Rabu, 14 November 2012

Wafatnya Ratu Mas Mahkota, Didi Van delden

By SAY Qadrie :
 Pustaka Sejarah 



Didi Van Delden Permaisuri  dari Sultan Hamid.II

Bergelar

RATU MAS MAHKOTA



Max Yusuf Alkadrie putra Sultan Hamid.II
Menetap di negeri Belanda hingga wafatnya



Sultana Maharatu Mas Makhota Pontianak *


       Pada tanggal 19 Juni 2010, wanita Belanda terakhir yang pernah menjadi ratu salah satu dari 300 kerajaan di Indonesia meninggal pada usia  95 tahun di Deen Hag Negeri Belanda.


     Ia adalah Sultana Maharatu Mas Mahkota Pontianak, permaisuri  dari Sultan Syarif  Hamid ibni almarhum Sultan  Syarif Muhammad Alkadrie, lebih dikenal dengan sebutan Sultan  Hamid II, yang memerintah sebagai Sultan di Kesultanan Pontianak ke .VII. Periode : 1945-1978 di Istana Kadriah, kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat.


       Dilantik pada  23-10-1945.  Wafat : 30-3-1978


    Ia ( Ratu Mas Mahkota) dilahirkan pada tahun 1915/ bulan 05/tanggal 01 dalam lingkungan perkebunan keluarganya. Ditubuhnya mengalir  darah bangsawan , karena nenek moyang nya dari garis ibu, adalah:  ada tuang (raja) dari Sidenreng di Sulawesi Selatan: bernama La Wawo (memerintah 1831-1837).


     Pada akhir tahun 1930- ia menikah dengan pangeran muda Pangeran Syarif Hamid Alkadrie, yang kemudian menjadi sultan Pontianak ke VII.


       Dia melahirkan 2 anak, 

      Pertama Sofia kakak Max, ( wafat mendahului ibu nya ),  dan hanya tinggal seorang putra,:  Max Yusuf Alkadrie yang  masih hidup.



Kenangan Ratu Mas ketika mendampingi suaminya
DYMM  Sultan Hamid.II.


     Setelah Jepang membunuh banyak bangsawan pada tahun 1944  di Kalimantan Barat, ia menjadi terkejut dan pada tahun 1945  pada tahun berikutnya Ia dilantik sebagai  Ratu Pontianak, ketika suaminya terpilih sebagai
Sultan Pontianak ke VII , dilantik pada  23-10-1945. Mangkat:  30-3-1978


    Dalam masa sulit setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia , dan Belanda memberikan kemerdekaan penuh untuk Indonesia, Sultan mengirim  keluarga nya ke Belanda untuk alasan keamanan dan mereka tidak pernah kembali lagi ke Indonesia.


      Selama masa yang sulit bagi suami nya (Sultan Hamid.II,  dituduh makar pada 1950 dan setelah pembebasan nya, kembali pada tahun 1960- Suami nya di kirim  ke penjara untuk apa yang disebut pemberontakan terkenal dengan istilah Bali Conection ), 


     Didi selalu mendukung suaminya, dan  tidak pernah lupa Pontianak. Banyak hal yang dia lakukan dengan bantuan dari investor Belanda. Hingga sampai waktu nya, Suaminya meninggal 30-3-1978 dan mereka selalu menyimpan perasaan rindu dan  respek yang tinggi terhadap satu sama lain.


      Sampai usia yang sangat tua , dia selalu ingin sekedar berkunjung ke  Indonesia dan inilah yang membuktikan dirinya sebagai  istri terhormat dan intelektual yang tinggi, yang selalu memiliki kesabaran pada temperamen Asia suaminya, Ia  dihargai dengan patung di taman istana sultan.


     Pada bulan april 2010 anaknya Pangeran Syarif Max Yusuf Alkadrie pergi ke Pontianak setelah 32 tahun,- untuk bertemu dengan  keluarganya membicarakan masalah keluarga dan juga untuk memenuhi undangan sejarawan Indonesia Mr Mahendra  Petrus dari Jakarta, yang sedang melakukan penelitian untuk menunjukkan kebenaran dan menepis tuduhan, bahwa Sultan Hamid II telah mengkhianati revolusi Indonesia adalah tidak benar.


     Terlahir sebagai Dina (Didi) van Delden di Surabaya, Ia telah menemukan kedamaian sekarang.


Puteri Sofia, Ratu Mas Mahkota, dan Max kecil

       Jika orang lain sekarang akhirnya bekerja untuk membersihkan nama suami nya, adalah hal yang sangat menggembirakanya dan begitu disukai nya.


        Dina Didi Van delden , menutup mata dengan Sangat damai pada 19 Juni 2010 Ratu berkebangsaan  Belanda dari Pontianak ini meninggal di kota leluhurnya , Den Haag, Negeri belanda.


      Dia adalah salah satu wanita Belanda, yang  bertemu dengan Pangeran Muda Indonesia dan menikah dengan nya, sehingga kemudian menjadi ratu dalam sebuah monarki Indonesia.


       Bukan hanya karena status suami nya, tetapi juga karena karakternya, dia mungkin salah satu ratu paling terkenal berkebangsaan  Belanda di Indonesia.


      Semoga Beliau  beristirahat dalam damai dan kita semua akan selalu mengingatnya takkan pernah dilupakan bahwa ada seorang wanita Belanda berhati mulia, yang pernah menjadi bagian dari Kesultanan Kadriah.


Selamat jalan Ibunda Maha Ratu Mas mahkota


(Di translate dari Blog Max Hamid Alkadrie, Putra Beliau, dalam bahasa Belanda)


Festivi
D.P. Tick ​​gRMK

* Gambar sended dari Max Alkadrie





Angelique Kater :  Cucu Sultan Hamid.II di Belanda