Sabtu, 22 Januari 2022

Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme Era Post Modern

 Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme Era Post Modern

By : SAY Qadrie

Pustaka Sejarah


Zaman penjajahan Belanda
( Apakah ada yang mengundang mereka kembali? )


Pengantar : 


         Sejatinya Kapitalisme, Kolonialisme, Imperialisme, adalah tiga serangkai yang tak ter pisahkan. Meski nama dan sebutanya beda, tapi tujuan akhirnya sama,:  penindasan   manusia atas manusia lainnya.


      Bukan rahasia bahwa manusia bangsa manapun itu, menginginkan kekuasaan, dan pertuanan. Majikan dan Buruh. Bos dan Pembantu. Kasta Sudra dan Brahma.Tuan dan Budak. Bahkan pembenaran ini dicarikan alasannya dalam agama dan keyakinan suatu masyarakat. Suatu kaum, suatu bangsa, suatu tempat di bumi manusia ini.


         Bangsa Mesir kuno percaya bahwa Firaun, penguasa mereka, adalah keturunan para dewa yang mereka sembah dan yakini saat itu. Sehingga kekuasaan Firaun menjadi absolut sebagai wakil Dewa dimuka bumi. Perkataan dan perbuatan Firaun menjadi benar semuanya, tak menyisakan sedikitpun celah untuk dipersalahkan, dipertanyakan, apalagi dibantah. Menentang Firaun, berarti menentang Dewa, tuhan mereka, ancamannya adalah dibakar hidup - hidup.

 


Manusia Indonesia zaman Penjajahan


Kapitalisme, Kolonialisme, dan Imperialisme Era Post Modern

 

I. Kapitalisme Post Modern


             Dalam dunia modern yang" beradab", penindasan dan kezaliman diubah dengan nama   lebih keren. Mereka yang memilki modal besar, atau pemodal yang menguasai ekonomi dan  hajat hdup banyak orang disebut para kapitalis ( nama lama, tuan tanah). kapitalisme/ka·pi·tal·is·me/ n sistem dan paham ekonomi (perekonomian) yang modalnya (penanaman modalnya, kegiatan industrinya) bersumber pada modal pribadi atau modal perusahaan swasta dengan ciri persaingan dalam pasaran bebas. KBBI


          Kapitalisme post modern, sebelum beroperasi dan merajalela membentuk kartel dan konglomerasi, suatu negara haruslah dikondisikan oleh mereka, agar siap mendukung langkah apapun yang nantinya akan mereka lakukan.

 


Era tahun : 1965 - 1998 : ORBA


           Setelah Sukarno tumbang, Roschild bersaudara segera menancapkan kukunya dengan MC Moran untuk menguasai potensi tambang emas di Irian Barat yang sekarang dikenal dengan Tambang Freport.


         Muncul pengusaha  besar  yang menguasai Bogasari perusahaan tepung terigu. Mereka menguasai Mulai Produksi, distribusi, hingga sampai ke tangan pengguna, dari hulu sampai hilir. dari Sabang sampai Merauke di genggam dengan satu tangan, hasilnya? 

Jadi konglomerat.


         Ada pengusaha kapitalis menjadi raja hutan, menebang jutaan bahkan puluhan juta pohon  di hutan Kalimantan untuk diolah menjadi furniture, tripleks, multiplek,  selama puluhan tahun. Hasil nya katanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, hanya saja tidak jelas masyarakat mana, alhasil yang pasti, masyarakat Kalimantan disisakan warisan berupa banjir setiap tahun dan dapat dinikmati hingga hari ini.


            Masih di Kalimantan yang kaya hutan, berkeliaran raja - raja kecil berkulit putih, tapi bukan bangsa erofah, bos - bos, dan Tauke,  mengekplorasi hutan dan warisan leluhur bangsa Borneo itu. Mereka berlomba - lomba mendirikan perusahaan dan Sawmill tempat penggergajian kayu untuk diolah dan dibuat papan dan bahan kayu bangunan.


             Para Kapitalis ini membabat apa saja yang ada dan tumbuh diatas tanah, menyisakan lahan gundul jutaan hektar, longsor, banjir dan gersang. Ini yang terlihat di pulau Kalimantan, kita belum lihat pulau lainnya. 

              Rezim ini akhirnya tumbang di goyang krisis moneter dan demo Mahasiswa dimana - mana. Orang kuat bernama Suharto yang memimpin Orde Baru, selama kurang lebih 32 tahun, akhirnya lengser dan turun tahta.

 

Para Romusha zaman Sukarno


Era tahun : 1998 - 2021 : REFORMASI


          Kapitalisme era ini lebih "legal" sah dan memiliki landasan hukum, sesuai aturan yang ada. Atas nama kepentingan rakyat dan bangsa, Kaum kapitalisme menyusup diantara para pengambil keputusan, pejabat negara, pejabat daerah, anggota wakil rakyat bahkan cerdik cendekia dan pakar bangsa. 


       Secara licik para  kapitalis  dengan keserakahan nafsu kapitalis nya mendekati dan menularkan penyakit berbahaya ini kepada mereka yang memang mudah dipengaruhi. Maka hasilnya adalah peraturan dan aturan yang menguntungkan para kapitalis dan merugikan masyarakat setempat, bahkan bangsa ini, dan itu diundangkan dari tempat yang disebut rumah rakyat.


       Jutaan hektar lahan di bumi pertiwi ini jatuh ke tangan segelintir kaum kapitalis yang bercokol dan menghisap darah bangsa seperti lintah. Tapi jangan coba - coba dipertanyakan, karena semua sudah sesuai peraturan yang sudah diatur, dan ketentuan yang sudah ditentukan sebelumnya.


        Jadilah negara kita penghasil batu bara, nikel, timah, emas, tembaga, biji besi, CPO, tapi berasnya harus import dari negara lain? Kenapa? Karena lahan pertanian diubah jadi lahan tambang dan menyisakan lubang bekas galian seperti danau. Karena lahan sawah dijadikan perkebunan kelapa sawit yang rakus menyedot air tanah.


            Masyarakat lingkar tambang tak lagi betah menetap di habitat awalnya dan memilih pindah keluar daerah atau ke pulau lain. Jadi benarkah wilayah mereka yang di ekplorasi untuk kepentingan mereka, ? Mereka ini siapa? Jangan - jangan kaum kapitalis yang lebih sejahtera bukan rakyat dan masyarakat setempat.  

            Bagi mereka yang disebut rakyat, hanya menikmati longsor dan banjir, tanah runtuh, serta danau buatan sisa bekas galian tambang.

 

Cut Nyak Dien - Pejuang yang dibuang


II. Kolonialisme Post Modern


          Mereka yang mencoba melakukan penetrasi dan aneksasi atas suatu wilayah yang bukan wilayah mereka, dan membentuk komunitas berdasarkan suku, bangsa, bahasa , budaya, keturunan yang sejenis dengan mereka disebut kolonial ( nama sebelumnya disebut Penjajah ) kolonialisme/ko·lo·ni·al·is·me/ n paham tentang penguasaan oleh suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu. KBBI


   Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) imperialisme/im·pe·ri·a·lis·me/n adalah sistem politik yang bertujuan menjajah negara lain untuk mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yang lebih besar;-- termasuk pengaruh kebudaya-an asing yang lebih kuat yang mendominasi suatu golongan masyarakat sehingga warganya kehilangan kepribadian dan identitasnya (KBBI) ,


          Sebagaimana yang tengah terjadi pada bangsa kita saat ini, secara sadar atau tidak, kita menerima dengan tangan terbuka Kapitalisme dan Kolonialisme didepan mata kita setiap hari. Meski palsafah bangsa  Pancasila ada ditengah kita, sang garuda tak mampu berbuat banyak. Kenapa? Karena kaki dan sayapnya telah dirantai oleh para kapitalis, dan nafas nya sesak karena  di racuni karbondioksida .

Hasilnya, semakin hari sang garuda semakin lemah dan tak berdaya.


        Di gedung besar tempat dimana sang garuda membentangkan sayapnya, sekarang berubah menjadi sangkar emas yang tampak indah dari luar, tapi penuh dengan intrik dan permainan di dalamnya. Semua orang tak lagi memikirkan yang lain, selain dirinya sendiri. Kalau pun ada, paling keluarga nya, kolega nya, pendukung nya, kekuasaan nya dan pemodal nya.


         Rumah rakyat ini berubah jadi sarang berbagai jenis serangga, kecoa, binatang berbisa, dan lintah penghisap darah bangsa, negara dan rakyatnya. Jangan harap mereka akan peduli meski anda berteriak sekuat tenaga, karena mereka hanya menyembah tujuannya, dan menghalalkan segala cara. 


          Inilah yang ada di benak mereka yang terhormat, yang mengenakan jas dan dasi setiap hari, dan naik mobil mercy, meski BBM nya tetap disubsidi. Karena mereka kata nya bekerja untuk rakyat, dan mereka siang malam memikirkan kepentingan rakyat, meski sesekali diselingi main catur disiang hari, jikapun mereka memiliki dan menguasai lahan ribuan bahkan puluhan ribu dan ratusan ribu hektar di Kalimantan, dan di pulau lain nya,  itukan untuk kemakmuran “rakyat”

 

        Mereka inilah yang membukakan pintu untuk Imperialisme baru secara terang- terangan yang datang bahkan sengaja diundang dan disambut dengan tangan terbuka, didukung aturan yang sudah direkayasa. Imperialisme ini diciptakan dari kolaborasi  koloni - koloni yang sudah lebih dulu ada dan menetap di negeri ini, jauh sebelum suara Imperiaisme baru post modern  kedengaran di telinga kita, setelah Jepang dan Belanda kembali ke negerinya. 

Benarkah ada kolonialisme di zaman post modern ini?

Jawaban nya ? Silahkan anda gunakan nalar dan akal yang berharga itu. 



Dengan senapan dan sangkur, mereka menjadi tuan di tanah jajahan

 

          Patut dicermati apa yang terjadi di Srilanka,? Pelabuhan laut dalamnya Hambantota dan Bandara kebanggaan mereka, dijadikan jaminan alias disita kemudian di over kelola karena tak sanggup bayar hutang negara nya. Lihat pula bagaimana Zimbabwe, Uganda, Nigeria, Pakistan, Jibouti, Maladewa, Laos, Mongolia, Montenegro, Tajikistan, Kyrgistan, saat ini termasuk negara yang terancam gagal bayar hutang, meski dulunya ditawarkan dengan bunga rendah, agar menarik selera.  


Para pakar berpendapat, mereka ini telah masuk perangkap jebakan hutang, katanya.


Sebuah penelitian menyebut bahwa program pendanaan China, Belt and Road Initiative (BRI), memang berpotensi menjerat negara-negara berkembang dengan utang 'tersembunyi'. Bahkan nilanya ratusan miliar dolar AS.

 Semoga tidak termasuk 3 Bank besar yang ada dinegri ini,:  Mandiri, BNI, dan BRI yang telah dipaksa  berhutang, meski sebetulnya mereka baik - baik saja sebelumnya? !!


    Kolonialisme post modern lebih berbahaya karena bergandengan tangan dengan kapitalisme, para opurtunis, pengkhianat bangsa, pengusaha serakah, dan mereka yang gila harta dan jabatan tanpa memikirkan akibat yang ditinggalkan setelah selesainya masa jabatan nantinya. 

 

        Kolonialisme post modern juga merusak dan menjajah bukan hanya teritorial kita, tapi juga budaya, adat istiadat, sikap hidup, cara berfikir, bahkan cara anak cucu kita dibesarkan nantinya. 

        Kolaborasi antara kapitalisme dengan kolonialisme dan imperialisme post modern ini, mengubah persepsi kita :  pondok pesantren jadi sarang radikalisme, ulama jadi musuh umat, guru ngaji jadi tukang santet, imam mesjid jadi sasaran orang gila ( kata berita )

      Para cendekiawan dianggap orang bodoh, opurtunis dianggap pahlawan, amar maruf dianggap terorisme, nahi munkar dianggap makar, dan nilai - nilai luhur bangsa gotong- royong, bahu membahu, bantu membantu, persatuan, persaudaraan, welas asih, rela berkorban, rasa  empati, kasih sayang pada sesama, : jadi hal yang asing bagi kaum milenial dan anak cucu kita nanti. 

Belum Sadarkah kita? 


"Apa yang kita miliki dalam hidup ini, selain Pedang, Iman, dan Kain Kafan yang kusimpan dibawah pembaringan"  ( Ertugrul Ghazi, Sogut, Anatolia) 

 Beliau adalah ayah dari Osman Ghazi, pendiri dinasty Turki Osmani, Ottoman.

      Kesultanan ini berhasil meruntuhkan tembok Konstantinopel, Bizantium, dimasa kekuasaan cucu Ertugrul Ghazi, Sultan Mehmed.II, dikenal dengan : Al Fatih dari Turki.

       Kesultanan Islam Turki Osmani atau Ottoman berkuasa selama 600 tahun sebelum kemudian diruntuhkan oleh kelompok Turki Muda, dibawah pimpinan Musthafa Kemal Pasya. 

         Gerakan ini mengubah Turki dari negara Islam menjadi negara sekuler sesuai kemauan Barat sebagaimana kita lihat hari ini. 


Tonton sampai tuntas