Sesi Ke Dua
By : SAY Qadrie
Pustaka Sejarah Dunia Islam, kurun : Juni 684 / 685 M - 64 /65 H
Daulah Umayyah Dalam Catatan Sejarah. Sesi ke Dua
Zaman Kekuasaan Keluarga : Al Hakam bin Abi Al - Ash bin Umayyah
Pengantar :
“Janganlah kamu menaati setiap tukang sumpah (palsu) yang hina, yang banyak mencela, yang ke sana kemari menyebar fitnah, yang melarang perbuatan baik, melampaui batas dan banyak berbuat dosa.” (Al-Qalam 10-12).
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan nya.”-- (QS.Al-Muddatstsir:38)
"Wahai manusia bertakwalah kepada Tuhan mu dan takutlah pada hari yang ketika itu seorang bapak tidak dapat menolong anak nya, Dan seorang anak tidak dapat menolong bapak nya sedikitpun.
Sungguh, janji Allah pasti benar, maka janganlah sekali - kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia dan jangan sampai kamu terperdaya oleh penipu dalam menaati Allah," ( QS.Lukman, 31 : 33 )
----------------
NAIKNNYA MARWAN BIN AL HAKAM
Konferensi Al-Jabiyah pada Dzulqa’dah 64 H / - Juni 684 M
Setelah mendapat pertimbangan para wali gubernur, dan juga pengamatan keluarga besar Bani Umayyah yang melihat keadaan "Khalid bin Yazid" putra Yazid bin Muawiyah berasal dari keturunan Abu Sufyan yang saat itu masih kecil alias tidak cukup umur, untuk itu didudukan : Muawiyah bin Yazid, dikenal sebagai Muawiyah II, : yang Hanya beberapa saat, kemudian mengundurkan diri dari tahta.
Marwan bin Hakam itu dipandang klan Umayyah sebagai orang tua yang berpengalaman, cakap politik, punya jasa besar bagi penegakan Daulah Dinasti Bani Umayyah, dan dianggap berhasil menuntut balas dendam atas kematian Khalifah: "Utsman bin Affan bin Abu Al Ash bin Umayyah", dari klan Umayyah Khalifah Rasyidin ke 3 dulu,
Sehingga, akhirnya mereka memutuskan untuk mengangkat Marwan bin Hakam sebagai penerus Bani Umayyah yang pertama kalinya berasal dari garis keturunan Abu Al-'Ash.
Marwan bin Al-Hakam kemudian dibaiat sebagai pelanjut Dinasti Umayyah dalam Konferensi Al-Jabiyah pada Dzulqa’dah 64 H / - Juni 684 M. Nama lengkapnya adalah:
Marwan bin Al-Hakam, bin Abul Ash, bin Umayyah, bin Abdus Syams, bin Abdu Manaf Al-Quraisyi Al-Umawi. Dia sering dipanggil Abu Abdul Malik, Abul Hakam, dan Abul Qasim.
Dengan demikian, dinasti yang dibangun oleh Muawiyah I, dengan susah payah hanya bertahan sekitar 4 tahun saja setelah meninggalnya, atau sekitar 25 tahun secara keseluruhan, kemudian berpindah tangan kepada - keturunan “Al - Hakam bin Abu Al Ash” -
Cuplikan Muawiyah bin Yazid, naik tahta pasca Yazid mati mendadak, dan setelah Sayyiduna Husein bin Ali dibantai di Karbala : antara tahun 680 - 685 M, dikenal dengan : Muawiyah II.
II.3. Muawiyah II, bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M - 1 tahun
Singkat cerita, Yazid, hanya hidup sekitar 2 tahun pasca peristiwa Karbala. Setelah menyerang Madinah dan Mekkah, untuk menaklukkan "Abdullah bin Zubair" yang menolak membai"atnya, bahkan memproklamirkan kekuasaan terpisah dari Damaskus,: Yazid mati tiba - tiba.
Muawiyah bin Yazid, cucu Muawiyah bin Abu Sufyan, didapuk ke tahta. Akan tetapi tidak berapa lama, Ia menyatakan mundur.
Periode kekuasaan dan penguasa Bani Umayyah di Damaskus
1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M 19 tahun
2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M 3 tahun
3, Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M 1 tahun
4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M 1 tahun
Bersamaan dengan itu pada saat yang sama :
Abdullah bin Zubair bin Awwam,: 65 - 66 H / 685 M,
Mendeklarasikan kepemimpinan nya di Mekkah sebagai penguasa dan Khalifah Ummat Islam di wilyah : Mekkah, Madinah, Irak Kufah, Basra, dan Iran, Ia menjadi tandingan Daulah Umayyah yang bermarkas di Damaskus Syam Suriah.
5. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M 6 tahun
6. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M 10 tahun
7. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M 2 tahun
8. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M 3 tahun
9. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M 4 tahun
10.Hisyam I bin Abdul-Malik, bin Yahya bin Hakam, 106-126 H / 724-743 M - Memerintah selama 19 tahun, dari keturunan Yahya bin Hakam, saudara Marwan.
11. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M 1 tahun
12. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M kekacauan
13. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M kekacauan
14. Marwan II bin Muhammad (pusat di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M
-------------------
III. Daulah Umayyah masa kekuasaan keluarga Al - Hakam bin Abi Al - Ash
Marwan bin Hakam 684-685 M/ 64-65 H,
Penguasa Ke-Empat Bani Umayyah - Penguasa Daulah Umayyah ini mengambil alih kekuasaan setelah Muawiyah II, bin Yazid bin Muawiyah I, Menyatakan menyerahkan jabatannya.
Tokoh Marwan bin Al Hakam dipenuhi banyak kontroversi dalam sejarahnya, diantaranya tercatat dalam sejarah :
Marwan bin Al Hakam : diduga sebagai dalang serta pemicu dibalik terbunuhnya Khalifah Ustman bin Affan, dalam huru - hara besar yang disebabkan kemarahan massal ummat Islam zaman itu, dan Ia juga diduga sebagai eksekutor "Thalhah bin Ubaidillah", sebelum kemudian meletusnya perang Jamal dan Shiffin di zaman Ke Khalifahan Ali bin Abi Thalib.
III.1. Marwan I, bin Al - Hakam, bin Abi al-ash : 64 Hijriah / - Juni 684. M - 9 bulan
Marwan bin Hakam ditunjuk untuk menjadi Wali Gubernur Bahrain, zaman kekuasaan Muawiyah I, setelah beberapa tahun kemudian ia juga berganti posisi sebagai Wali Gubernur Madinah.
Ia adalah generasi pertama dari trah Marwani (Marwan dan keturunannya), yang menjadi penguasa Umayyah menggantikan trah Sufyani (keturunan Abu Sufyan) yang kekuasaannya runtuh akibat Perang Saudara Islam , dipicu oleh penolakan baiat kepada Yazid,: "Abdullah bin Zubair" memproklamirkan kekuasaannya di Mekkah, setelah syahidnya Husein bin Ali di Karbala, Irak.
Huru - hara kekuasaan ini menyebabkan Yazid mengirim "Muslim bin Uqbah" menyerang Madinah dan memporak porandakan kota Nabi itu. Bahkan ada riwayat menyebutkan Panglima pasukan Yazid ini menghalalkan pasukannya untuk berbuat apa saja selama 3 hari di Madinah, termasuk membunuh, merampas harta, menodai wanita Madinah.
Komandan ini dicabut nyawanya ditengah jalan, sebelum pasukan mereka mencapai Mekkah.
Madinah yang sudah dijarah ditinggalkan pasukan ini, Kota Nabi yang disucikan, kini dipenuhi aroma asap kebakaran dimana - mana, bau mayat yang menyengat, dan korban bergelimpangan, serta wanita yang telah dirampas kehormatannya.
Belum puas sampai disini, ketika pasukan mencapai Mekkah, pasukan Yazid pada malam hari, menghujani Ka"bah dengan bola batu manjanik yang sudah dilumuri kain dibasahi minyak. Mungkin maksud mereka agar Abdullah bin Zubair yang bermarkas di dekat Ka"bah, dapat dilumpuhkan.
Akibatnya, kain kiswah Ka"bah terbakar habis.
Ka"bah menghitam, dan beberapa bagian temboknya hancur.
Beberapa hari kemudian, ada kurir pembawa kabar, :
Pesan datang ke Mekkah, dari Syam, bahwa Yazid mati tiba - tiba di istana nya Damaskus Syam. Inilah yang menyebabkan Pasukan Yazid dibawah komandan "Husein bin Numair As Syakuri" pengganti "Muslim bin Uqbah" , tergesa - gesa kembali ke Damaskus, dan menghentikan serangan mereka di tanah haram itu.
Marwan bin Al - Hakam, bin Abu Al Ash, bin Umayyah :
Penerus bani Umayyah : 684-685 M/ 64-65 H, hanya 9 bulan
Penguasa Ke-Empat Bani Umayyah - Pejabat ke empat Daulah Umayyah ini mengambil alih kekuasaan setelah Muawiyah II menyerahkan jabatannya.
Pada masa Khalifah Usman bin Affan Marwan menjabat sebagai kepala lembaga sekretariat yakni ad-Dawawin yang mempunyai kewenangan sangat menentukan dalam setiap keputusan khalifah.
Pada masa Muawiyah menjadi khalifah, Marwan menjabat sebagai Gubernur Madinah.
Marwan bin Al-Hakam dibaiat sebagai pemimpin Dinasti Umayyah dalam Konferensi Al-Jabiyah pada Dzulqa’dah 64 H/Juni 684 M. Nama lengkapnya adalah Marwan bin Al-Hakam bin Abul Ash bin Umayyah bin Abdus Syams bin Abdu Manaf Al-Quraisyi Al-Umawi. Dia sering dipanggil Abu Abdul Malik, Abul Hakam, dan Abul Qasim.
Ia lahir 4 bulan setelah kelahiran Abdullah bin Zubair yang lahir tahun 1 H.
Marwan berusia 10 tahun saat Rasullullah SAW wafat. Ayahnya, Al - Hakam bin Abi Al - Ash, memeluk islam 2 tahun sebelumnya, pada Fathul Mekkah, tahun ke 8 Hijriah, bersama dengan keluarga Abu Sufyan, Muawiyah, dan beberapa keluarga Umayyah lainnya.
Menurut catatan banyak sejarawan,
Baik Marwan maupun ayahnya,
Al Hakam bin Abi Al Ash
Adalah sosok yang kontroversial.
--------------------------------
Al Hakam bin Abi Al Ash
Al -Hakam, sebagaimana Abu Sufyan dan keluarganya, adalah orang yang baru masuk Islam pada saat terjadinya penaklukkan kota Mekkah, 2 tahun menjelang wafat nya Rasullullah. Selain itu, Al - Hakam diriwayatkan pernah dikutuk Rasulullah SAW.
Sedang Marwan sendiri, pada masa Rasulullah SAW diusir dari Madinah, dan baru diizinkan kembali ketika Utsman bin Affan menjadi Khalifah.
Nadirsyah Hosen dalam salah satu artikelnya mencatat ,
Tentang perdebatan Marwan dengan Ummul Mu’minim Aisyah binti Abu Bakar. Perdebatan ini menceritakan banyak hal tentang kedudukan Marwan bin Hakam, termasuk juga dinamika politik pada era sahabat - ( Dr. H. Nadirsyah Hosen, LL.M., M.A. (Hons), Ph.D. ( lahir 8 Desember 1973 ) adalah akademisi Indonesia yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Monash sejak 2015 , beliau menetap di Australia )-
Dari Abdullah. Ia berkata:
“Aku sedang berada di masjid ketika Marwan berkhutbah.
Ia berkata ( Marwan ) : "Sesungguhnya Allah SWT telah memberi kepada Amirul Mukminin, Muawiyah, pandangan yang baik tentang Yazid. Ia ingin mengangkatnya sebagai khalifah sebagaimana Abu Bakar dan Umar pernah melakukannya".
Berkata Abdurrahman bin Abu Bakar:
"‘Sungguh, Abu Bakar, demi Allah, tidak menyerahkannya kepada anaknya atau salah seorang di antara keluarganya. Sedangkan Muawiyah melakukannya karena sayang dan ingin memberikan anugrah kepada anaknya.”
Marwan yang tidak suka dengan reaksi tersebut berkata kepada Abdurrahman: "
Bukankah kamu yang dimaksud al-Quran sebagai “orang yang berkata kepada orangtuanya ‘cis bagi kalian’ (QS. Al-Ahqaf: 17)”.
Abdurrahman membalas berkata:
“Bukankah kamu anak orang terkutuk. Rasulullah saw melaknat ayahmu?.”
Siti Aisyah Ummul Mukminin yang mendengar perdebatan Marwan dengan Abdurrahman bin Abu Bakar (Abdurrahman adalah saudara lelaki nya Aisyah) berkata:
“Hai Marwan. Demi Allah, ayat itu tidak turun kepada Abdurrahman.
Tapi ayat yang ini justru turun untuk ayahmu:
“Janganlah kamu menaati setiap tukang sumpah (palsu) yang hina, yang banyak mencela, yang ke sana kemari menyebar fitnah, yang melarang perbuatan baik, melampaui batas dan banyak berbuat dosa.” (Al-Qalam 10-12).
Siti Aisyah melanjutkan,: “Rasulullah SAW pernah melaknat ayah Marwan ketika Marwan berada dalam sulbinya. Engkau adalah pecahan laknat Allah !”.
Sebagaimana dikatakan oleh Nadirsyah Hosen, kisah di atas cukup terkenal.
Sejumlah kitab tafsir yang kita kenal, menceritakan kisah tersebut dengan berbagai redaksi, seperti Tafsir al-Qurthubi, Tafsir al-Razi, Tafsir Ibn Katsir, dan Tafsir al-Durr al-Mantsur.[4] (AL).
Pada bagian lain, menurut sebagian pendapat, dintaranya, Ibnul Mundzir meriwayatkan riwayat senada dari al-Kalbi., Ibn Abi Hatim meriwayatkan dari Mujahid yang berkata, Diriwayatkan dari Suddi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan "al-Akhnas bin Syuraik", atau berkenaan dengan "al-Aswad bin Abdi Yaghuts.”
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata,
“ Ketika turun ayat,:
"‘Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,’ kami belium mengetahui siapa yang dimaksud oleh ayat itu ,
Hingga selanjutnya turun ayat,: "‘Yang bertabian kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya.” Barulah setelah itu kami mengetahui bahwa ia adalah seseorang yang memiliki daun telinga seperti daun telinga kambing.” Maksudnya ke dua manusia yang disebutkan diatas tadi. "al-Akhnas bin Syuraik" dan "al-Aswad bin Abdi Yaghuts.”
Wallah hu alam,
Al-Hakam bin Abi al-Ash
Al-Hakam bin Abi al-Ash (bahasa Arab: الحكم بن أبي العاص, translit. al-Hakam bin Abi al-Ash) adalah ayah dari Khalifah Umayyah, Marwan I, dan paman dari Utsman bin Affan bin Abi Al - Ash.
Al - Hakam adalah cucu dari Umayyah bin Abd Syams,
Yang merupakan keturunan dari Umayyah.
Ayahnya adalah Abu al-'ash bin Umayyah.
Saudaranya "Affan bin Abi al-'Ash bin Umayyah" : adalah ayah dari "Utsman bin Affan" yang merupakan Khalifah Rasyidin ketiga, dan anak nya Marwan bin al-Hakam adalah pelanjut dinasty Umayyah ke-empat .
Dia, al Hakam, juga memiliki anak-anak lain:
Yahya bin al - Hakam, kakek Hisyam.I, dan
Al-Harits bin al-Hakam.
“Janganlah kamu menaati setiap tukang sumpah (palsu) yang hina, yang banyak mencela, yang ke sana kemari menyebar fitnah, yang melarang perbuatan baik, melampaui batas dan banyak berbuat dosa.” (Al-Qalam 10-12).
"Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan nya.”-- (QS.Al-Muddatstsir:38)
--------------
Politik Marwan
Zaman menjabat sebagai penasehat Khalifah Usman bin Affan :
Marwan bin Hakam bukanlah sosok baru dalam catur perpolitikan kala itu.
Sebelumnya, ia pernah menjabat penasihat Khalifah Utsman bin Affan. Pengaruhnya tidak kecil terhadap kebijakan pemerintahan. Tak sedikit kebijakan yang ditelurkan Khalifah Utsman kental aroma kekeluargaan.
Beberapa gubernur kala itu banyak yang diganti dengan orang-orang dari pihak keluarga Umayyah. Misalnya, :
Jabatan gubernur di Mesir yang dipegang oleh Amr bin Ash, diganti oleh Abdullah bin Sa’ad.
Abu Ubaidah bin Jarrah yang berhasil menaklukkan wilayah Syria dan Palestina dari tangan Romawi, jabatannya digantikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan.
Sa’ad bin Abi Waqqash yang berhasil menaklukkan wilayah Irak dan Iran dari tangan Persia, jabatannya digantikan oleh Ziyad bin Abihi. Belakangan Saad kemudian hijrah ke negeri China, makamnya ditemukan disana,
Begitu pun dengan beberapa wilayah lain.
Sebagian besar para pemimpinnya diganti dengan orang-orang dari pihak keluarga Umayyah. Kebijakan ini tak bisa dilepaskan begitu saja dari pengaruh Marwan bin Hakam, mengingat kondisi Khalifah Utsman yang sudah lanjut usia kala itu.
Kebijakan yang tidak terjadi sebelumnya itu, melahirkan berbagai ketidakpuasan.
Gejolak muncul di beberapa tempat.
Puncaknya, Khalifah Utsman terbunuh.
Marwan bin Hakam melarikan diri ke Damaskus bergabung dengan Muawiyah dengan membawa pakaian Utsman yang berlumuran darah. Dan klaim tuntut balas darah Usman, dijadikan senjata merongrong pemerintahan Ali.
Lantaran merasa tidak puas dengan kebijakan Khalifah Ali yang dianggap tidak segera mengusut pembunuh Utsman, menyebabkan semakin keruhnya suasana.
Pasal ini diduga memicu pecahnya perang Jamal, Shiffin, dan Nahrawan.
Pertentangan antara pihak Abdullah bin Zubair dan Marwan bin Hakam mencapai puncaknya pada Perang Marju Rahith yang terjadi pada 65 H. - 685 M
Pada peperangan ini pasukann Abdullah bin Zubair mengalami kekalahan cukup telak. Penduduk wilayah Mesir dan Libya yang semula berpihak padanya, mengangkat baiat atas Marwan. Namun wilayah Hijaz, Irak dan Iran tetap tunduk kepada Abdullah bin Zubair.
Dengan demikian, pada masa itu wilayah Islam terpecah menjadi 2 (dua) "khilafah". Daerah Hijaz dan sekitarnya termasuk Makkah dan Madinah tunduk kepada "Abdullah bin Zubair".
Sedangkan wilayah Syria berada dalam kekuasaan "Marwan bin Hakam".
Untuk mengukuhkan jabatan khilafahnya itu, Marwan bin Hakam yang sudah berusia 63 tahun itu mengawini Ummu Khalid, janda Yazid bin Muawiyah.
Perkawinan yang tidak seimbang itu sangat kental aroma politik.
Dengan mengawini janda Yazid, Marwan bermaksud menyingkirkan Khalid, putra termuda Yazid bin Muawiyah dari tuntutan khilafah.
Dalam suatu kesempatan, Marwan sempat melemparkan ejekan kepada Khalid dan ibunya. Akibatnya sangat fatal, :
Ummu Khalid menaruh dendam yang luar biasa.
Pada suatu kesempatan, ketika Marwan mendatangi nya, bersama para dayang, Ummu Khalid mencekik Marwan beramai - ramai. Riwayat lain mneyebutkan ia tewas diracun Ummu Khalid.
Marwan tutup mata pada usia 63 tahun.
Ia hanya berkuasa selama 9 bulan 18 hari. Hingga akhir hayatnya, Marwan tak dapat menghentikan bani Zubair yang memproklamirkan ke khalifahan mereka di Mekkah.
Perlawanan Abdullah bin Zubair baru dapat dihancurkan pada masa kekuasaan "Abdul Malik bin Marwan", putra Marwan, penguasa Umayyah ke V nantinya. Abdul Malik mengirimkan pasukan bani Umayyah yang dipimpin oleh "Al-Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi" dan berhasil membunuh Abdullah bin Zubair pada tahun : 73 H/692 M.
Masa pemerintahannya Marwan tak membawa banyak perubahan bagi sejarah., kecuali tetap eksisnya bani Umayyah dari keturunan Umayyah kelompok Quraisy Mekkah yang telah berhasil mengangkangi kekuasaan "Warisan Islam Madinah" dan "peradaban Islam ilahiah yang dibangun Muhammad Rasullullah" berdasarkan wahyu,
Sejarah dan peradaban Islam, Kini tengah menuju ke arah yang tidak tahu kemana ujungnya nanti, tergantung bagaimana bani Umayyah yang kemudian berkuasa turun -temurun, yang telah memindahkan "Pemerintahan Islam" dari "Madinah" - simbol peradaban Ilahiah kenabian - ke, Istana Hijau mereka di Damaskus Syam Suriah - simbol peradaban Arab, duniawi, hedonis - ini, :
Demikianlah yang dicatat sejarah.
Tumbangnya Bani Uamyyah :
Keturunan Abdu Syam ini kemudian berkuasa sekitar 90 tahun, dengan 13 penguasa silih berganti , sebelum kemudian tumbang di sapu badai revolusi bani Abbas, dikenal kemudian sebagai : "Dinasty Abbasiyah", dengan pemimpin klan mereka yang di juluki : "Al -Saffah", begitulah tertulis dalam buku sejarah yang dibaca mulai sekolah dasar hingga di perguruan tinggi seluruh dunia.
Barangkali pendapat Jamaluddin Al -Afghani ada benarnya.
Sejarah memang ditulis oleh pemenang, penguasa, dari zaman ke zaman, dari masa ke masa, dibelahan bumi manapun. Meski bisa jadi sejarah yang ditulis dan dibakukan tidak lebih dari kebohongan - kebohongan yang dibukukan
Sejarah adalah : “Kejadian - kejadian masa lampau yang dibukukan. Bisa jadi sejarah memang “hanya” ditulis oleh pemenang, dan bisa jadi juga, sejarah tidak lebih dari kumpulan “kebohongan - kebohongan” yang dibukukan”- ( Jamaluddin Al - Afghani, 1838 - 1897 ) .
Yang sangat berbahaya jika sejarah kemudian masuk ke ranah "Syariat Nabi"
bercampur dengan dongeng, mitos, katanya, yang bisa jadi dan sangat mungkin, ditempelkan dan direkatkan serta dinisbatkan kepada "Muhammad sang Nabi" - karena perkataan dan perbuatan serta diamnya Nabi ini, baru dibukukan jauh dari zaman kenabian beliau, tepatnya setelah sekitar "Muhammad Rasulllullah sudah 80 tahun wafat, zaman Umar bin Abdul Azis "-
Pembukuan Hadist katanya pada zaman Umar II, : sekitar tahun 717 Masehi.
Lalu dimanakah warisan asli Muhammad sang Nabi?
Bisa jadi sudah "Mati", ikut terbunuh bersama cucu terakhir Beliau Husein yang dicincang di Karbala, sehingga yang tersisa hanya apa yang ada dan sampai ketangan kita saat ini, yang sebagian besar bukan dari "Ahl Baith Nabi" anggota kerabat dan rumah tangga Rasullullah, selaku pewaris dan penerus ajaran sah Muhammad Rasullullah.
Mengapa demikian ? Karena keturunan Nabi hanya diteruskan dari rahim Sayyidah Zahra dan Sulbi Ali. Dan Ali, - ( dianggap kafir oleh bani Umayyah, dan pengikut, pembela nya disebut Syi"ah) - nyaris tak terdengar kabarnya mulai pasca wafatnya Rasullullah. Tak banyak juga hadist yang diriwayatkan Ali, atau Sayyidah Zahra, atau Hasan bin Ali, atau Husein : yang keduanya putra Ali.
Lalu kemana kita harus mencarinya?
Entahlah !!
Karena : "Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan nya.”-- (QS.Al-Muddatstsir:38) - Nanti di Mahsyar .
------------
Referensi :
^Al-Isti'āb fi Ma'rifah al-Ashāb, Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Barr, tahkik: Ali Muhammad Bijawi, Beirut, Dar al-Jail, cet. 1, 1412/1992.
^Al-Akhbār al-Thiwāl, Abu Hanidah Ahmad bin Dawud Dainawari (w. 282), tahkik Abdul Mun'im Amir Jamaluddin Syaya, Qum, Mansyurat Radhi, 1368 S.
^Ishābah fi Tamiz al-Sahābah, Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, (w. 852), tahkik Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Mu'awwidh, Beirut, Dar al-Kitab Ilmiyah, cet. 1, 1415/1995.
^Usdul Ghābah fi Ma'rifah al-Sahābah, Izauddin bin Atsir Abul Hasan Ali bin Muhammad al-Jaziri (w. 630), Beirut, Dar al-Fikr, 1409/1989.
^I'lām Qamus Tarājim li Syahr al-Rijāl wa al-Nisa min al-Arab wa al-Musta'rabain wa Mustasyriqin, Khairuddin Zarkali (w. 1396), Bairut, Dar al-Ilm lil Malamin, cet. 3, 1989.
^Al-Imāmah wa al-Siyāsah al-Ma'ruf bitarikh al-Khulafā, Abu Muhammad Abdullah bin Muslim Ibnu Qutaibah al-Dainawari (w. 276), Tahkik Ali Syiri, Beirut, Dar al-Adhwa, cet. 1, 1990/1910.
^Al-Inba fi Tārikh al-Khulafā, Muhammad bin Ali bin Muhammad al-Ma'ruf Imrani (w. 580), tahkik Qasim Samarai, Al-Qahirah, Dar al-Afaq al-Arabiyah, cet. 1, 2001/1421.
^Al-Muntadham fi Tārikh al-Umam wa al-Muluk, Abul Faraj Abdul Rahman bin Ali bin Muhammad bin al-Jauzi, (w. 597), tahkik Muhammad Abdul Qadir Atha wa Mustafa Abdul Qadir Atha, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1, 1412/1992.
^Al-Thabaqāt al-Kubrā, Muhammad bin Sa'ad bin Muni' al-Hasyimi al-Basri (w. 230), tahkik Muhammad Abdul Qadir Atha, Beirut, Dar al-Kitab al-Ilmiyah, cet. 1, 1410/1990.
^Al-Bada wa al-Tārikh Muthāhhat bin Thahir al-Muqadasi (w.507), Bur Sa'id, Maktabah al-Tsaqafah al-Diniyyah, tanpa tahun.
^ Hodgson, Marshall G.S.; The Venture of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia; Jilid Pertama: Masa Klasik Islam; Buku Pertama: Lahirnya Sebuah Tatanan Baru. Jakarta: Paramadina, 1999. ISBN 979-8321-32-4
^ Kitab Taarikh Abil Fida’ Al Musamma Al-Mukhtashar fi Akhbaril Basyar, Juz 1 hlm. 265. ^ ^ Britannica Encyclopedia, Battle of Karbalāʾ
^ buku K13 mapel PAI kelas 8
^Al-Bidaayah Wan Nihaayah, Ibnu Katsir.
^Tarikh Khulafa', As-Suyuthi.
^Tarikh Bani Umayyah, Al-Mamlakah Su'udiyyah.
^Tarikh Islamy, Ibnu Khaldun.
^Sejarah Bani Umayyah, Muhammad Syu'ub, Penerbit PT. Bulan Bintang.
^The Ahl Bath World Assembly, Teladan Abadi Ali bin Abi Thalib, Saleh Lapadi, Penerbit AlHuda, 2008, hal. 256 - 257 - /- 398 halaman
^Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 199
^ "Sayyid Amir Ali". Encyclopedia Britannica.
^ Mukti Ali, Alam Pemikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung: Mizan, 1996), 142
Britannica Encyclopædia, Online Edition 2007 -
^ N.R. Keddie, "Afghāni, Jamāl al-dīn", Encyclopædia Iranica, Online Edition 2005-2007
^ From Reform to Revolution, Louay Safi, Intellectual Discourse 1995, Vol. 3, No. 1 .
^ Historia, Le vent de la révolte souffle au Caire, Baudouin Eschapasse,
^ Ludwig W. Adamec, Historical Dictionary of Islam (Lanham, Md.: Scarecrow Press, 2001), p. 32
^ Jamal al-Din al-Afghani Jewish Virtual Library
^Al-Hamid Al-Husaini dalam Al-Husein bin Ali, Pahlawan Besar dan Kehidupan Islam pada Zamannya (1978)
^ Muhammad Zaki Badawi, The Reformers of Egypt: A Critique of Al-Afghani, Abduh and Ridha, ISBN 0-85664-651-2 ISBN 978-0-85664-651-5
^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/ada-apa-dengan-ali-kontroversi-ali.html,
^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/11/mengenang-wafatnya-bidadari-di-bumi.html
^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/04/4.html
^https://tirto.id/sejarah-kekhalifahan-umayyah-kejayaan-hingga-keruntuhannya-f7Z7
^https://tirto.id/tragedi-karbala-kematian-husein-bin-ali-dan-terbelahnya-islam-c4SD
^https://id.wikipedia.org/wiki/Nadirsyah_Hosen
^https://en.wikipedia.org/wiki/Syed_Ameer_Ali
^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2022/05/buya-hamka-sejarah-ahl-baith-nabi.html
^https://kalam.sindonews.com/read/713529/786/marwan-bin-muhammad-khalifah-terakhir-dinasti-umayyah-yang-gemar-menyalib-lawan-lawan-politiknya-1647342192
^https://www.republika.co.id/berita/lk5ga0/daulah-umayyah-marwan-bin-muhammad-745750-m-khalifah-terakhir
^https://www.islampos.com/kutukan-untuk-si-munafik-al-hakam-15642/
^https://panglimalaksamana.blogspot.com/2021/03/berhala-berhala-vs-keyakinan-tauhid-bagi.html
^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/
^Nadirsyah Hosen, Khalifah Marwan bin Hakam dan Pohon Terkutuk dalam Qur’an, https://geotimes.co.id/kolom/politik/khalifah-marwan-bin-hakam-dan-pohon-terkutuk-dalam-quran/,
^https://ganaislamika.com/dinasti-umayyah-12-era-kepemimpinan-trah-hakam-bin-abu-al-ash/
^Lihat, Akbar Shah Najeebabadi, The History Of Islam; Volume Two, Riyadh, Darussalam, 2000, Hal. 109-125