Selasa, 23 Maret 2021

Berhala - Berhala, Vs , Keyakinan Tauhid .Bag.II.

Masih seputar telaah agama dan Sesembahan Manusia, 

By SAY Qadrie

Bagian Kedua, dari  3 tulisan. 



Kuil Sri Mariamman Singapore 



--, Demi Allah, : Sungguh kami telah mengutus  ( Rasul - Rasul ) kepada umat - umat sebelum Engkau  ( Muhammad ) tetapi setan menjadikan terasa indah perbuatan mereka ( yang buruk itu ) sehingga dia ( setan ) menjadi pemimpin mereka pada hari ini , Dan mereka akan mendapat azab yang sangat pedih,-(  QS. An Nahl, 16 : 63 )


2. Berhala berbentuk keyakinan


          Pada bagian ini, kita coba memilah antara Berhala  dengan Keyakinan Tauhid, dalam bentuknya berupa "Keyakinan". Berbeda dengan para penyembah Berhala secara langsung, manusia yang "membentuk berhala," dalam keyakinan ini, tidak menyembah patung itu sendiri, akan tetapi, menjadikan patung atau simbol itu, sebagai perantara antara   " mereka" dengan "Tuhan" menurut keyakinan mereka. 




2.1. Konfusius


         Keyakinan ini ditemukan di daratan Tiongkok, kemudian menyebar  keseluruh  dunia, seiring dengan menyebarnya penduduk daratan ini. Konfusius, atau Kong Hu Chu, adalah keyakinan yang mirip dengan Kejawen di tanah Jawa. Ia bukan agama, akan tetapi suatu konsep dan cara hidup yang ditulis oleh seorang tokoh bernama Konfusius. 


Keyakinan ini bersifat sangat fleksibel, itulah kenapa penganut keyakinan ini mudah berpindah kepada "agama" . Baik itu agama Bumi, maupun agama Langit. 

         Banyak ditemukan penganut keyakinan ini menjadi pemeluk agama Nasrani, Hindu, Budha, bahkan Islam. Dasar ajaran mereka yang memang berupa aturan - aturan kebaikan hidup, membuat mereka mudah untuk memahami agama- agama yang mereka merasa tertarik untuk mempelajari nya.  Keyakinan ini tidak mencantumkan tentang dewa - dewi, seperti keyakinan yang lain. Mereka menyebut Tuhan dengan : "Tuan Alla"


       Dewa- Dewi yang mereka kenal, seperti Dewi Kwan Im, Dewa Perang, dan lainnya, diduga bagian dari adaptasi dengan budaya mitologi, dan mesir kuno, sebagaimana kita bahas sebelumnya. 



Dewa Wisnu


2.2. Hindu


         Hindu juga bukan agama, tetapi keyakinan yang megkristal, dan membentuk  satu kesatuan antara mitos, dongeng, dan kejadian masa lampau yang tak bisa dijelaskan oleh logika. Bhagawat Gita berisikan kisah = kisah masa lampau, zaman para dewa. Ada dewa baik, ada dewa jahat. 


    Epos yang terkenal adalah Ramayana dan Mahabarata. Mengisahkan pertempuran antara Kurawa dan Pandawa. Simbol pertempuran antara kebaikan dengan kejahatan, kebenaran dengan kezaliman.  Serta peristiwa penculikan dewi Sinta, atau, Sita, oleh Rahwana. Simbol kesewenang- wenangan.  


Mungkin karena terpesona oleh  kekuatan, kebaikan, keluhuran, serta nilai -  nilai baik dalam kisah- kisah tersebut, sebagian manusia zaman itu, kemudian menjadikan mereka sebagai perantara, antara mereka dengan Tuhan yang maha Esa. 


      Jadi kepercayaan dan pemberian sesajen atau hari besar dengan upacara tertentu kepada para dewa- dewi itu, lebih pada upaya menyenangkan hati para dewa, agar menyampaikan permohonan mereka kepada  Tuhan mereka. 

Dalam keyakinan Hindu Bali, Tuhan yang maha Esa, disebut : 

Sang Hyang Widi Wasa. 



Sang Budha


2.3. Budha


         Ada yang menarik dari keyakinan ini yaitu mengenai keyakinan tentang hidup setelah kematian. Keyakinan ini menganggap bahwa , setelah manusia mati, maka mereka akan menuju alam "Nirwana" atau " Nirvana,"  dimana disana nanti, manusia hidup kembali, dengan kehidupan seperti sorga yang dikenal dalam agama Islam. 

Keyakinan ini di ajarkan oleh Sidharta Gautama, 

yang dikenal dengan " Sang Budha," 


       Keyakinan ini didominasi tentang cara hidup sederhana, menjauhi kemewahan dunia, berbuat  baik bagi semua manusia, mengasihi manusia, hewan, tumbuhan,  alam dan semua bentuk ujud yang ada di bumi. Sebagian mempercayai bahwa beliau adalah Nabi di zaman nya, meski bukan Rasul. Ajaran  Keyakinan ini  sebetulnya sangat melarang pertumpahan darah. 


    Karena Sidharta Gautama, asalnya adalah Pangeran disalah satu kerajaan, karena terjadi perebutan kekuasaan dan pertumpahan darah, Ia menyingkir dan mengasingkan  diri dengan bertapa di bawah pohon "Bodhi Satya" hingga mendapatkan petunjuk  tentang konsep - konsep hidup yang baik. Ajaran ini berubah menjadi keyakinan yang turun temurun.Para rahib keyakinan ini, menjalani hidup selibat. Yaitu, tidak menikah.  


Animisme 


2.4. Animisme


          Animisme adalah keyakinan kepada kekuatan alam, Pohon Besar, batu besar, tempat - tempat  angker dan menyeramkan. Sebetulnya, mereka tidak meyakini tempat - tempat atau obyek  itu    sebagai Tuhan, akan tetapi hanya sebatas, tempat bersemayamnya suatu kekuatan yang mampu menjadi perantara bagi mereka, untuk mencapai Tuhan. 


Mereka meyakini obyek itu memilki Roh, yang punya kekuatan. Bisa roh bumi, roh leluhur, roh hewan buas yang sangat kuat, roh pahlawan mereka, dan lain sebagainya. 


        Tiap tempat dan benua, keyakinan ini, mengenal dan menyebut Tuhan nya  dengan berbeda- beda sebutan nama Nya. Untuk saudara kita suku pedalaman, mengenal Tuhan mereka dengan nama : Jubata. 


Kaum Steppa dan Padang rumput mongolia, menyebutnya : Tengri (roh agung srigala putih, yang mereka yakini sebagai nenek moyang leluhur mereka ) yang pertama kali membentuk peradaban di padang rumput itu. 



Kuil Shinto - Fushimi Inari


2.5. Shinto


        Keyakinan ini sebagian besar dipercayai dan diyakini di negara matahari terbit, Jepang. Shinto berarti jalan para dewa. Ajaran para dewa. Sebagian menyebutkan bahwa keyakinan ini berasal dari Tiongkok kuno. Keyakinan ini gabungan antara Keyakinan Budha dan keyakinan masyarakat Jepang itu sendiri. Asimilasi dua keyakinan ini terjadi pada abad ke enam, untuk membedakan dua keyakinan ini, orang Jepang menyebut keyakinan mereka dengan : Shinto. 


         Berbeda dengan keyakinan lainnya, keyakinan ini menganggap bahwa kaisar mereka    adalah jelmaan dari dewa, mirip keyakinan mesir kuno. Sehingga posisi kaisar sangat sakral.  Tidak  diketahui dari mana asal muasal keyakinan ini, akan tetapi yang dapat kita telusuri, bahwa keyakinan ini sudah diyakini sejak ribuan tahun yang lalu. 


Konsep mereka adalah berkeyakinan tanpa mesti harus beragama. Dalam keyakinan  Mereka juga menyembah dewa padi,  palawija, serta dewa makanan. 


       Sepanjang yang dapat diketahui, keyakinan ini, menganggap bahwa, kematian adalah akhir dari segalanya. Mereka tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Meski mereka mengenal juga Roh, tapi mereka menganggap roh bukanlah kehidupan seperti manusia.

 

      Tuhan mereka diantaranya : Oomiyame no mikoto, Ukanomitama no mikoto, dan Sarutahito no mikoto. Kuil mereka disebut Inari. Keyakinan ini juga sangat menghormati hewan Rubah, karena hewan ini dianggap membawa pesan dari alam yang tinggi, kepada manusia. Itulah mengapa hampir setiap Kuil Inari, ditemukan patung Rubah, biasanya menggigit ( membawa dengan mulut )  suatu bentuk permata, sebagai simbol pesan yang dibawa nya. 


Mengenal Aristoteles Filosof 



( Bersambung, .... ) Klik disini >>: Bagian ke III

Tulisan ini terdiri dari 3 bahasan , masing - masing : 

1. Berhala berbentuk Patung dan Manusia

2. Berhala berbentuk Keyakinan

3. Berhala berbentuk Persepsi