Dari Peringatan Se abad Sultan Hamid II
12 Juli 1913: Seabad Sultan Hamid II. : (12 Juli 2013).
Dalam rangka memperingatinya, Yayasan Sultan Hamid II bekerjasama dengan ramai pihak menyelenggarakan “Peringatan Seabad Sultan Hamid II” yang dilangsungkan di Pontianak Convention Centre (PCC), Jum’at 12 Juli 2013.
Acara dimulai pada jam 15:30, hingga kemudian berakhir pada jam 18:30. Peringatan Seabad Sultan Hamid II ini dirangkai dengan Launching Buku Biografi Politik Sultan Hamid II yang berjudul “Sultan Hamid II (Sang Perancang Lambang Negara “Elang Rajawali – Garuda Pamcasila”)”.
Menurut pantauan Panitia, yang datang menghadiri acara ini sekitar 1000-an orang dengan animo yang sangat besar, demi menantikan buku biografi seorang pahlawan Kalimantan Barat dalam kancah nasional dan internasional.
Saat pembukaan acara, kata sambutan pertama disampaikan oleh salah seorang dari Tim Penulis, yaitu Anshari Dimyati yang juga sekaligus merupakan Ketua Umum Yayasan Sultan Hamid II (Anshari Dimyati merupakan peneliti tuduhan makar terhadap Sultan Hamid II, dan dibuktikan sebaliknya bahwa Sultan Hamid II tidak bersalah secara hukum).
Diperkenalkan juga Penulis lainnya, yaitu Turiman Faturahman (peneliti Lambang Negara Indonesia kaitannya dengan Sultan Hamid II, satu-satunya peneliti lambang negara di Indonesia). Kemudian penulis lainnya yaitu Nur Iskandar, merupakan jurnalis senior yang sudah malang melintang menulis dan melakukan riset di lapangan.
Kata sambutan kedua oleh Walikota Pontianak (H. Sutarmidji SH, M.Hum), kemudian dilanjutkan dengan pemutaran video sejarah lambang negara buatan resmi Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan Museum Konferensi Asia-Afrika. Masyarakat KALBAR yang hadir ketika itu dengan hikmat menonton video lambang negara rancangan Sultan Hamid II.
Setelah itu keynote speech disampaikan oleh Tokoh Nasional yang berasal dari Kalimantan Barat (KALBAR), yaitu Dr.(Hc.) Oesman Sapta Odang, yang juga merupakan mantan Wakil Ketua MPR-RI periode 1999-2004. Kemudian Launching (peluncuran) Buku Biografi Politik Sultan Hamid II, yang diluncurkan/diresmikan oleh Gubernur KALBAR atau yang mewakili.
Acara ini juga dihadiri oleh para pejabat KALBAR, tokoh-tokoh masyarakat, cendekiawan, pemuda, mahasiswa, civitas akademika, sosiolog, budayawan, sejarawan, dan banyak macam elemen-elemen masyarakat di Kalimantan Barat. Masyarakat KALBAR antusias menanti buku Biografi Sultan Hamid II yang merupakan sang pahlawan KALBAR dan tokoh nasional dari KALBAR.
Anshari Dimyati mengatakan, bahwa Sultan Hamid II adalah pahlawan Indonesia. Kiprah politik pemikiran kenegaraannya (sebagai seorang negarawan) tidak pudar hingga hari ini, selain beliau juga merupakan perancang lambang negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Karirnya pernah menjadi Menteri RIS tahun 1949-1950, sempat pula menjadi Ketua BFO (Majelis Permusyawaratan Negara-Negara Federal), sebagai perwakilan BFO dalam Konferensi Meja Bundar/KMB (1949) bersama Mohammad Hatta (perwakilan RI-Jogja) & Van Marseeven (perwakilan Belanda), dan Sultan Hamid II sebagai Kepala Daerah Istimewa Kalimantan Barat/DIKB (1947-1950), serta sebagai Sultan Pontianak ke-VII (1945-1978).
Dikatakan oleh Anshari Dimyati bahwa secara yuridis normatif/yuridis materil Tim Penulis sudah membuktikan secara hukum bahwa Sultan Hamid II adalah Sang Perancang Lambang Negara secara sah. Dan Sultan Hamid II tidak terbukti melakukan pemberontakan atau makar yang dituduhkan oleh pemerintah indonesia kepadanya.
Sudah sepatutnya nama baik Sultan Hamid II dibersihkan secara hukum/yuridis formal, yaitu untuk menghapus stigma negatif Sultan Hamid yang selalu dinyatakan sebagai Pemberontak/Pengkhianat Negara. Tentunya semua itu bisa dilakukan dengan dukungan dari elemen-elemen Kalimantan Barat dan Indonesia.
Anshari Dimyati menambahkan bahwa buku Sultan Hamid II Sang Perancang Lambang Negara ini adalah dalam rangka memperingati Satu Abad Kelahiran Sultan Hamid II (12 Juli 1913 – 12 Juli 2013).
Kemudian Walikota Sutarmidji menyatakan bahwa Pemerintah Kota Pontianak mengakui, menghormati, dan mengajak masyarakat Pontianak dan KALBAR untuk mendukung Pahlawan dari KALBAR. Kemudian beliau pun mendukung upaya-upaya pemulihan nama baik Sultan Hamid II dan upaya-upaya mendorong diakuinya Sultan Hamid II sebagai Perancang Lambang Negara secara resmi dari Negara.
Dokumenter Penyerahan Jepang kepada Sekutu di Borneo
Selanjutnya Oesman Sapta Odang menyatakan bahwa Sultan Hamid II berperan besar ketika memperjuangkan kedaulatan Indonesia. Beliau pun bercerita tentang bagaimana kisah hidupnya bersama Sultan Hamid II. Beliau adalah seorang kader dan seorang yang pernah dididik oleh Sultan Hamid II. Tokoh Nasional asal KALBAR yang akrab dipanggil OSO ini menyebutkan bahwa Sultan Hamid II adalah orang yang cerdas, berwibawa, disiplin, dan seorang yang memegang prinsip. Dan OSO pun mendukung perjuangan untuk mengangkat marwah Sultan Hamid II.
Amanah Gubernur Kalimantan Barat bahwa perjuangan ini adalah perjuangan yang baik dan patut terus dilanjutkan, karena Sultan Hamid II merupakan seorang Bumiputera KALBAR yang telah membawa nama harum Bumi Khatulistiwa Kalimantan Barat (KALBAR).
Acara pun dilanjutkan dengan spontanitas/testimoni para tokoh-tokoh KALBAR yang hadir dari berbagai macam kalangan elemen masyarakat. Seperti Baroamas Masoeka Jabang Janting, akrab dikenal Masoeka Janting yang kni berumur 89 tahun. Beliau adalah tokoh masyarakat Dayak asal Kapuas Ulu – KALBAR.
Merupakan seorang yang cukup dekat dengan Sultan Hamid II. Ia juga menyebutkan bahwa Sultan Hamid II dekat dengan masyarakat/rakyat. Testimoni dilanjutkan oleh Gusti Suryansyah (Raja Landak yang sekaligus merupakan Ketua Forum Komunikasi Keraton Nusantara – KALBAR) dan juga oleh
Pada Peringatan Seabad Sultan Hamid II dan Launching Buku Biografi Politik Sultan Hamid II hadir juga mantan sekretaris pribadi Sultan Hamid II yang sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Sultan Hamid II, yaitu Haji Max Yusuf Al-Qadrie. Yang menandatangani peluncuran buku yaitu: Walikota Pontianak, Gubernur KALBAR/yang mewakili, OSO/Tokoh Nasional KALBAR, Max Yusuf Al-Qadrie, dan tiga orang penulis (Turiman Faturahman, Anshari Dimyati, dan Nur Iskandar).
Media Lokal dan Nasional pun (serta media pemerintah) juga begitu banyak yang meliput acara ini.
Launching Buku berlangsung hikmat dan penuh semangat. Diakhiri dengan buka puasa bersama dan makan malam. Ke depannya, Launching Buku ini akan ditindaklanjuti dengan Bedah Buku Biografi Politik Sultan Hamid II. Animo masyarakat begitu sangat besar menunggu hadirnya Buku Biografi Politik Sultan Hamid II ini.
Dan masyarakat KALBAR berharap bahwa Sultan Hamid II dapat diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia. Ide otonomi penuh/otonomi seluas-luasnya dan perjuangan federalisme juga tak dapat dipisahkan dari apa-apa yang pernah diperjuangan oleh Sultan Hamid II. Dengan begitu Indonesia dapat menjadi negara yang demokratis dan menjunjung tinggi hak ber”serikat”.
Sejarah Sunyi Sultan Hamid.II.
[~Hans~]
Tulisan ini merupakan hasil dari wawancara via telepon dengan Anshari Dimyati (salah seorang dari tim penulis Buku Biografi Politik Sultan Hamid II, sekaligus merupakan Ketua Umum Yayasan Sultan Halmid II)
dari Blog :arusderas.hanafi mohan.blogspot.com