By SAY Qadrie :
Pustaka Sejarah
Didi Van Delden Permaisuri dari Sultan Hamid.II
Bergelar
RATU MAS MAHKOTA
Max Yusuf Alkadrie putra Sultan Hamid.II
Menetap di negeri Belanda hingga wafatnya
Sultana Maharatu Mas Makhota Pontianak *
Pada tanggal 19 Juni 2010, wanita Belanda terakhir yang pernah menjadi ratu salah satu dari 300 kerajaan di Indonesia meninggal pada usia 95 tahun di Deen Hag Negeri Belanda.
Ia adalah Sultana Maharatu Mas Mahkota Pontianak, permaisuri dari Sultan Syarif Hamid ibni almarhum Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, lebih dikenal dengan sebutan Sultan Hamid II, yang memerintah sebagai Sultan di Kesultanan Pontianak ke .VII. Periode : 1945-1978 di Istana Kadriah, kesultanan Pontianak, Kalimantan Barat.
Dilantik pada 23-10-1945. Wafat : 30-3-1978
Ia ( Ratu Mas Mahkota) dilahirkan pada tahun 1915/ bulan 05/tanggal 01 dalam lingkungan perkebunan keluarganya. Ditubuhnya mengalir darah bangsawan , karena nenek moyang nya dari garis ibu, adalah: ada tuang (raja) dari Sidenreng di Sulawesi Selatan: bernama La Wawo (memerintah 1831-1837).
Pada akhir tahun 1930- ia menikah dengan pangeran muda Pangeran Syarif Hamid Alkadrie, yang kemudian menjadi sultan Pontianak ke VII.
Dia melahirkan 2 anak,
Pertama Sofia kakak Max, ( wafat mendahului ibu nya ), dan hanya tinggal seorang putra,: Max Yusuf Alkadrie yang masih hidup.
Setelah Jepang membunuh banyak bangsawan pada tahun 1944 di Kalimantan Barat, ia menjadi terkejut dan pada tahun 1945 pada tahun berikutnya Ia dilantik sebagai Ratu Pontianak, ketika suaminya terpilih sebagai
Sultan Pontianak ke VII , dilantik pada 23-10-1945. Mangkat: 30-3-1978
Dalam masa sulit setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia , dan Belanda memberikan kemerdekaan penuh untuk Indonesia, Sultan mengirim keluarga nya ke Belanda untuk alasan keamanan dan mereka tidak pernah kembali lagi ke Indonesia.
Selama masa yang sulit bagi suami nya (Sultan Hamid.II, dituduh makar pada 1950 dan setelah pembebasan nya, kembali pada tahun 1960- Suami nya di kirim ke penjara untuk apa yang disebut pemberontakan terkenal dengan istilah Bali Conection ),
Didi selalu mendukung suaminya, dan tidak pernah lupa Pontianak. Banyak hal yang dia lakukan dengan bantuan dari investor Belanda. Hingga sampai waktu nya, Suaminya meninggal 30-3-1978 dan mereka selalu menyimpan perasaan rindu dan respek yang tinggi terhadap satu sama lain.
Sampai usia yang sangat tua , dia selalu ingin sekedar berkunjung ke Indonesia dan inilah yang membuktikan dirinya sebagai istri terhormat dan intelektual yang tinggi, yang selalu memiliki kesabaran pada temperamen Asia suaminya, Ia dihargai dengan patung di taman istana sultan.
Pada bulan april 2010 anaknya Pangeran Syarif Max Yusuf Alkadrie pergi ke Pontianak setelah 32 tahun,- untuk bertemu dengan keluarganya membicarakan masalah keluarga dan juga untuk memenuhi undangan sejarawan Indonesia Mr Mahendra Petrus dari Jakarta, yang sedang melakukan penelitian untuk menunjukkan kebenaran dan menepis tuduhan, bahwa Sultan Hamid II telah mengkhianati revolusi Indonesia adalah tidak benar.
Terlahir sebagai Dina (Didi) van Delden di Surabaya, Ia telah menemukan kedamaian sekarang.
Jika orang lain sekarang akhirnya bekerja untuk membersihkan nama suami nya, adalah hal yang sangat menggembirakanya dan begitu disukai nya.
Dina Didi Van delden , menutup mata dengan Sangat damai pada 19 Juni 2010 Ratu berkebangsaan Belanda dari Pontianak ini meninggal di kota leluhurnya , Den Haag, Negeri belanda.
Dia adalah salah satu wanita Belanda, yang bertemu dengan Pangeran Muda Indonesia dan menikah dengan nya, sehingga kemudian menjadi ratu dalam sebuah monarki Indonesia.
Bukan hanya karena status suami nya, tetapi juga karena karakternya, dia mungkin salah satu ratu paling terkenal berkebangsaan Belanda di Indonesia.
Semoga Beliau beristirahat dalam damai dan kita semua akan selalu mengingatnya takkan pernah dilupakan bahwa ada seorang wanita Belanda berhati mulia, yang pernah menjadi bagian dari Kesultanan Kadriah.
Selamat jalan Ibunda Maha Ratu Mas mahkota
(Di translate dari Blog Max Hamid Alkadrie, Putra Beliau, dalam bahasa Belanda)
D.P. Tick gRMK
* Gambar sended dari Max Alkadrie
Angelique Kater : Cucu Sultan Hamid.II di Belanda