Minggu, 31 Desember 2023

HIKAYAT "PANGLIMA HITAM PAKU ALAM" SEGERAM: I ( SATU )

 BAGIAN PERTAMA ; ASAL - USUL  DAN KELUARGA ,

By : Syarif Arif Chandra & Syarif Tue Tsani 

Disusun berdasarkan Data dan Fakta Sejarah tertulis,

Dari Manuskrip Kuno - Nuswah Tua ,

Catatan Pangeran Bendahara 

 Syarif Ahmad bin Sultan Abdurrahman, tahun 1840 M

 

 

Gambar Iluustrasi
"KALIAN ADA, KARENA KAMI ADA,
JANGAN LUPAKAN KAMI...!!
Pesan Ghaib Makam Keramat 7 Segeram


Mengenang Kilas Balik Sejarah dan Kehidupan

Sayyid Ibrahim bin Sayyid Abubakar Alkadri,

Gelar : Panglima Hitam Paku Alam Segeram

Maktab NanGq 1857 - Dewan Pimpinan Pusat

Kode Buku Induk Nasab :  36. 763.328.1

# Syarif Ibrahim Bin Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar Alkadri 

 

DATA SILSILAH :

Sumber 

: Dari catatan Tua Pangeran Bendahara Ahmad Bin Sultan Abdurrahman Alkadri 1840 M - 1261 H, tertulis Dalam Maktab NanGq 1857, Pangeran Bendahara Syarif Ja Far bin Sultan Hamid Satu, bin Sultan Usman, bin Sultan Abdurrahman,Sultan  Pontianak Pertama,  bin Habib Husein.

Mengenang Kilas Balik Sejarah dan Kehidupan

Syarif Ibrahim Bin Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar

Merupakan  Keturunan Habeb Husein, bin Sayyid Ahmad, 

Gelar Tuan Besar Mempawah 1706 - 1771 M.

 Bermarga Al Kadri Jamalullail


Syarif Ibrahim Panglima Hitam Paku Alam Segeram 

Lahir : Sabamban, 19 Julhidjah 1194 H  - 1773

Wafat : Segeram, 12 Muharam 1278 H -  1857 M

Usia hidup 84 tahun; Maqam terbuat dari Karang Laut

Terkenal dengan julukan : Panglima Hitam Paku Alam

Istri : Syarifah Aminah Al-Idrus binti Pangeran Syarif Ali Sabamban, Maqam berdampingan dengan Beliau, 2 istri lainnya,  Syarifah SIFA, dan Syarifah NUR, di Pontianak, yang menurunkan 17 anak keturunan hingga hari ini.

=================


Diduga kuat sebagai Makam Panglima Hitam Paku Alam
Syarif Ibrahim bin Syarif Abubakar Al Kadri
Bersama Istri Beliau


 

PENGANTAR :


CATATAN  SEJARAH DUNIA SE ZAMAN 


##, Natuna dalam catatan sejarah dunia,


Berdasarkan Buku Harian Kapten Cyrille Pierre Théodore Laplace

Hidup di abad ke 18 Masehi, ( 7 November 1793 – 24 Januari 1875)


Menggunakan Kapal korvet La Favorite pada 12 Maret 1831, Ia merapat ke Natuna selama sembilan hari menjelajah Natuna, Anambas, Pulau Laut, yang saat itu ramai penduduk.


Kapten Cyrille Pierre Théodore Laplace, Adalah navigator asal Prancis yang terkenal karena mengelilingi dunia dengan kapal La Favorite. Dia sangat penting dalam pembukaan perdagangan Prancis di Pasifik. Ia menerima pangkat kapten dari kerajaan Prancis


Pada bulan Desember 1829 Laplace (1793-1875) tepatnya tanggal 30 Desember 1829  ditugaskan untuk melakukan ekspedisi ke India, Hindia Timur, dan Asia Tenggara, dengan korvet La Favorite seberat 680 ton, "dan kemudian dia memilih untuk melakukan ekspedisi, lanjutan melalui Selatan Pasifik" (Howgego).


“Tujuan pelayaran ini adalah untuk mengibarkan bendera Perancis di perairan timur dan perairan lain nya, guna membangun kembali pengaruh Perancis atas Indo-China dan Pasifik.


Pelayaran tersebut juga sangat sukses secara ilmiah...


Pekerjaan hidrografinya menyeluruh dan dapat diandalkan, pekerjaan yang dilakukannya di kelompok kepulauan Nusantara, pada 12 Maret 1831, Ia merapat ke Natuna selama sembilan hari menjelajah Natuna, Anambas, Pulau Laut, hingga pada 21 Maret 1831 meninggalkan kepulauan Natuna dan Anambas di wilayah Malay itu. Catatan ini sangat berharga, dan koleksi spesimen sejarah alam yang bagus berhasil dibawa kembali.


Laplace mengunjungi Singapura, Manila, Kanton, Batavia, Chili, dan pelabuhan lainnya" (Hill). Hebatnya, Laplace hanya kehilangan dua puluh satu orang selama 482 hari di laut, dan tidak ada desersi, "penghargaan atas popularitas dan kepemimpinan Laplace yang bijaksana" (Howgego).

 

Gambar pensil Perahu Layar Laplace 
Ketika merapat ke Natuna
Dibuat oleh Laplace 
Dilihat dari daratan 



PELAYARAN PANGLIMA HITAM KE SEGERAM :


      PELAYARAN DARI BANJAR KEPULAU TUJUH , Tahun 1799 M


       Pada saat yang  sama , 31 Desember 1799 M, VOC sekutu dagang Belanda, yang didirikan pada abad ke 16, dinyatakan Bangkrut. Dan semua asset serta hutang piutang dinyatakan diambil alih oleh Kerajaan Belanda, dimana hari itu juga Kolonialisme Penjajahan Belanda di wilayah Hindia Timur, Dimulai, !! : 

       Dan berlangsung selama 143 tahun,:  hingga berakhir pada 1942 M. 


Disisi lain, 

Setelah mengundurkan diri dari Jabatan pada 1779 M,  Beliau, Syarif Abubakar, kemudian berkumpul dengan keluarganya, istri kedua, Syarifah Aminah Alidrus asal Trengganu yang menetap  di Sabamban bersama anak -anak nya, serta merancang untuk mencari pulau kosong baru sebagai tempat bersembunyi, serta pangkalan guna menggerakkan perlawanan terhadap Belanda saat itu. 


Terbukti keturunan ini kemudian hilang dari catatan, baik catatan Belanda, catatan Inggris,  hingga catatan lembaga pencatat nasab yang ada di Nusantara saat itu. 


Pada saat mengundurkan diri,  Beliau tidak  mengungkapkan maksud dan tujuan sebenarnya, melainkan dengan alasan untuk berda'wah,. kepada saudara nya, Sultan Abdurrahman,


Akan tetapi keputusan tersebut sangat di mengerti oleh Sultan Abdurrahman Alkadri,. Karena sangat paham dengan watak adik nya Panglima Laksamana satu Syarif Abu Bakar Alkadri, yang keras dan sangat anti segala bentuk penindasan



Sebab - sebab Hijrah Ke Segeram

sekitar akhir abad ke 17 awal abad ke 18 M, : Tahun 1799 M 

 

Panglima Hitam Paku Alam, Berangkat Hijrah ke Segeram dari Sabamban, bersama Ayah nya Panglima Laksamana Satu Syarif Abu Bakar , setelah mengundurkan diri sebagai Panglima Laksamana Satu,.( 5 Juli 1779 M) setahun setelah Kesultanan Pontianak di tabalkan dulu itu, 


 Keputusan ini dipicu oleh Karena beliau , Syarif Abubakartidak setuju dengan kebijakan Sultan Abdurrahman Alkadri yang bekerja sama dengan Belanda, - Dan beliau kemudian bergabung dengan anak - anak nya di Sabamban, Borneo Selatan. 


Mungkin  menurut Beliau, kerjasama tersebut akan merugikan Kesultanan Pontianak nantinya. Akan tetapi langkah yang diambil Sultan Abdurrahman, juga tak sepenuhnya salah, meski tak sepenuhnya benar. 


Dapat di analisa dan di fahami bahwa langkah kompromi tersebut demi eksistensi Kesultanan yang baru seumur jagung tersebut. Jika memilih ber konflik secara terbuka dan frontal, tidak mustahil Kesultanan Pontianak akan diratakan dengan tanah oleh Kolonial Belanda. 


Pada masa berikutnya Kita kemudian menemukan  Sultan Abdurrahman dalam menghadapi  Belanda ini, menerapkan politik 2 kaki. Dikenal dengan kata sandi "Kampung Dalam"dan "Kampung Luar" 


Beliau duduk satu meja dengan Belanda, disaat bersamaan  Beliau juga men - support gerakan perlawanan yang menenggelamkan kapal - kapal dagang Belanda di lautan, yang dilakukan oleh kaum kerabat Kesultanan Pontianak. 


Kerjasama dengan Belanda, terbukti memang kemudian banyak merugikan Kesultanan. Atas hasutan  Belanda, Pontianak beberapa kali terlibat peperangan dengan Kerajaan tetangganya, seperti : Kerajaan Sukadana, Kesultanan Sambas, dan bahkan Kerajaan  asal istri Sultan yaitu Mempawah.  


Wonderful Natuna



Pelayaran ke Pulau Tujuh, dari Sabamban sekitar akhir abad ke 17 M :

 

Pada sekitar abad ke 17 akhir atau awal abad ke 18, = 1799 M


Beliau, Sayyid Abubakar Panglima Laksamana Pertama, Tuan Abu, Tok Abu, disertai istri ke 2, : Syarifah Aminah binti Sayyid Abdullah Alidrus asal Trengganu Tanah Melayu, bersama 4 putra beliau, masuk ke Segeram dan menetap selama kurang lebih 3 tahun di Segeram, antara tahun 1799 - 1802 M.


Sebelumnya Beliau bolak -balik. Sabamban - Lombok, dimana istri pertama Beliau. Aluyah Sambe, bersama anak - anak nya menetap di Lombok. Keturunan ini selain menetap di Sabamban, juga ada yang menetap di Lombok. 


Ketika berlayar ke Natuna itu,: dulunya dikenal sebagai kawasan Pulau Tujuh: Serasan, Tarempa, Midai, Sedanau, Bunguran, Anambas, Letung, Siantan, Pulau Laut,. Dan sekitarnya. 


Ada juga yang menyebut kawasan ini dengan Pulau Sembilan. 

Negeri Sembilan. Rimba Terjun Pulau Sembilan. Segara. Bahkan ada yang menganggap sebagai "Pulau Sarang Perompak" Karena angker dan sangat ditakuti saat itu, 


Tentunya masa itu ketika sebelum kedatangan keluarga Panglima Laksamana Tua ini, yang memilih menetap di pulau kosong itu bersama anak-anak nya pada  1799 M.  


Setelah merimba hutan, membabat alas, meletakkan dasar peradaban, dan tiga tahun menetap di Segeram, Kemudian Beliau Kembali lagi ke Pontianak


     Sementara ke empat anak beliau menetap di Segeram, 

     bersama Ibu Mereka  : Syarifah Aminah binti Abdullah Alidrus Trengganu


1. Syarif Ibrahim Bin Abu Bakar, Panglima Hitam Paku Alam Segeram, 1773 -  1857 M, Saudara Tertua. Menekuni profesi mengukir karang laut, bertani, berkebun, dan nelayan


2. Syarif Abdurrahman Bin Abu Bakar, Panglima Laksamana Karang Tanjung,1781 - 1872 M, Adik Panglima Hitam. Menekuni ukir mengukir karang laut, berkebun dan bertani.


3. Syarif Jamalullail Bin Abu Bakar, Panglima Ribot, Junjung Buih, 1778 - 1869 M Adik. Menekuni dunia kelautan sebagai nelayan yang sangat handal, dan


4. Syarif Yusuf Bin Abu Bakar, "Ki Syauki Yusuf", 1776 - 1867 M :  Yang kemudian dikenal  sebagai Ulama Besar Pulau Tujuh abad ke 18, Menetap di Segeram hingga wafat. Beliau ini Adik Panglima Hitam Paku Alam Segeram, yang memilih melanjutkan misi Da"wah ayah nya, Tuan Abu, tadi.  Mereka ini 6 bersaudara dari satu ibu. 


Keturunan Yusuf ini yang kelak  berlayar ke Bali menggunakan 4 armada kapal perang memasuki Kuala Perancak menyusuri Sungai Ijo Gading dan membuka wilayah baru dikenal dengan "Kampung Loloan", : 


Syarif Tue, Abdullah bin Yahya, bin Yusuf, bin Panglima Laksamana Satu  Sayyid Abubakar bin Habib Husein, jadi beliau bukan keturunan Sultan Abdurrahman sebagaimana rumor yang berkembang.


    4, Saudara ini lahir dari  satu  Ayah dan Satu Ibu, selain, 2 saudara lagi. 


       Ke empat putra, dari istri ke Dua,:  


Keturunan dari Syarif Abubakar Panglima Laksamana Pertama Kesultanan Pontianak  ini, bersama ibu mereka, Syarifah Aminah binti Sayyid Abdullah Alidrus, asal Trengganu, Tanah Melayu, dimakamkan di Segeram.  


Mereka memang tercatat menetap  di Segeram hingga wafat nya. 


Pangeran Syarif Hamid bin Sultan Abdurrahman 
Keramat Angke Jakarta


Sementara 2 saudara lain nya, dari Panglima Hitam Paku Alam Segeram ini dari 1 Ibu yang sama, Syarifah Aminah binti Abdullah alidrus, bernama  : 


1. Sayyid ALI  bin Abubakar Tuan Abu, Panglima Laksamana Satu,: lahir 1780 Masehi, Disebutkan bergabung dengan saudara sepupunya, Pangeran Syarif Hamid bin Sultan Abdurrahman ( Angke ) di Batavia hingga wafat nya dan di  makam kan di TPU Sungai Bambu, Tanjung Priok ( Jakarta Sekarang  ) 


2. Sementara Sayyid Maulana Malik  bin Abubakar Panglima Laksamana Satu,  tercatat :  lahir  1783, Wafat   1871, - usia hidup 88 tahun, merantau ke Batavia juga hingga wafat, dan di makam kan di Komplek Pemakaman Mbah Priok Batavia , sekarang Jakarta 



BACA SELENGKAPNYA DISINI, KLIK >> : RIWAYAT PANGLIMA LAKSAMANA  I

BACA SELENGKAPNYA DISINI, KLIK >> : CATATAN  KESULTANAN PONTIANAK


Di duga kuat Makam Beliau dan Istri


BERSAMBUNG BAGIAN KE DUA, KLIK >> : MEMBUKA HUTAN KAMPUNG SEGERAM


======================

Sumber Referensi : 


Sumber Primer: 

https://www.peterharrington.co.uk/voyage-autour-du-monde-par-les-mers-de-l-inde-et-de-chine-151837.html

https://historia.id/sains/articles/natuna-di-mata-penjelajah-eropa-vJjYo/page/1, M.F.Mukthi | 07 Jan 2020

https://panglimalaksamana.blogspot.com/2023/01/riwayat-3-panglima-di-segeram.html,

1.https://panglimalaksamana.blogspot.com/2023/01/riwayat-3-panglima-di-segeram.html

2. Maktab NanGq 1857 Pontianak Buku besar catatan Pangeran Bendahara Syarif Ja”far bin Sultan Hamid I, Pontianak,

Halaman Buku : 327 . Nomor urut Nasab : 35. Kode : 763.  Anak Ke 6 :  nasab ke 35. Syarif Abu Bakar 

bin  34. Habeb Husein Alkadri Jamalullail, Kode keturunan ini anak beliau : 763,1. 763.2 dst

Kode : 763 Halaman : 327, 328, 329, 330. Halaman berikutnya mengunakan Kode : 330.1, 330.2 dstnya.

  Kode 327 SD 330 Halaman anak - anak Syarif Abu Bakar Kode Panglima Hitam Paku Alam Syarif Ibrahim bin Abu Bakar di halaman 328

3. Dari dokumen NanGq 1857 M - Halaman 330 - 331 Kode 36.3. 1243 - 

Buku Induk Nasab Syarif Ibrahim bin Panglima Laksamana Satu Abubakar bin Habib Husein Al Qadri Tuan Besar Mempawah .

 Tercatat dalam dokumen NanGq 1857 M, halaman 379.

 Nomor : Nasab 36. Sepupu 1 kali Sultan Syarif Usman Alqadri bin Sultan Abdurahman.

4. Managib Syarif Abdurahman bin Abu bakar panglima laksamana I bin Habeb Husein Alqadri

5. Manuskrip Syarif Ahmad Pangeran Bendahara bin Sultan Abdurrahman, tahun 1855 M, huruf arab bahasa Melayu

. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/12/sejarah-keluarga-al-idrus-sabamban.html

https://panglimalaksamana.blogspot.com/2011/01/kesultanan-kadriahqadriahdalam_1051.html

https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/mengenang-syuhada-perairan-lombok-tahun.html

https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/09/siapakah-leluhur-syarif-tue-loloan-bali.html

https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-dan-7-makam-keramat.html


Sumber Sekunder :  

1. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/12/sejarah-hidup-sayyid-husein-mempawah.html

2. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/12/biografi-lengkap-sultan-syarif.html

3. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/04/habib-husein-tuan-besar-mempawah-dan_10.html

4. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-dalam-sorotan-kalian-ada-karena.html

5. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/mimpi-masa-depan-segeram.html

6. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/07/segeram-kampung-tua-bertuah.html

7. https://panglimalaksamana.blogspot.com/2011/01/kesultanan-kadriahqadriahdalam_3671.html

8. http://koranperbatasan.com/salam-perbatasan/baca/38518/kampung-segeram-dalam-arus-sejarah-natuna-3.html

9. https://koranperbatasan.com/salam-perbatasan/baca/39205/kampung-segeram-dalam-arus-sejarah-natuna-5.html

10. https://maaannamorrison.blogspot.com/2022/05/makam-datuk-panglima-hitam.html

11. https://pulauseribu-resorts.com/?p=2364