Sabtu, 31 Oktober 2020

"Al Qadry Bangkit,! Why Not,?

By : SAY Qadrie

Dari Raushan Fikr



AL QADRI,  BANGKIT  !!


" Hanya Al Qadri yang bisa menelusuri dan mengenali kaum kerabat Al Qadri, karena sama jalurnya dan adanya hubungan darah serta kekeluargaan mereka"  Selain Al Qadri, tentunya mereka lebih baik fokus menelusuri jalur mereka masing-masing"  Karena Al Qadri terlalu besar puak nya dan terlalu luas sebarannya di Nusantara ini"  Sultan Pontianak ke. IX. 

 


"Al Qadry Bangkit,!  Why Not ?


Waktunya bagi kita untuk merdeka, dari:  "penjajahan fikiran dan akal budi" 


          Atas desakan yang begitu kuat dan munculnya kesadaran kolektif keluarga besar Al Qadry dari berbagai tempat dan belahan bumi Nusantara bahkan Asia Tenggara, India, sampai Eropa, Mekkah, dan Madinah.  


       Yang menggelora  dalam rentang masa dua tahun terakhir ini, maka didirikanlah wadah nya, bernama : Perkumpulan Keluarga Besar Al Kadri Jamalullail dengan Akta Notaris dan terdaftar di Menkumham. Tentunya dengan sepengetahuan lembaga kesultanan dan  setelah meminta izin serta restu dari Sultan Kesultanan Kadriah di Pontianak. 


 Wadah ini lebih dikenal dengan nama IKBAL,: Ikatan Keluarga Besar Al Kadri. 


Sultan Pontianak ke,VII, Ke VIII, dan Ke IX 

DYMM  Sultan Syarif Mahmud Melvin Al Qadri.SH
Sultan Pontianak ke IX


      Gerakan moral ini mungkin terpicu dan termotivasi dari kesadaran atas beberapa hal yang melilit kepala dan menjadi pertanyaan bersama ,misalnya  :" 


* Mengapa Qabilah ini terkesan dipinggirkan?"  Dan tak terdengar suara nya, diantara gegap gempita  syiar  da"wah  di Indonesia? 


* Mengapa Qabilah ini sering muncul pro kontra, asli palsu? Padahal mereka banyak ?  dan tersebar di seluruh Nusantara, Asia Tenggara, ? 


* Mengapa Qabilah ini  terkesan tidak ada yang menonjol?  Padahal mereka memilki  Sultan, Kesultanan, dan Istana yang megah ? 


* Mengapa Qabilah ini tak begitu dikenal akhir -akhir ini? Apakah Mungkin karena ada pihak yang mendesain dan memframing agar Qabilah ini terkubur di dasar ingatan?   


* Mengapa Qabilah ini susahnya bukan main kalau mau buat buku nasab ke Maktab Ad Daimi ? bahkan terkesan seperti anak tiri ?  


* Apakah Qabilah ini tidak terdata? atau datanya disembunyikan? Oleh siapa?  


* Apakah Qabilah ini karena begitu besar puak nya, sehingga menemui banyak kendala dalam mencatat dan mendata mereka ?     


Dan banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab.


            Padahal, Sejarah mencatat bahwa Qabilah Al Qadri pernah berjaya sebagai pioner pembuka hutan rimba belantara yang sekarang menjadi sebuah kota besar, Pontianak, 250 tahun yang   silam . 


Padahal, nama Habib Husein bin Ahmad Al Qadri tuan besar Mempawah, sezaman dengan Tuan Besar Siak dan Datuk Marang? 


          Patut dirunut, Sejak berdiri nya Kesultanan Kadriah, Kesultanan Pontianak, pada penobatan tahun 1778 M,  Abdurrahman Pangeran Nur Alam, diangkat sebagai Sultan, dengan gelar : Sultan Sayyid Abdurrahman Nur Alam Kahar Ibni Almarhum Al Habib As sayid Husein bin Ahmad Al Qadri, oleh raja muda Riau.


           Bangsa Erofah dan  VOC ( Veregnide Ost Company ) mulai melirik kerajaan bungsu ini. Upaya  menancapkan pengaruh dan melancarkan siasat pecah belah kemudian kuasai, disusun rapi. 


       VOC  waktu itu adalah bangsa berkulit putih, berbahasa dengan bahasa mereka sendiri, terlihat berbeda dengan pribumi yang ada disini.  Sehingga lebih mudah dikenal dan di deteksi. 


VOC kemudian pergi, di gantikan oleh bala tentara Kampetai  Jepang 1942 -1945.



DYMM Allahyarham
 Sultan Sayyid Syarif Hamid Al Kadri.II, ( Sultan ke VII )
Ibni Allahyarham Sultan Muhammad ( Sultan ke.VI )
 bin Sultan Yusuf  ( Sultan ke .V )

Sultan Kesultanan Pontianak, : 1945 - 1978 



             Bala tentara Kampetai Jepang datang, membawa teror yang sangat kejam dan mengerikan. Kampetai ini membantai apa saja yang bernyawa. Genosida sebuah bangsa adalah tujuan utama pasukan, dalam menaklukkan suatu wilayah, guna membentuk Asia Timur Raya. 


Jejak petaka nya dapat ditemukan sepanjang tempat yang pernah di jamah. 


         Mulai daratan China, Vietnam, Burma, Thailand, hingga peristiwa Mandor berdarah, menyisakan tidak kurang 50,000 ,- ( baca : lima puluh ribu nyawa manusia ),-  tengkorak kepala, yang berpisah dengan badannya. 


           VOC dan Kampetai Jepang akhirnya angkat kaki setelah Hiroshima dan Nagsaki luluh lantak dihajar bom atom sekutu. 


Tapi: fikiran, cara, ideologi, politik, dan strategynya tetap tinggal di bumi ini. 

--------------



--, VOC  dan  Kampetai Jepang ( baru ) ini sulit dikenal :----- 


       Karena kulitnya sama, bahasa nya sama, perawakan, pakaian, peci , sama semuaJubah nya  sama, bahkan sorban nya sama dengan kita. Duduk di majlis yang sama, hadir di acara yang sama, memakan makanan  yang sama.  


         Sesekali mereka juga mengenakan telok belanga. Dan bicara dengan bahasa setempat.  Bahkan mereka juga akrab dengan istilah - "kopi pancong,?"


---------------------


Bedanya hanya : cara berfikir , isi kepala dan apa yang tersimpan di hati nya!


         Mereka inilah yang membuat framing berfikir  tentang ide menjaga kemurnian nasab, dengan menggiring kaum kerabat Qabilah,:  Al Qadrie, Al Qadry, Al Gadri, Al Kadri, Al Gadrie, Al Qodrie, : disana palsu, disini asli?  


Tunjuk sana, tunjuk sini,! Tuduh sana, tuduh sini. 


      Kasak - kusuk menyebar fitnah. Memecah belah keluarga dengan keluarga, sanak dengan saudara, bahkan anak dengan ayah nya? 


Demi ambisi, kepentingan, dan agenda mereka, yang tidak begitu jelas arahnya.  


      "Penjajah dan penjahat fikiran" ini juga menyebar issue bahwa yang asli punya buku, selain kelompok mereka, bukan keluarga. Selain kerabat dekat mereka, patut dicurigai ngaku - ngaku? bahkan  mereka katakan selain Pontianak, ga ada Al Qadri?  Padahal mereka sendiri tak pernah keluar dari halaman rumahnya?   


      Kenapa mereka lupa bahwa  Habib Husein bin Ahmad punya 6 putra, dan Sultan Abdurrahman, memiliki 33 keturunan laki - laki, yang menyebar ke seantero negeri 



"Penjajah Akal"  inilah yang membenturkan Al Kadri  Vs  Al Qadri !!


        Kampetai inilah yang membuat anggapan bahwa Qabilah Al Qadri  belum mampu untuk memimpin, bahkan di negeri yang hutan nya di buka oleh nenek moyang Al Qadri?  


          VOC baru ini "menjajah" dan menyebarkan "rasa rendah diri kolektif "kepada  kaum kerabat nya sendiri. Alih -alih mencari cara bagaimana Qabilah nya maju kedepan menyongsong zaman, malah ditarik  kembali ke belakang dengan berbagai slogan.


         VOC dan Kampetai "penjahat ide dan penjajah" ( baru )  ini juga mengatakan, bahwa Qabilah Al Qadri tidak memiliki kapasitas ilmu ? Al Kadri belum cukup pintar dan alim untuk jadi panutan. 


        Al Kadri hanya pas untuk jadi ma"mum.  Al Kadri Qabilah miskin. Al Kadri sudah tidak punya apa - apa, hanya simbol- simbol yang tersisa? 


Al Kadri tak mengerti siapa mereka, dan kemana nasab nya?  Benarkah?  


         Mereka tidak henti - henti nya melancarkan cara - cara licik adu domba kepada sesama bangsa dan Qabilah Al Qadri sendiri !  Pecah belah kemudian Kuasai.


          Lebih celaka nya lagi, demi kepentingan dan agendanya, mereka tidak segan menggunakan tangan kaum kerabat Al Kadri sendiri, yang mereka peralat, untuk kepentingan mereka, bahkan sampai pada tingkatan membongkar makam di kompleks pemakaman Kesultanan Batulayang, misalnya.  


 Brutal ! dan Sadis !


     Itulah kemudian kenapa ada sebagian kaum kerabat Al Qadri, yang entah karena ketololan dan kebodohan mereka, ataukah karena kepentingan dan ke egoisan, kemudian mengepalkan tangan maju ke depan, mengaku  sebagai pembela keluarga  dan Qabilah ini?  


Kemudian menghancurkan makam- makam nenek moyangnya sendiri? 


         Jadi jika anda ketemu dengan salah satu dari mereka, VOC  Baru, atau  Kampetai Baru,"Penjajah dan Penjahat fikiran" ini, beserta antek-anteknya, yang bisa jadi bermarga sama dan berkulit sama dengan kita, apapun issue yang mereka bawa, jika itu mengarah kepada pecah belah dan porak poranda nya keluarga besar Al Qadri yang tengah kita gagas untuk bersatu kembali ini, katakan dengan  tegas,: 


"GO  TO  HELLLLL,!"  


        Kalau kami ingin merangkul kembali keluarga kami yang berserakan selama ini, kalau kami mau membuka tangan dan kesempatan agar mereka dapat bersujud kembali dimesjid Sultan Abdurrahman, kalau kami sudah melupakan semua pertikaian, kalau kami sudah mau saling  memafkan, kalau kami ingin bersatu kembali dengan keluarga dan kaum kerabat kami, : 


" W  H  Y     N  O  T,??-"   Emang masalah buat lo ? 




Bersatulah Al Qadri !

Titah DYMM  Allahyarham Sultan Syarif Abubakar Al Kadri
Sultan Pontianak ke.VIII.


Baca Disini :  

Klik link dibawah ini >

1. Sebaran anak cucu Habib Husein Al Qadri

2. Anak keturunan Habib Husein Al Qadri di Bali