alkadri. ( Bang Omen )
Bang Omen bertanya, :' Ente sekolah dimana?" si Doll kecil hanya terdiam, tak bisa menjawab. Sepulang nya dari situ, Dia meminta kepada ayah nya, agar Ia di masukkan ke sekolah dasar.
Dengan mata berbinar ayah nya, menjawab:" Kalau kamu ingin bersekolah, kamu harus di Pontianak,"
Selang waktu tak berapa lama, Dia kemudian di antar ke Pontianak, bersama ibu dan adik nya yang saat itu baru ber usia sekitar tiga tahun.
Adik ke tiga nya ini lahir di Desa Mandor, itulah mengapa kadang dipanggil dengan nama kecil : Mandor. Adik kedua nya : Jafar, wafat kecil.
Ayah nya bolak balik, sekitar setengah tahun, tapi kemudian beliau juga memilih menetap di Pontianak, dan kumpul bersama keluarga, anak dan istri nya, sekitar tahun 1978, di daerah dekat makam Wan Said Wali, bilangan Kampung Dalam Bugis, Pontianak Timur.
Ibunda Syarifah Aminah Binti
(Syarif Said + Syf. Zam - Zam)
bersama cucv menantu nya
Usia,77 tahun, 2020
Si Doll kecil kemudian dimasukan ke Madrasah Al Raudhatul Islamiyah, di bilangan Kampung Tambelan Sampit. Sekolah ini merupakan sekolah swasta tertua di kota Pontianak. Berdiri sejak tahun 1948.
Si Doll kecil ketika akan di daftarkan ke kelas satu, Ia menolak, karena merasa Ia sudah bisa membaca, meskipun belum mahir menulis huruf latin.
Akhirnya di putuskan Ia boleh duduk di kelas 3 SD itu, dengan catatan, jika tiga bulan tidak sanggup, akan diturunkan ke kelas 2.
Saat itu sekitar tahun 1978
Bersama Syarifah Melion,
( Istri Almarhum Syarif Usman Alkadri)
Bu Yon,
Gg. Tujuh Belas, Bibi, Mak Mude karena sepupu dari Ibu dan dari Ayah,
dari keturunan Syf. Secon. Siantan.
Ibunda dari Syarif Usmulyani, Usmulyadi, Usmardan, dll.
Pontianak
Subhanallah, ternyata Ia mampu dan bisa mengikuti pelajaran nya dengan baik. Sampai menamatkan SD nya, sekitar tahun 1980 an.
Si Doll, -selesai SD, kemudian melanjutkan sekolah nya ke SMP Negeri 4 Pontianak, lulus sekitar tahun 1984. Dan melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1, Pontianak.
Keluarga Besar dari Ibu, :
Syarif Ali, Bagir, Syafiah,
Mustafa(adik), Humaidi, dan kedua cucu, th, 2020
3. Masa Remaja, dan Dewasa,
Sekitar antara tahun 1985 -1988, si Doel, pernah beberapa kali berkunjung ke Kuching Sarawak. Karena pada masa ini, keluarganya sempat hijrah kesana serta menetap di Desa Meranek, Muara Tuang, Kota Samarahan, Kuching, Sarawak, Malaysia Timur ini.
Adik- adiknya yang sebagian masih kecil, sempat bersekolah di Sekolah Rendah Kerajaan, SRK, di Meranek. Akan tetapi dikarenakan persoalan ke imigrasian, mereka akhirnya terpaksa pulang kembali ke Pontianak, karena halangan tak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat berikutnya.
Masa itu memang hanya Si Doel yang tidak ikut berhijrah, dan memilih tinggal sendirian di Pontianak dalam rentang masa remaja nya ini. Disamping juga saat itu Ia masih duduk di bangku SMA nya.
4. Pendidikan Tinggi, lanjutan
Pada sekitar tahun 1990, Ia kemudian memutuskan merantau ke tanah Jawa , dan bertahan di daerah Malang Jawa Timur.
Disini Dia sambil kuliah dan bekerja, sampai menyelesaikan S1 nya di bidang Hukum, Sarjana Hukum dengan gelar SH, ( yang jarang di pakai nya ) dari salah satu perguruan tinggi Swasta yang ada di kota Malang. Jawa Timur.
Ia juga sempat masuk Ponpes sekitar 2 - 3 tahun, belajar memperkuat pemahaman dan keyakinannya tentang Tuhan. Mengisi dada yang menurutnya merupakan bekal masa depan nanti. Akan tetapi menurutnya apa yang dipelajarinya ini hanya cukup untuk dirinya sendiri, dan belum layak untuk diajarkan, karena cakupan ilmu agama memiliki banyak dimensi dan sangat luas.
Sesi foto bersama,:
utusan Delegasi, Sultan dan Panglima,
15 Juni 2020
5. Pernikahan
Setelah sekitar 6 tahun jungkir balik, malang melintang, dari ujung pulau Jawa sebelah timur sampai ujung barat, bahkan Pulau Bali, Lombok, Sumbawa hingga Safe Bima, pernah di jelajahi nya, Allah kemudian menunjukkan jodoh nya di bilangan kota Surabaya. Saat itu sudah agak terlambat sebetulnya dari usia layak menikah, Ia ketika menikah berusia 30 tahun saat itu.
Dia kemudian menikah pada tahun 1996, di Surabaya.
Syarif Abdullah bin Yahya ( Si Dool, Arie ) menikah dengan Syarifah Jadidah binti Ibrahim bin Ahmad Alatas, menetap di Surabaya sejak 1990.
Ia dikaruniai dua orang keturunan, 1 putri dan 1 putra, sepasang.
1. Syarifah Fatimah Yasmin binti Abdullah bin yahya, 23 th 2020
2. Sayyid Muhammad Habibi bin Abdullah bin Yahya, 22 th 2020
Persiapan Menikah th, : 1996 di Surabaya
Sekarang kedua anak nya berusia sekitar 23 tahun yang pertama, dan 22 tahun yang nomor dua.
Si Doll, sekarang lebih dikenal dengan nama : Abdullah Alqadrie, dan akronim nama panggilan atau nama beken nya biasa di panggil : Pak Arie, akronim dari : (A bdullah Alqad RIE,) nama yang populer di kalangan rekan dan sahabat nya.
Saat ini, Si Doll, berusia sekitar 55 tahun, dan menjalani hidup nya , dengan cita - cita, berbuat sesuatu untuk keluarga besar yang di tinggalkan nya di Pontianak.
Keluarga Ku, tahun. 2019
6. Pengalaman dan Perjuangan hidup
Si Doel,: pernah berdagang Pontianak - Ketapang dimasa muda nya, kemudian bekerja di Kuching, berjualan di Pasar Sudirman, sampai akhirnya merantau ke Surabaya, pada akhir 1990
Sebelum menikah, sempat berbisnis kayu Kalimantan di Malang, menjalankan toko teman nya, memasarkan keramik lantai bekas yang di masa itu belum keluar keramik dalam bentuk kemasan seperti sekarang ini.
Sebagian bangunan masih menggunakan semen plester dan tegel.
Setelah menikah Ia sempat menjalani berbagai profesi dan jalan usaha untuk menafkahi dan membesarkan kedua anak nya.
Ia pernah usaha di Bali sebagai supplier kulit finish, yang berjalan cukup baik, hingga akhirnya Bali di Bom Amrozy ,Cs pada tahun 2002. Hanya 3 bulan pasca bom, Ia terpaksa pulang kembali kerumah nya , karena usaha nya bangkrut.
Ia kemudian memilih berdagang ke Ujung Pandang, Makassar, Sulawesi Selatan. Hal ini berjalan sekitar 2- 3 tahun yang akhirnya juga bangkrut, karena tertipu giro kosong 7 lembar oleh kolega bisnisnya.
Pada saat di Ujung Pandang inilah, ayah yang sangat dikasihinya menutup mata di tanah kelahirannya, Pontianak, sekitar tahun 2005.
Sekitar 2005 - 2009 Ia bergabung dengan perusahaan pengembang perumahan di Jember di sekitar daerah Patrang situ.
Perumahan Pesona Regency Property.
Tahun 2009 akhir, Ia merantau kembali ke Jakarta dan belajar dunia jual beli gaharu, yang sempat cukup baik hasilnya. Sekitar 2012- 2014 kemudian bergabung dengan sahabatnya di Samarinda, bergerak di bidang Batubara dan seluk beluknya.
Sampai akhirnya terbengkalai karena adanya moratorium dari pemerintah.
Pada tahun 2015- 2016 Ia sempat menjadi Direktur perusahaan Tours Travel yang bergerak di bidang pemberangkatan jamaah umrah, usaha ini kemudian terhenti akibat adanya pembatasan kuota, dan beberapa aturan baru, yang cukup menyusahkan usaha.
2017 - 2020 , Masa ini sudah mulai digunakan untuk merenung dan memikirkan langkah perjalanan hidupnya. Setelah berbuat sesuatu untuk Ibu dan saudara - saudaranya, Ia berharap dan bercita - cita berbuat lebih banyak bagi keluarga besarnya.
Bagi tanah kelahiranya.
Pontianak.
Dalam salah satu Pertemuan
di Istana Kadriah Pontianak , th,2018
7. Cita - cita dan Harapan masa tua ,
Saat ini, Syarif Abdullah, atau Si Doll, berharap :
"Ketika nanti suatu saat, jasad nya sudah tak lagi ada diatas dunia, akan ada banyak do"a dikirimkan untuk nya, ada banyak orang yang menyebut nama nya dengan penuh cinta, barangkali dari amal jariah dalam bentuk fikiran dan perbuatan yang diwariskan nya, dan nanti akan di terima nya di alam barzakh."
Dia hanya ingin mewakafkan sisa usia nya untuk menjadi : "Khairunnas yan fa u linnas,:' Sebaik-baik manusia, yang mendatangkan banyak manfaat untuk manusia lain nya,!"
Serta mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan nya.
Semoga.
( Surabaya, 21 Mei 2020, Masehi -
27 Ramadhan 1441 Hijriah)
Ir. Sholah Atthiyah, :
Idola,
Sumber inspirasi serta Obsesi hidup Ku
"Pemikiran nya melampaui batas pemikiran manusia biasa"