Senin, 15 Agustus 2022

Daulah Umayyah : IV, Dari Muhtar Ats-Tsaqafi, hingga Abdullah bin Zubair,

 By : SAY Qadrie

Pustaka Sejarah Dunia Islam : kurun , 685-705 M / 66-86 H 

Daulah Umayyah Dalam  Catatan Sejarah :  Sesi ke Dua

Zaman Kekuasaan Keluarga  Al Hakam bin Abi Al - Ash bin Umayyah

Keturunan : Abdul Malik bin Marwan bin Al Hakam, dan

Keturunan  : Abdul Malik bin Yahya bin Al Hakam


Gambar ILustrasi


PENGANTAR :


-," Dan sungguh  ( agama tauhid ) inilah agama kamu, agama yang satu,  dan Aku adalah Tuhan mu, maka bertaqwalah kepada Ku,"--  


 --" Kemudian mereka terpecah - belah dalam urusan ( agama )  nya menjadi beberapa golongan.  Setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka  ( masing-masing) :  Maka biarkanlah mereka dalam kesesatan nya sampai waktu yang ditentukan. 


--,"Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak - anak kepada mereka   itu ( berarti ) bahwa :  Kami segera memberikan kebaikan -kebaikan kepada mereka ?  (tidak)  tetapi mereka tidak menyadari nya. :  Sungguh orang - orang yang  karena  takut azab Tuhan nya , mereka sangat ber hati - hati,"--  ( QS. 23. Al Muminun :  52  sd  57  )  --  


 "Maka Allah meng - ilhamkan kepada jiwa itu, jalan kefasikan dan ketaqwaannya.  Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotori nya" ( QS. Asy Syam, 8,9,10 )





KLAN UMAYYAH DIBAWAH KENDALI KETURUNAN 
ABDUL MALIK BIN MARWAN


II. Keturunan Abdul Malik bin Marwan bin Al Hakam


   Setelah wafatnya Marwan, putranya, : 

   Abdul Malik naik tahta, pada tahun 685 M. 



II. 5. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M  - 6 tahun


Revolusi Muhtar bin Abi Ubaidah At Tsaqafi  di Kufah, dan 

Deklarasi Abdullah bin Zubair bin Awwam di Mekkah


     Naiknya Abdul Malik, disambut dengan gegap gempita Revolusi yang digerakkan oleh Al-Mukhtar Ats Tsaqafi di Kufah pada 685-687 M, dan makin masifnya perlawanan Abdullah bin Zubair dari kota Mekkah. 


     Kelompok Syi'ah sendiri, - ( mereka yang tetap mendukung kepemimpinan Ahl Baith Nabi dan keluarga Ali serta mengambil ajaran syariat, fiqih, muamalah, dari keturunan ini termasuk aliran fiqih : "Jafari" dari  Jafar As Sadiq  bin Muhammad  Al Baqir, guru dari Imam Abu Hanifah dan Imam Malik bin Anas, oleh mereka  disebut Syiah dianggap sesat dan Kafir, oleh bani Umayyah serta jajarannya )  - yang tertindas setelah kesyahidan pemimpin mereka Husain bin Ali di Karbala 680 M, terus melakukan perlawanan dengan lebih gigih.

 Dan di antaranya adalah yang dipimpin oleh : 

       Al-Mukhtar bin Abu Ubaidah At -Tsaqafi 

       di Kufah pada tahun : 685-687 M.


       Gerakan perlawanan Al-Mukhtar mendapat banyak pengikut dari kalangan kaum Mawali ( yaitu umat Islam bukan Arab, taklukkan pasukan Islam Umayyah dianggap orang jajahan, kaum budak, berasal dari : Persia, Armenia dan lain-lain) yang pada masa Bani Umayyah dianggap sebagai warga negara kelas dua.


       Gerakan ini merupakan tuntut balas darah Husein yang syahid  di Karbala.


    Muhtar berhasil menyeret para pelaku dan pembantai putra Nabi, seperti : Ubaidillah bin Ziyad, mantan gubernur Kufah,  Syimir bin Ziljauzan, pemotong leher Husein, Sinan bin Anas, penginjak jasad Husein, Khauli, pembawa kepala Husein diujung tombak, dll


     Namun perlawanan Al-Mukhtar sendiri ditumpas oleh Abdullah bin Zubair :, yang menyatakan dirinya secara terbuka sebagai Khalifah setelah Husain bin Ali terbunuh. Dengan dalih tuntut balas darah Husein, Abdullah mengobarkan perlawanan terhadap bani Umayyah saat itu, setelah Yazid membunuh Husein.


     Akan tetapi, ketika sudah memiliki kekuatan dan dukungan, Ia berbalik memburu kekuasaan atas Irak, yang tengah bergolak dibawah pimpinan Muhtar. 


      Abdullah bin Zubair :  mengirim saudara nya, : "Mus”hab bin Zubair," untuk menaklukkan Muhtar yang bermarkas di kota Kufah, sekaligus klaim bahwa Kufah dibawah kendali nya, dengan mendudukkan saudaranya sebagai Gubernur. 


- Ada riwayat menyebutkan, ketika Kufah ditundukkan, Mushab menyembelih 7000 ( baca : tujuh ribu nyawa manusia ) orang Irak pendukung Muhtar Tsaqafi yang saat itu bertahan dalam istana Kufah - seperti kambing kurban.  


    Abdullah bin Zubair membina kekuatannya di Mekkah setelah dia menolak sumpah setia, bai"at terhadap Yazid bin Muawiyah, ketika Yazid naik tahta pada 680 M, setelah wafatnya Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb, pendiri dinasty Umayyah. 


    Perlawanan Abdullah bin Zubair : dihancurkan pada masa kekuasaan Abdul Malik bin Marwan, yang  mengirimkan pasukan bani Umayyah dipimpin oleh "Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi" dan berhasil membunuh serta memenggal kepala Abdullah bin Zubair pada tahun : 73 H/692 M.  


Klan Zubair ini tumbang, 5 (Lima) tahun setelah gerakan tuntut balas darah Husein yang dimotori oleh Muhtar Tsaqafi  di Kufah ditundukkan Abdullah bin Zubair agar dapat menguasai Kufah. Muhtar bersama 7000 pendukungnya  disembelih oleh  klan Zubair, banjir darah di Kufah dilakukan dengan tangan Mushab bin Zubair, dan pasukan nya. Mushab kemudian menjadi gubernur Kufah.

 

       Setelah itu, gerakan-gerakan lain yang dilancarkan oleh kelompok - kelompok perlawanan, termasuk Khawarij dan bani Hasyim, dapat dipadamkan dengan pedang bani Umayyah. Hingga nantinya disapu oleh klan bani Abbas, atau Abbasiyah yang menumbangkan klan bani Umayyah Damascus ini pada 750 M. 


     Keberhasilan ini membuat orientasi pemerintahan Bani Umayyah mulai dapat diarahkan kepada pengamanan daerah-daerah kekuasaan di wilayah timur (meliputi kota-kota di sekitar Asia Tengah) dan wilayah Afrika bagian utara, bahkan membuka jalan untuk menaklukkan Spanyol (Al-Andalus).



Cuplikan perlawanan akhir Muhtar Vs Mus"hab


Wasiat lengkap Muhtar Atsaqafi sebelum syahid nya : 


Wahai manusia , 

Dunia yang megah kelak akan mati

Matahari dan bintang yang bersinar, kelak akan padam

Gunung yang menjulang tinggi, kelak akan hancur

Air laut yang biru, kelak akan tercemar

Hutan yang hijau, kelak akan memerah, 

seperti besi yang dipanaskan dalam tungku



Disaat itu, 

manusia seperti semut yang sarangnya kemasukan air

Dan manusia berlarian mencari perlindungan

Mereka mencari - cari dimanakah letak surga itu?


Dia akan melihat jembatan yang menghalangi, antara dia dengan surga


Jembatan itu kadang lebar kadang sempit

Kadang lurus dan kadang penuh kelokan

Kadang tajam dan kadang licin

Amal kita di dunia akan menentukan kondisi jembatan itu


Bagi penguasa zalim , 

jembatan itu, serapuh dan selicin helai rambut



Hari itu, 

semua anggota tubuh kita akan bersaksi atas keadilan atau kezaliman kita

Tidak ada perbuataan yang lebih buruk dari kezaliman


Aku telah berupaya memerangi musuh - musuh keadilan


Siapapun kita sebenarnya, hanya Allah yang tahu


Orang fasik mungkin menuduh ku pembohong

Orang - orang zalim menuduhku cinta dunia dan haus kekuasaan 

Hanya Rasul dan orang pilihan yang bersih dari dosa



Hari ini, 

Kalian akan menghadapai kemunafikan 

yang merupakan bencana terbesar bagi agama.


orang munafik datang mengenakan pakaian agama. 


Dia seperti koin, 

Yang satu sisinya bertuliskan nama Allah,

 dan sisi lain bertuliskan nama Iblis. 


Orang awam hanya melihat sisi Allahnya, 

Tapi orang berpengetahuan melihat sisi Iblisnya. 


Aku sungguh menderita karna orang - orang 

yang berlagak ahli ibadah dan taat agama ini, 


"Wahai orang orang yang beriman, 

tetaplah dalam keimanan" (QS  An Nisa : 136 )


     Muhtar At Tsaqafi menghembuskan nafas terakhirnya di tempat sholat mihrab nya Imam Ali bin Abi Thalib, Ia merayap menyeret luka disekujur tubuh nya dengan memegang anak panah yang menancap di tenggorokan nya ke tempat dimana dulunya kepala Ali merekah ditebas pedang Abdurrahman Ibn Muljam, pada malam 19 Ramadhan saat sujud nya. 

Inna lillah wa inailaihi rajiun, ....

================



II. 6. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M  - 10 tahun


     Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M.


      Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukkan, "Thariq bin Ziyad", pemimpin pasukan Umayyah, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko (magribi) dengan benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq).

      Tentara Spanyol dapat dikalahkan.

      Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. 

      Ibu kota Spanyol, Cordoba, dengan cepatnya dapat dikuasai. 


   Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti : Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordoba. Pasukan ini memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa.



II. 7. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M  - 2 tahun


    Pada masa kekuasaannya, Sulaiman melucuti jabatan lawan-lawan politiknya, terkhusus mereka yang dulu bersekutu dengan "Al-Hajjaj bin Yusuf", panglima Umayyah yang terkenal akan kebengisan nya. 


      Dia juga menghidupkan kembali upaya penaklukan Konstantinopel. 


     Sulit menggambarkan masa kekuasaannya secara tepat lantaran waktunya yang singkat, menjadikan Sulaiman kerap dipandang sebagai tokoh yang ambigu oleh sejarawan. Peran Sulaiman dalam sejarah juga terbayang-bayangi oleh reputasi penerusnya, 'Umar bin 'Abdul 'Aziz, yang kerap mendapat sorotan oleh sejarawan Muslim.  






II. 8. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M -  3 tahun


     Zaman ini dikenal dengan serangan yang dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Pirenia. Serangan ini dipimpin oleh Abdurrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeaux, Poitiers. 


         Dari sana ia mencoba menyerang Tours. 

        Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, al-Ghafiqi terbunuh, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Disamping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah (mediterania) juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.


     Selanjutnya hubungan pemerintah dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan  Umar bin Abdul-Aziz (717-720 M),


       Dimana sewaktu diangkat sebagai khalifah, menyatakan akan memperbaiki dan meningkatkan negeri-negeri yang berada dalam wilayah kekuasaan nya agar menjadi lebih baik


     Daripada menambah perluasan nya, di mana pembangunan dalam negeri menjadi prioritas utamanya, meringankan zakat, kedudukan mawali ( pribumi setempat ) disejajarkan dengan Arab.


       Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, hanya sekitar 2-3 tahun saja, tetapi berhasil menjinakkan golongan pengikut Ali dan Ahl Baith, yang mereka labeli sebagai kafir Syi"ah, serta memberi kebebasan kepada penganut agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya.




Warisan Nabi dalam kitab klasik



Ada kisah menarik di zaman kekuasaan Umar II ini, diantaranya : 


         Sebagaimana ditemukan dalam catatan sejarah, memang pernah nama Ali, dilaknat dan dituduh kafir oleh rezim bani Umayah, disetiap mimbar dan pasar, selama lebih dari 60 tahun  kekuasaan mereka, 


       Rupanya fitnah berkepanjangan bani Umayah, tak pernah hilang dan  bertahan dalam kitab, sejarah, ingatan, catatan, hapalan, mereka yang merasa sebagai Muslim, sampai hari ini, dengan mnyebut "pengikut Ali dan Ahl Baith Nabi" sebagai "Syi"ah" meski sekarang, 1000 tahun kemudian setelah runtuhnya bani Umayyah. Luar biasa,!!


Inilah salah satu kisah dizaman Umar II : 


       Diceritakan bahwa seorang pria Kristen ingin menikahi seorang wanita Muslim, tetapi keluarganya menolaknya - maka dia pergi ke raja Bani Umayyah Umar bin Abdul Aziz dan bertanya kepadanya tentang alasannya ?


  Sang Raja mengatakan kepadanya jawaban yang sama bahwa tidak diperbolehkan bagi seorang wanita Muslimah menikah dengan seorang pria kristen.


Orang Kristen itu menjawab :


    "Bagaimana bisa tuan mengharamkannya sementara Nabi anda Muhammad  menikahkan putri nya dengan seorang laki-laki kafir ?"

       Maka Raja umar bin Abdul Aziz berkata kepadanya, 

       "Siapakah orang kafir itu ?"

       Pria Kristen ini menjawab :  

       "  Ali bin Abi Thalib !". 


"Bukankah selama lebih dari enam puluh tahun anda telah mencaci maki, melaknat dan menyatakan Ali kafir dalam khutbah di mimbar-mimbar dan di pasar-pasar !! Dan Nabi Muhammad  menikahkan Ali dengan Putri nya (Sayyidah) Fatimah ?!"


      Raja Bani Umayyah Umar bin Abdul Aziz, Umar II,  tercengang dengan kebenaran pria Kristen itu -- dia menundukkan kepalanya dan merasa malu dan bingung - yang mendorongnya menyelenggarakan pertemuan mendesak di mahkamah Bani Umayyah -  dengan hasil keputusan 


       Ia kemudian: "Mengeluarkan perintahnya kepada para khatib dan masyarakat umum untuk segera berhenti menghina, menghujat dan melaknat Imam Ali bin Abi Thalib"--





    "Dan sungguh, di antara mereka niscaya ada segolongan yang memutarbalikkan lidahnya membaca Kitab, agar kamu menyangka ( yang mereka baca dan tafsirkan ) itu sebagian dari Kitab, padahal itu bukan dari Kitab dan mereka berkata, “Itu dari Allah,” padahal itu bukan dari Allah. Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah,   padahal mereka mengetahui.(QS.Ali Imran : 78 ) 



     "Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai - berai kembali.  Kamu menjadikan sumpah  (  perjanjian mu ) sebagai alat penipu diantara mu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlah nya dari golongan yang lain. 


        Allah hanya menguji kamu dengan hal itu.  Dan pasti, pada hari kiamat akan dijelaskan Nya kepada mu apa yang  dahulu kamu perselisihkan itu"( QS. An Nahl, 16 : 92 ) 



II.9. Yazid II, bin Abdul-Malik (720- 724 M).


Sepeninggal Umar bin Abdul-Aziz, dikenal dengan Umar II,  kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin Abdul-Malik (720- 724 M).


Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul-Malik yang cenderung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat itu.


Pada masa awal pemerintahannya, Yazid bertindak menuruti kebijakan Umar bin Abdul Azis sebelumnya. Namun hal itu tidak berlangsung lama.


 Menurut Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Al-Khulafa’, kebijakan itu berlangsung hanya empat puluh hari. Setelah itu terjadi perubahan. 


Tampaknya, terlalu banyak penasihat yang tidak setuju dengan kebijakan positif yang diterapkan Umar bin Abdul Azis. 


Di antara tindakan yang dilakukan "Yazid bin Abdul Malik" adalah menumpas gerakan "Yazid bin Muhallib". 


Sebelumnya, Yazid bin Muhallib menjabat sebagai gubernur Umayyah wilayah Khurasan. Ia juga pernah menjabat gubernur Irak di Kufah dan Iran di Bashrah. 


Mantan gubernur Umayyah ini, Yazid bin Muhallib melarikan diri ke Irak. 


Karena pernah menjabat gubernur di wilayah itu, ia pun diterima oleh masyarakat. Nama keluarganya harum di kalangan rakyat Irak. Hal ini tidak mengherankan karena ayahnya, Muhallib bin Abi Shafra’, adalah penakluk lembah Hind.


Yazid bin Muhallib juga berhasil mengumpulkan dukungan rakyat Basrah untuk memecat  Yazid yang baru naik tahta


Adanya gerakan itu sampai ke telinga sang penguasa di Damaskus. Yazid bin Abdul Malik segera meminta saudaranya,: "Maslamah bin Abdul Malik", untuk berangkat dengan pasukannya ke lembah Irak guna memadamkan gerakan Yazid bin Muhallib.


Panglima Maslamah berhasil membunuh Yazid, dan  terus mengejar sisa-sisa pasukan lawannya. Hal yang tak mungkin dilupakan sejarah adalah tindakannya menghabisi seluruh keturunan dan keluarga Yazid bin Muhallib.


Yazid bin Abdul Malik tidak berusia lama menyaksikan perluasan wilayah dan ekspedisi yang dikirimnya itu. Ia meninggal dunia pada usia 40 tahun. 


Masa pemerintahannya hanya berkisar 4 tahun satu bulan. 


Konon ia meninggal akibat tekanan batin ditinggal seorang wanita yang ia cintai, 


Bersambung klik >> : Daulah Umayyah V, Hisyam bin Abdul Malik,

Klik >> Baca bagian Pertama 

Klik >> Baca bagian kedua


------------

Referensi :

^telaah Nadir Hosen

^Al-Isti'āb fi Ma'rifah al-Ashāb, Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr, tahkik: Ali Muhammad Bijawi, Beirut, Dar al-Jail, cet. 1, 1412/1992.

^Al-Akhbār al-Thiwāl, Abu Hanidah Ahmad bin Dawud Dainawari (w. 282), tahkik Abdul Mun'im Amir Jamaluddin Syaya, Qum, Mansyurat Radhi, 1368 S.

^Ishābah fi Tamiz al-Sahābah, Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, (w. 852), tahkik Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Mu'awwidh, Beirut, Dar al-Kitab Ilmiyah, cet. 1, 1415/1995.

^Usdul Ghābah fi Ma'rifah al-Sahābah, Izauddin bin Atsir Abul Hasan Ali bin Muhammad al-Jaziri (w. 630), Beirut, Dar al-Fikr, 1409/1989.

^I'lām Qamus Tarājim li Syahr al-Rijāl wa al-Nisa min al-Arab wa al-Musta'rabain wa Mustasyriqin, Khairuddin Zarkali (w. 1396), Bairut, Dar al-Ilm lil Malamin, cet. 3, 1989.

^Al-Imāmah wa al-Siyāsah al-Ma'ruf bitarikh al-Khulafā, Abu Muhammad Abdullah bin Muslim Ibnu Qutaibah al-Dainawari (w. 276), Tahkik Ali Syiri, Beirut, Dar al-Adhwa, cet. 1, 1990/1910.

^Al-Inba fi Tārikh al-Khulafā, Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Ma'ruf Imrani (w. 580), tahkik Qasim Samarai, Al-Qahirah, Dar al-Afaq al-Arabiyah, cet. 1, 2001/1421.

^Al-Muntadham fi Tārikh al-Umam wa al-Muluk, Abul Faraj Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad bin al-Jauzi, (w. 597), tahkik Muhammad Abdul Qadir Atha wa Mustafa Abdul Qadir Atha, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1, 1412/1992.

^Al-Thabaqāt al-Kubrā, Muhammad bin Sa'ad bin Muni' al-Hasyimi al-Basri (w. 230), tahkik Muhammad Abdul Qadir Atha, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1, 1410/1990.

^Al-Bada wa al-Tārikh Muthāhhat bin Thahir al-Muqadasi (w.507), Bur Sa'id, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, tanpa tahun.

^ Hodgson, Marshall G.S.; The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia; Jilid Pertama: Masa Klasik Islam; Buku Pertama: Lahirnya Sebuah Tatanan Baru. Jakarta: Paramadina, 1999. ISBN 979-8321-32-4

^ Kitab Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar, Juz 1 hlm. 265. ^ ^ Britannica Encyclopedia, Battle of Karbalāʾ

^ buku K13 mapel PAI kelas 8

^Al-Bidaayah Wan Nihaayah, Ibnu Katsir.

^Tarikh Khulafa', As-Suyuthi.

^Tarikh Bani Umayyah, Al-Mamlakah Su'udiyyah.

^Tarikh Islamy, Ibnu Khaldun.

^Sejarah Bani Umayyah, Muhammad Syu'ub, Penerbit PT. Bulan Bintang.

^The Ahl Bath World Assembly, Teladan Abadi Ali bin Abi Thalib, Saleh Lapadi, Penerbit AlHuda, 2008, hal. 256 - 257 - /-  398 halaman

 ^Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 199

^ "Sayyid Amir Ali". Encyclopedia Britannica.

^ Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung: Mizan, 1996), 142

 Britannica Encyclopædia, Online Edition 2007 -

^ N.R. Keddie, "Afghāni, Jamāl al-dīn"Encyclopædia IranicaOnline Edition 2005-2007

^ From Reform to Revolution, Louay Safi, Intellectual Discourse 1995, Vol. 3, No. 1 .

^ Historia, Le vent de la révolte souffle au CaireBaudouin Eschapasse

^ Ludwig W. Adamec, Historical Dictionary of Islam (Lanham, Md.: Scarecrow Press, 2001), p. 32

^ Jamal al-Din al-Afghani Jewish Virtual Library

^Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978)

^ Muhammad Zaki Badawi, The Reformers of Egypt: A Critique of Al-Afghani, Abduh and Ridha, ISBN 0-85664-651-2 ISBN 978-0-85664-651-5

 

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/ada-apa-dengan-ali-kontroversi-ali.html,

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/11/mengenang-wafatnya-bidadari-di-bumi.html

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/4.html

^https://tirto.id/sejarah-kekhalifahan-umayyah-kejayaan-hingga-keruntuhannya-f7Z7

^https://tirto.id/tragedi-karbala-kematian-husein-bin-ali-dan-terbelahnya-islam-c4SD

^https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/01/060000079/jamaluddin-al-afghani-biografi-pemikiran-dan-ide-pembaharuan?page=all

^https://id.wikipedia.org/wiki/Nadirsyah_Hosen

^https://en.wikipedia.org/wiki/Syed_Ameer_Ali

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/05/buya-hamka-sejarah-ahl-baith-nabi.html

^https://kalam.sindonews.com/read/713529/786/marwan-bin-muhammad-khalifah-terakhir-dinasti-umayyah-yang-gemar-menyalib-lawan-lawan-politiknya-1647342192

^https://www.republika.co.id/berita/lk5ga0/daulah-umayyah-marwan-bin-muhammad-745750-m-khalifah-terakhir

^https://www.islampos.com/kutukan-untuk-si-munafik-al-hakam-15642/

^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/03/berhala-berhala-vs-keyakinan-tauhid-bagi.html

^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/

^Nadirsyah Hosen, Khalifah Marwan bin Hakam dan Pohon Terkutuk dalam Qur’an, https://geotimes.co.id/kolom/politik/khalifah-marwan-bin-hakam-dan-pohon-terkutuk-dalam-quran/, 

^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/

^Lihat, Akbar Shah Najeebabadi, The History Of Islam; Volume Two, Riyadh, Darussalam, 2000, Hal. 109-125