Bagian Kedua
By : SAY Qadrie
Sorotan
Pengantar:
Kampung Segeram yang saat ini hanya dihuni 70 KK, menyisakan lara dan duka sejarah. Padahal Segeram dulunya merupakan kampung yang ramai, tapi karena tertinggal atau ditinggalkan oleh pembangunan dan peradaban, Segeram hari ini memprihatinkan
Natuna berpacu mengejar ketertinggalan,
Naiknya Wan Siswandi dan Rodhiul Huda sebagai Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Natuna ke enam yang berasal dari non partai pada 2021, membawa angin segar bagi negeri "Laut Sakti Rantau Bertuah" Natuna.
Diharapkan beliau berdua akan mengangkat "marwah harga diri dan kebanggaan negeri yang lebih dari 90 % penduduknya dihuni oleh bangsa Melayu atau Suku Melayu ditengah laut yang disebut dengan " Pintu Gerbang Asia Tenggara" oleh salah satu portal berita online ini.
I. Potensi Kabupaten Natuna "Pintu Gerbang Asia Tenggara"
Kabupaten Natuna, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatra Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.
Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1. 400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000. barel.
Astronomis
Secara astronomis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat 1016’-7019’ LU (Lintang Utara) dan 105000’-110000’ BT (Bujur Timur). Batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara dengan Laut Natuna Utara, Sebelah selatan dengan Kabupaten Bintan. Sebelah barat dengan Semenanjung Malaysia, Sebelah timur dengan Laut Natuna Utara.
Luas Total : Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 km2 dengan luas daratan 2.001,30 km2 dan lautan 262.197,07 km2. Ranai sebagai Ibukota Kabupaten Natuna.
Di kabupaten ini terdapat 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53 persen) yang berpenghuni dan sebagian besar pulau (127 buah) tidak berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran dan Pulau Serasan. (Sumber: Natuna Dalam Angka 2013)
I.1. Potensi Geografis Strategis dan Demografis
Natuna memiliki sekitar 130 objek wisata.
Terdiri dari Wisata Bahari 65,
Air Terjun 4,
Wisata Gunung 22,
Dan Situs Bersejarah 39 obyek.
Insha Allah, akan bertambah: dengan ditemukan dan di Rehabilitasi serta di Rekonstruksi nya Makam Keramat 7 di Segeram nanti. Potensi wisata sejarah di Natuna tentu saja dapat dikembangkan dengan melihat seperti apa yang dilakukan di Pulau Penyengat, misalnya.
Insha Allah,
Demografi
Masyarakat Kabupaten Natuna memeluk agama sbb: • Agama Islam : 96,88%, Kristen 1,76% , - Protestan 1,41%, - Katolik 0,35%, Buddha 1,21 , Konghucu 0,15%[2] • Bahasa Indonesia (resmi) , Melayu sehari -hari
I.2.Potensi Bahari
Sektor perikanan Kabupaten Natuna tercatat memiliki produksi sebesar 88.888,27 ton pada 2017. Sumbangan terbesar dari sektor perikanan laut yang mencakup 96,91% dari keseluruhan produksi. Pada 2017, produksi perikanan laut sebesar 86.141,74 ton, budidaya laut sebesar 719,27 ton, budidaya air tawar sebesar 165,79 ton, dan budidaya rumput laut sebesar 1.861,47 ton.
Kecamatan Bunguran Barat merupakan penyumbang produksi perikanan laut dan budidaya laut terbesar. Sekitar 32,93% perikanan laut berasal dari Kecamatan Bunguran Barat. Sementara itu, 45% budidaya air tawar dihasilkan oleh Kecamatan Bunguran Timur, dan 42,17% budidaya rumput laut dihasilkan oleh Kecamatan Pulau Tiga.
I.3.Potensi Wisata
Natuna sudah memilki bandara yang dapat didarati oleh pesawat komersial berbadan kecil maupun sedang. Pelabuhan laut nya dapat disinggahi kapal di Tiga pelabuhan di Natuna, Kepri, yang bakal selesai sebelum 2019 tersebut yakni Pelabuhan Subi, Midai, dan Pulau Laut. Demikian kata berita
Natuna memiliki sekitar 130 objek wisata. Terdiri dari Wisata Bahari 65, Air Terjun 4, Wisata Gunung 22, dan Situs Bersejarah 39. Sebagai kabupaten kepulauan, Natuna memiliki Sebagian besar merupakan objek wisata bahari dan situs bersejarah.
Natuna memiliki 44 hotel / penginapan dengan total 514 kamar. Selain itu, terdapat 31 kedai kopi dan 34 rumah makan. di tahun 2017 di Kabupaten Natuna @2017
II. Potensi Kampung Tua Segeram
Kampung Tua Segeram menyimpan banyak mistery yang layak digali dan diangkat kepermukaan. Dari berbagai sumber dikatakan, bahwa awal mula peradaban di Natuna, berasal dari Kampung Segeram.
Itulah mungkin kenapa di ditulis "Jati Melayu" mungkin maksudnya, Jati diri suku Melayu yang sekarang tersebar di Pulau sekitar, berasal dari Segeram ini. Segeram di duga sebagai tempat pertama Peradaban Natuna.
II.1. Segeram Kampung Sejarah
Dengan ditemukannya banyak sekali kuburan atau makam tua, menunjukkan bahwa dulunya di Segeram pernah dihuni dan hidup sekelompok masyarakat yang kemungkinan ber agama Islam, karena melihat model batu nisan yang ditemukan.
Sejarah dalam bentuk oral history, turun temurun, katanya, kampung Segeram ada hubungan dengan kesultanan Melayu di Malaysia Barat sekarang dan Campa.
Akan tetapi, berdasarkan dokumen tertulis di Kesultanan Pontianak,
bertahun 1857 M disebutkan bahwa sekitar 200 tahun silam, ada kaum kerabat mereka menetap di pulau - pulau itu, terbukti dengan jelas disebutkan, 4 nama yang dimakamkan di Segeram, sebagaimana kami cantumkan pada bagian pertama dari tulisan ini,
Kebenaran sejarah, bisa dibuktikan dengan melibatkan para ahli, misalnya Arkeolog, Ahli purbakala, ahli bebatuan dan tanah, Ahli sejarah, mencari dokumen tua di negri Belanda, Inggris, ataupun di Kesultanan Nusantara . Dengan itu, akan dirangkai perkiraan, waktu, tahun, tempat, dan kapan peradaban di Segeram mulai.
Segeram bukan hanya nama kampung yang sekarat di Natuna. Segeram adalah tapak negeri Natuna. Segeram adalah Kampung Bertuah, karena banyak leluhur penghuni Pulau Tujuh yang sekarang disebut Natuna, dimakamkan di Segeram.
Mereka adalah para pembuka hutan, perimba desa, dan membentuk peradaban di Natuna. Jika bukan karena jasa mereka, mungkin Natuna hari ini, tetap dengan nama Pulau Tujuh, dan tak berpenghuni, sebagaimana masih dapat ditemukan diluar pulau Bunguran Besar, Serasan, Anambas, Terempa, Midai, Sedanau, Letung, Tambelan, dll diluar 27 pulau,
Masih ratusan pulau tak dihuni hingga hari ini.
Dikatakan keramat, karena ditemukan di Segeram 7 makam yang - seharusnya - di hormati, dimuliakan, dipugar, diperbaiki, di jaga, dirawat serta dipelhara,- sebagaimana makam Engku putri Raja Hamidah, Raja Ali Haji, Raja Ja'far, dll,
yang dimuliakan di Pulau Penyengat.
Raja Haji Fisabillillah leluhur mereka, dalam catatan Kesultanan Pontianak, adalah orang yang melantik Sayyid Abdurrahman sebagai Sultan pertama Kesultanan Pontianak, pada tahun 1778 M.
Sayyid Abubakar dilantik sebagai Panglima Laksamana Pertama , 1778 M - Beliau dilantik oleh Sultan Abdurrahman pada tepatnya tanggal 23 Syaban 1192 H, hari Jum"at, hari ke 5 setelah penobatan Abdurrahman menjadi Sultan - Akan tetapi Beliau kemudian : mengundurkan diri pada 5 Juli 1779 M, setahun kemudian karena tidak sepakat menerima kerjasaman dengan Belanda.
Raja Haji Fisabillillah merupakan ayah dari Engku Putri Raja Hamidah Pulau Penyengat. Dan Sultan Abdurrahman Pontianak menikahi Putri Opu Daeng Manambon, Raja Mempawah, sementara Raja Haji merupakan keponakan Opu Daeng Manambon,:
Bukankah mereka semua masih berkerabat?
II.5. Kembalikan Segeram menjadi Jantung Peradaban
Segeram lebih dari layak "untuk dipulihkan haknya" sebagai awal mula peradaban di Pulau Tujuh atau sekarang dikenal dengan Natuna ini. Tentu saja ini tak akan mudah diwujudkan, akan tetapi bukan hal yang mustahil untuk direncanakan, difikirkan, diperhatikan, kemudian di rancang, seperti apa bentuk terbaik nya?
Mungkin berupa konsep kampung terpadu dengan Nuansa Melayu?
Mungkin gabungan bentuk modern dengan tradisional?
Mungkin berupa kota dengan nuansa Pusat Pendidikan dibangunkan Pesantren Modern terpadu bekerjasama dengan STAI Natuna misalnya?
Bisa juga dengan proyek yang murah meriah, dibangunkan pondok -pondok dari kayu atap daun nipah, lantai kayu bulat dilapisi anyaman bambu ?
Dijadikan ikon wisata murah misalnya?
Atau, seperti yang diusulkan Koordinator Lapangan Yayasan Bakti Nusantara untuk Segeram, Sayed Fauzan Riady dengan mengembangkan potensi pariwisata dan perikanan serta wisata budaya Melayu, dengan melatih warga mengelola lingkungan dan menjadikan rumah mereka sebagai penginapan untuk wisatawan,"
"Tahun 1975 saya ditugaskan mengelola dan memajukan Batam.
Saat itu penduduknya 600 kepala keluarga, namun tak ada prasarana. Masih dibawah koordinasi direktur utama industri perminyakan," kata BJ Habibie memulai ceritanya di Batam.
Itu dulu, 47 tahun silam 2022.
Lihatlah Batam sekarang ?
Batam sekarang dijuluki "Kota Bandar Dunia Madani"
Alhasil,
Banyak yang dapat dilakukan, karena Natuna bukan wilayah miskin, Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai: 1. 400.386.470 barel, ( baca : satu milyar, empat ratus juta, tiga ratus delapan puluh enam ribu, empat ratus tujuh puluh barel ) jika dikalikan dengan angka USD.$.100 saja perbarel?
Hitung sendiri berapa potensi kekayaan daerah ini?
Sedangkan Gas Bumi 112.356.680.000. barel. ( baca : seratus dua belas milyar, tiga ratus lima puluh enam juta, enam ratus delapan puluh ribu barel ) jika dikalikan harga rata - rata : 1 barel minyak dapat dikonversi menjadi 5,6 Mmbtu gas. Dengan harga jual katakanlah USD.$ 5 /Mmbtu gas. Anggaplah angka bulat 1 barel sama dengan 5 Mmbtu , hasilnya?
Silahkan hitung pakai kalkulator minimal 12 digit angka.
Dengan demikian, bukan hal yang sulit untuk
Membangun ” Segeram dalam impian masa depan”
Karena Provinsi Riau Kepulauan tidak tanggung - tanggung, bahkan dilirik investasi asing sekelas Amerika Serikat dengan mengutus Duta Besar nya untuk bertemu dengan Bapak Gubernur Riau, Ansar Ahmad. pada 29 dan 30 Maret 2022 lalu.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dalam keterangan menjelaskan di Batam, Duta Besar Kim bertemu dengan Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad dan perusahaan - perusahaan asal Amerika Serikat di sana, untuk membahas iklim usaha setempat. Demikian dilaporkan berita antaranews.com
Baca Selanjutnya Bagian Ketiga >" :
Baca bagian Pertama >> :