BAGIAN PERTAMA ; ASAL - USUL DAN KELUARGA ,
By : Syarif Arif Chandra & Syarif Tue Tsani
Disusun berdasarkan Data dan Fakta Sejarah tertulis,
Dari Manuskrip Kuno - Nuswah Tua ,
Catatan Pangeran Bendahara
Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman, tahun 1840 M
Mengenang Kilas Balik Sejarah dan Kehidupan
Sayyid Ibrahim bin Sayyid Abubakar Alkadri,
Gelar : Panglima Hitam Paku Alam Segeram
Maktab NanGq 1857 - Dewan Pimpinan Pusat
Kode Buku Induk Nasab : 36. 763.328.1
# Syarif Ibrahim Bin Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar Alkadri Jamalullail Al Husaini
DATA SILSILAH :
Sumber
: Dari catatan Tua Pangeran Bendahara Ahmad Bin Sultan Abdurrahman Alkadri 1840 M - 1261 H, tertulis Dalam Maktab NanGq 1857, Pangeran Bendahara Syarif Ja Far bin Sultan Hamid Satu, bin Sultan Usman, bin Sultan Abdurrahman,Sultan Pontianak Pertama, bin Habib Husein.
Mengenang Kilas Balik Sejarah dan Kehidupan
Syarif Ibrahim Bin Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar,
Merupakan Keturunan Sayyid Husein, bin Sayyid Ahmad,
Gelar Tuan Besar Mempawah 1699 - 1763 M.
Bermarga Al Kadri Jamalullail
Syarif Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram
Lahir : Sabamban, 19 Julhidjah 1194 H - 1773
Wafat : Segeram, 12 Muharam 1278 H - 1857 M
Usia hidup 84 tahun; Maqam terbuat dari Karang Laut
Terkenal dengan julukan : Panglima Hitam Paku Alam,
Istri : Syarifah Fatimah Al-Idrus binti Pangeran Syarif Ali Sabamban, Maqam berdampingan dengan Beliau, 2 istri lainnya, Syarifah SIFA, dan Syarifah NUR, di Pontianak, yang menurunkan 17 anak keturunan hingga hari ini.
=================
PENGANTAR :
CATATAN SEJARAH DUNIA SE ZAMAN
##, Natuna dalam catatan sejarah dunia,
Berdasarkan Buku Harian Kapten Cyrille Pierre Théodore Laplace
Hidup di abad ke 18 Masehi, ( 7 November 1793 – 24 Januari 1875)
Menggunakan Kapal korvet La Favorite pada 12 Maret 1831, Ia merapat ke Natuna selama sembilan hari menjelajah Natuna, Anambas, Pulau Laut, yang saat itu ramai penduduk.
Kapten Cyrille Pierre Théodore Laplace, Adalah navigator asal Prancis yang terkenal karena mengelilingi dunia dengan kapal La Favorite. Dia sangat penting dalam pembukaan perdagangan Prancis di Pasifik. Ia menerima pangkat kapten dari kerajaan Prancis
Pada bulan Desember 1829 Laplace (1793-1875) tepatnya tanggal 30 Desember 1829 ditugaskan untuk melakukan ekspedisi ke India, Hindia Timur, dan Asia Tenggara, dengan korvet La Favorite seberat 680 ton, "dan kemudian dia memilih untuk melakukan ekspedisi, lanjutan melalui Selatan Pasifik" (Howgego).
“Tujuan pelayaran ini adalah untuk mengibarkan bendera Perancis di perairan timur dan perairan lain nya, guna membangun kembali pengaruh Perancis atas Indo-China dan Pasifik.
Pelayaran tersebut juga sangat sukses secara ilmiah...
Pekerjaan hidrografinya menyeluruh dan dapat diandalkan, pekerjaan yang dilakukannya di kelompok kepulauan Nusantara, pada 12 Maret 1831, Ia merapat ke Natuna selama sembilan hari menjelajah Natuna, Anambas, Pulau Laut, hingga pada 21 Maret 1831 meninggalkan kepulauan Natuna dan Anambas di wilayah Malay itu. Catatan ini sangat berharga, dan koleksi spesimen sejarah alam yang bagus berhasil dibawa kembali.
Laplace mengunjungi Singapura, Manila, Kanton, Batavia, Chili, dan pelabuhan lainnya" (Hill). Hebatnya, Laplace hanya kehilangan dua puluh satu orang selama 482 hari di laut, dan tidak ada desersi, "penghargaan atas popularitas dan kepemimpinan Laplace yang bijaksana" (Howgego).
PELAYARAN PANGLIMA HITAM KE SEGERAM :
PELAYARAN DARI BANJAR KEPULAU TUJUH , Tahun 1779 M
Pada , 31 Desember 1799 M, VOC sekutu dagang Belanda, yang didirikan pada abad ke 16, dinyatakan Bangkrut. Dan semua asset serta hutang piutang dinyatakan diambil alih oleh Kerajaan Belanda, dimana hari itu juga Kolonialisme Penjajahan Belanda di wilayah Hindia Timur, berlanjut, !! :
Dan berlangsung selama 143 tahun,:
Hingga berakhir pada 1942 M.
Disisi lain,
Setelah mengundurkan diri dari Jabatan pada 5 Juli 1779 M, Beliau, Syarif Abubakar, kemudian berkumpul dengan keluarganya, istri kedua, Syarifah Aminah Alidrus asal Trengganu yang menetap di Sabamban bersama anak -anak nya, serta merancang untuk mencari pulau kosong baru sebagai tempat bersembunyi, serta pangkalan guna menggerakkan perlawanan terhadap Belanda saat itu.
Terbukti keturunan ini kemudian hilang dari catatan, baik catatan Belanda, catatan Inggris, hingga catatan lembaga pencatat nasab yang ada di Nusantara saat itu.
Kesultanan Pontianak berdiri Pada tahun : 1778 M (1192 H), Sultan Abdurrahman dilantik menjadi Sultan Kesultanan Pontianak pada tanggal 18 Syaban hari Senin, 1192 H, kemudian
Sayyid Abubakar dilantik sebagai Panglima Laksamana Nusantara Pertama Kesultanan Pontianak, 1778 M - Beliau dilantik oleh Sultan Abdurrahman pada tepatnya tanggal 23 Syaban 1192 H, hari Jum"at, hari ke 5 setelah penobatan Abdurrahman menjadi Sultan -
Akan tetapi Beliau kemudian : mengundurkan diri pada 5 Juli 1779 M, karena tidak sepakat ketika Kesultanan menerima kerjasama dengan Belanda.
Pada saat mengundurkan diri, Beliau tidak mengungkapkan maksud dan tujuan sebenarnya, melainkan dengan alasan untuk berda'wah,. kepada saudara nya, Sultan Abdurrahman,
Akan tetapi keputusan tersebut sangat di mengerti oleh Sultan Abdurrahman Alkadri,. Karena sangat paham dengan watak adik nya Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri, yang keras dan sangat anti segala bentuk penindasan
Sebab - sebab Hijrah Ke Segeram,
sekitar abad ke 17 M, : Tahun 1779 M
Panglima Hitam Paku Alam, saat itu beliau baru berusia 6 tahun, Berangkat Hijrah ke Segeram dari Sabamban, bersama Ayah nya “Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar” , setelah mengundurkan diri sebagai Panglima Laksamana Satu,.( 5 Juli 1779 M) setahun setelah Kesultanan Pontianak di tabalkan dulu,
Keputusan ini dipicu oleh Karena beliau , Syarif Abubakar, tidak setuju dengan kebijakan Sultan Abdurrahman Alkadri yang bekerja sama dengan Belanda, - Dan beliau kemudian bergabung dengan anak - anak nya di Sabamban, Borneo Selatan dimana istri keduanya Syarifah Aminah Alidros asal Trengganu hidup dan menetap .
Mungkin menurut Beliau, kerjasama tersebut akan merugikan Kesultanan Pontianak nantinya. Akan tetapi langkah yang diambil Sultan Abdurrahman, juga tak sepenuhnya salah, meski tak sepenuhnya benar.
Dapat di analisa dan di fahami bahwa langkah kompromi tersebut demi eksistensi Kesultanan yang baru seumur jagung tersebut. Jika memilih ber konflik secara terbuka dan frontal, tidak mustahil Kesultanan Pontianak akan diratakan dengan tanah oleh Kolonial Belanda.
Pada masa berikutnya Kita kemudian menemukan Sultan Abdurrahman dalam menghadapi Belanda ini, menerapkan politik 2 kaki. Dikenal dengan kata sandi "Kampung Dalam"dan "Kampung Luar"
Beliau duduk satu meja dengan Belanda, disaat bersamaan Beliau juga men - support gerakan perlawanan yang menenggelamkan kapal - kapal dagang Belanda di lautan, yang dilakukan oleh kaum kerabat Kesultanan Pontianak.
Kerjasama dengan Belanda, terbukti memang kemudian banyak merugikan Kesultanan. Atas hasutan Belanda, Pontianak beberapa kali terlibat peperangan dengan Kerajaan tetangganya, seperti : Kerajaan Sukadana, Kesultanan Sambas, dan bahkan Kerajaan asal istri Sultan yaitu Mempawah.
Pelayaran ke Pulau Tujuh, dari Sabamban
sekitar abad ke 17 M :
Pada sekitar abad ke 17 = September 1779 M
Beliau, Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama, Tuan Abu, Tok Abu, disertai istri ke 2, : Syarifah Aminah binti Sayyid Abdullah Alidrus asal Trengganu Tanah Melayu, bersama 4 putra beliau, masuk ke Segeram dan menetap selama kurang lebih 3 tahun di Segeram, antara tahun 1779 - 1782 M.
Sebelumnya Beliau bolak -balik. Sabamban - Lombok, dimana istri pertama Beliau. Aluyah Sambe, bersama anak - anak nya menetap di Lombok. Keturunan ini selain menetap di Sabamban, juga ada yang menetap di Lombok.
Ketika berlayar ke Natuna itu,: dulunya dikenal sebagai kawasan Pulau Tujuh: Serasan, Tarempa, Midai, Sedanau, Bunguran, Anambas, Letung, Siantan, Pulau Laut,. Dan sekitarnya.
Ada juga yang menyebut kawasan ini dengan Pulau Sembilan.
Negeri Sembilan. Rimba Terjun Pulau Sembilan. Segara. Bahkan ada yang menganggap sebagai "Pulau Sarang Perompak" Karena angker dan sangat ditakuti saat itu,
Tentunya masa itu ketika sebelum kedatangan keluarga Panglima Laksamana Tua ini, yang memilih menetap di pulau kosong itu bersama anak-anak nya pada 1779 M.
Setelah merimba hutan, membabat alas, meletakkan dasar peradaban, dan tiga tahun menetap di Segeram,
Kemudian Beliau Kembali lagi ke Pontianak
Sementara ke empat anak beliau menetap di Segeram,
bersama Ibu Mereka : Syarifah Aminah binti Abdullah Alidrus Trengganu
1. Syarif Ibrahim Bin Abu Bakar, Panglima Hitam Paku Alam Segeram, lahir Banjar 1773 - wafat Segeram 1857 M, Saudara Tertua. Nantinya menekuni profesi mengukir karang laut, bertani, berkebun, dan nelayan.
Ketika pertama kali menginjakkan kaki di Segeram, Ibrahim kecil yang saat itu berusia sekitar 6 tahun, menemukan sebatang paku hitam besar berkarat, sepanjang sekitar 40 cm, Paku itu kemudian ditancapkan ke atas karang yang menyembul dari permukaan tanah yang ternyata adalah kuburan.
Di duga kuburan tersebut bernama Sayid Abdullah Bin Muhammad berasal dari keturunan Campa, - Keturunan Jeumpa Aceh, Syahriansyah Salman, atau Abdullah Persia, tepatnya Sayyid Abdullah bin Hasan bin Jafar Shodiq - Ada kaitan dengan Kesultanan Campa yang ada di Campa, lebih tepatnya : Jeumpa Aceh.
Beliau merupakan keturunan dari Campa/Jeumpa Aceh jalur Sayid Ja'far Shodiq Bin Sayid Muhammad Albagir keturunan Ahlulbait pertama yang datang ke Campa pada 777 M dan ke Segeram sekitar awal abad ke 17 M diperkirakan menetap antara 1740 - 1769 M
2. Syarif Abdurrahman Bin Abu Bakar, Panglima Laksamana Karang Tanjung, lahir Segeram 1781 - Wafat Segeram 1872 M, Adik Panglima Hitam. Menekuni ukir mengukir karang laut, berkebun dan bertani.
3. Syarif Jamalullail Bin Abu Bakar, Panglima Ribot, Junjung Buih, lahir Banjar 1778 - Wafat Segeram 1869 M Adik. Menekuni dunia kelautan sebagai nelayan yang sangat handal, dan
4. Syarif Yusuf Bin Abu Bakar, "Ki Syauki Yusuf", Panglima Jubah Putih lahir Banjar 1776 - Wafat Segeram 1867 M : Yang kemudian dikenal sebagai Ulama Besar Pulau Tujuh abad ke 18, Menetap di Segeram hingga wafat. Beliau ini Adik Panglima Hitam Paku Alam Segeram, yang memilih melanjutkan misi Da"wah ayah nya, Tuan Abu, tadi. Mereka ini 6 bersaudara dari satu ibu.
Keturunan Yusuf ini yang kelak berlayar ke Bali menggunakan 4 armada kapal perang memasuki Kuala Perancak menyusuri Sungai Ijo Gading dan membuka wilayah baru dikenal dengan "Kampung Loloan", :
Syarif Tue, Abdullah bin Yahya, bin Yusuf, bin Panglima Laksamana Satu Sayyid Abubakar bin Habib Husein, jadi beliau bukan keturunan Sultan Abdurrahman sebagaimana rumor yang berkembang.
4, Saudara ini lahir dari satu Ayah dan Satu Ibu, selain, 2 saudara lagi.
Ke empat putra, dari istri ke Dua,:
Keturunan dari Syarif Abubakar Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak ini, bersama ibu mereka, Syarifah Aminah binti Sayyid Abdullah Alidrus, asal Trengganu, Tanah Melayu, dimakamkan di Segeram.
Mereka memang tercatat menetap di Segeram hingga wafat nya.
Sementara 2 saudara lain nya, dari Panglima Hitam Paku Alam Segeram ini dari 1 Ibu yang sama, Syarifah Aminah binti Abdullah alidrus, bernama :
5. Sayyid ALI bin Abubakar Tuan Abu, Panglima Laksamana Satu,: lahir Segeram 1780 Masehi, Disebutkan bergabung dengan saudara sepupunya, Pangeran Syarif Hamid bin Sultan Abdurrahman ( Angke ) di Batavia hingga wafat nya dan di makam kan di TPU Sungai Bambu, Tanjung Priok ( Jakarta Sekarang )
6. Sementara Sayyid Maulana Malik bin Abubakar Panglima Laksamana Satu, tercatat : lahir Segeram 1783, Wafat Batavia 1871, - usia hidup 88 tahun, merantau ke Batavia juga hingga wafat, dan di makam kan di Komplek Pemakaman Mbah Priok Batavia , sekarang Jakarta
BACA SELENGKAPNYA DISINI, KLIK >> :
BACA SELENGKAPNYA DISINI, KLIK >> :
BERSAMBUNG BAGIAN KE DUA, KLIK >> :
======================
Sumber Referensi :
Sumber Primer:
https://historia.id/sains/articles/natuna-di-mata-penjelajah-eropa-vJjYo/page/1, M.F.Mukthi | 07 Jan 2020
https://panglimalaksamana.blogspot.com/2023/01/riwayat-3-panglima-di-segeram.html,
1.https://panglimalaksamana.blogspot.com/2023/01/riwayat-3-panglima-di-segeram.html
2. Maktab NanGq 1857 Pontianak Buku besar catatan Pangeran Bendahara Syarif Ja”far bin Sultan Hamid I, Pontianak,
Halaman Buku : 327 . Nomor urut Nasab : 35. Kode : 763. Anak Ke 6 : nasab ke 35. Syarif Abu Bakar
bin 34. Habeb Husein Alkadri Jamalullail, Kode keturunan ini anak beliau : 763,1. 763.2 dst
Kode : 763 Halaman : 327, 328, 329, 330. Halaman berikutnya mengunakan Kode : 330.1, 330.2 dstnya.
Kode 327 SD 330 Halaman anak - anak Syarif Abu Bakar Kode Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim bin Abu Bakar di halaman 328
3. Dari dokumen NanGq 1857 M - Halaman 330 - 331 Kode 36.3. 1243 -
Buku Induk Nasab Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana Satu Abubakar bin Habib Husein Al Qadri Tuan Besar Mempawah .
Tercatat dalam dokumen NanGq 1857 M, halaman 379.
Nomor : Nasab 36. Sepupu 1 kali Sultan Syarif Usman Alqadri bin Sultan Abdurahman.
4. Managib Syarif Abdurahman bin Abu bakar panglima laksamana I bin Habeb Husein Alqadri
5. Manuskrip Syarif Ahmad Pangeran Bendahara bin Sultan Abdurrahman, tahun 1855 M, huruf arab bahasa Melayu
. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/12/sejarah-keluarga-al-idrus-sabamban.html
https://panglimalaksamana.blogspot.com/2011/01/kesultanan-kadriahqadriahdalam_1051.html
https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/mengenang-syuhada-perairan-lombok-tahun.html
https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/09/siapakah-leluhur-syarif-tue-loloan-bali.html
https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-dan-7-makam-keramat.html
Sumber Sekunder :
1. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/12/sejarah-hidup-sayyid-husein-mempawah.html
2. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/12/biografi-lengkap-sultan-syarif.html
3. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/04/habib-husein-tuan-besar-mempawah-dan_10.html
4. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-dalam-sorotan-kalian-ada-karena.html
5. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/mimpi-masa-depan-segeram.html
6. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-kampung-tua-bertuah.html
7. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2011/01/kesultanan-kadriahqadriahdalam_3671.html
10. https://maaannamorrison.blogspot.com/2022/05/makam-datuk-panglima-hitam.html