Sabtu, 03 November 2012

Sultan Pontianak ke.VIII, Syarif Abubakar





Penobatan Sultan Syarif Abubakar Alkadrie 

Sebagai Sultan Pontianak Ke VIII






Susunan Raja - raja Kesultanan Kadriah 
Dan Masa Pemerintahan


Di Pontianak,: 1778 M - 1978 M,

200 tahun dengan 7 Sultan





Berdiri  :  Tahun 1192 Hijriah, atau 1778 M,

Sultan dan Masa Kekuasaan 




I. Syarif Abdurrahman  Ibni Almarhum Habib Husein Alkadrie 

dinobatkan sebagai Sultan Pontianak  Pertama.  Naik Tahta  1778 M  


Beliau memerintah hingga tahun                                         (1778 -1808),- 30 tahun



II. Syarif Kasim Ibni Sultan Abdurrahman Alkadrie              (1808-1819), - 11 tahun



III.Syarif Osman Ibni Sultan Abdurrahman Alkadrie             (1819-1855), - 36 tahun



IV.Syarif Hamid.I. Ibni Sultan Osman Alkadrie                     (1855-1872), - 17 tahun



V.Syarif Yusuf  Ibni Sultan Hamid.I. Alkadrie                        (1872-1895), - 23 tahun



VI.Syarif Muhammad Ibni Sultan Yusuf Alkadrie                  (1895-1944), - 49 tahun



VII. Syarif Hamid II Ibni Sultan Muhammad Alkadrie            (1945-1978), - 33 tahun



        Kesultanan Kadriah Pontianak sudah eksis selama  200  tahun sejak pelantikan  Sultan Pertama 1778 M,,  dan sejak dibukanya hutan belantara cikal bakal kota Pontianak, 23 Oktober 1771 M, hingga wafatnya Sultan Hamid.II, pada 1978 M. Kedudukan seorang  Sultan tidak dapat dibatalkan sepihak oleh siapapun, kecuali atas keputusan dewan adat istiadat Kesultanan yang me - makzulkan beliau. 


      Dalam hal  ini pemerintahan Orde Lama , rezim Sukarno, telah melakukan kezaliman dan pelanggaran hak Kesultanan yang berdaulat dan eksis, jauh  sebelum Proklamasi di bacakan.

Lalu apa bedanya  dengan Belanda?


selamat datang Sultan kami,





Titah Sultan Pontianak



oleh Pontianak City pada 22 Oktober 2012 pukul 20:49 ·


       Setelah seperempat abad, atau 25 tahun, Kesultanan Kadriah kembali mendapatkan raja nya, Sultan Hamid.II, raja terakhir mangkat pada tahun 1978 M, dan sejak saat itui terjadi kekosongan Sultan ( Interegnum ) di Istana Kadriah Pontianak.


         Seperempat abad adalah rentang waktu yang panjang. Selama itulah tahta Kesultanan Pontianak di Kalimantan Barat, tak ada yang memegang. Namun belum lama berselang, pihak Istana Kadriah Kesultanan Pontianak mengangkat sultan kesembilan, yakni Sultan Syarif Abubakar Alkadrie. Penguasa baru ini bergelar Pangeran Mas Perdana Agung.


          Upacara penobatan berlangsung di Istana Kadriah yang terletak di Kampung Dalam, Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, atau satu kilometer dari pusat Kota Pontianak. Selain keluarga dan kerabat Kesultanan Pontianak, penobatan Sultan Syarif Abubakar Alkadrie dihadiri pula oleh sejumlah utusan dari berbagai keraton di antara. Mereka mengenakan pakaian kebesaran istana masing masing.




Singgasana Istana Kadriah Pontianak


         Semenjak wafatnya Sultan Syarif Hamid II Alkadrie, 25 tahun lampau, Kesultanan Pontianak tak memiliki sultan. Ini lantaran anak kandung Sultan Hamid II, Syarif Yusuf Alkadrie biasa dipanggil MAX Yusuf, sebagai putra mahkota menetap di Belanda. Para ahli waris Kesultanan Pontianak dari Dinasti Alkadrie akhirnya menyepakati mengangkat salah seorang kerabat mereka bernama Syarif Abubakar Alkadrie. 


         Jauh sebelumnya, tepatnya 29 Januari 2001, Syarifah Khadijah Alkadrie bergelar Ratu Perbu Wijaya mengukuhkan Kerabat Muda Istana Kadriah Kesultanan Pontianak. Kerabat Muda ini bertujuan menjaga segala tradisi dan nilai budaya yang positif dari leluhur mereka, termasuk menghidupkan atau melestarikannya.


         Berpegang acuan tersebut, maka prosesi pelantikan Syarif Abubakar Alkadrie sebagai sultan kesembilan diawali dengan permintaan restu dari kerabat istana tertua, Syarifah Khadijah Alkadrie yang berusia 100 tahun. Sang Ratu kemudian menyerahkan sebilah keris pusaka kepada Sultan yang baru. Habis itu, Sultan Syarif Abubakar Alkadrie melakukan kirab dari depan pintu Kota Keraton dengan diiringi musik tanjidor serta payung kuning kebesaran menuju Istana Kadriah.




Prosesi penobatan : 
Sultan Syarif Abubakar ibni Pangeran Syarif Mahmud, 
 Ibni Allahyarham Sultan Muhammad.


          Setibanya di dalam Istana Kadriah yang dibangun pada tahun 1771 tersebut, Sultan Pontianak VIII ini dilantik oleh Ketua Persatuan Keraton Nusantara Kanjeng Pangeran Haryo Kusumodiningrat dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Seluruh tamu yang hadir juga mendapat jamuan makan ala Melayu tempo dulu, yaitu makan saprahan--makan sambil duduk bersila di lantai dengan hidangan yang disusun memanjang dan saling berhadapan.


      Awal mula Kesultanan Pontianak memang tak terlepas dari sejarah Kota Pontianak. Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada 23 Oktober 1771, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga sungai, Sungai Landak, Kapuas Kecil, dan Kapuas. 


       Alkadrie kemudian mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak karena dulunya banyak kuntilanak yang gentayangan. Selanjutnya, berkat kepemimpinan Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota perdagangan dan pelabuhan.