Senin, 22 Februari 2021

Ashabul Kahfi : Bukti Kehidupan setelah Kematian,

By SAY Qadrie, Suatu Telaah Sejarah Qur"ani 



Ashabul Kahfi : Bukti Kehidupan setelah Kematian,

##, Pengantar, 

--"Allah memegang nyawa seseorang pada saat kematian nya , dan nyawa seseorang yang belum mati ketika dia tidur : maka Dia tahan nyawa orang yang telah Dia tetapkan kematian nya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda - tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berfikir,--" ( QS. 39 Azzumar , : 42 )

"Apakah kalian mengira bahwa kisah penghuni gua dan dusun Raqim itu, adalah tanda - tanda ( bukti ) dari kami yang aneh,? "( QS. Al Kahfi : 9 )

۞ وَتَرَى ٱلشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَٰوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ ٱلْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ ٱلشِّمَالِ وَهُمْ فِى فَجْوَةٍ مِّنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ۗ مَن يَهْدِ ٱللَّهُ فَهُوَ ٱلْمُهْتَدِ ۖ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُۥ وَلِيًّا مُّرْشِدًا   (Quran Surat Al-Kahfi Ayat 17 )

 (Arab-Latin: Wa tarasy-syamsa iżā ṭala'at tazāwaru 'ang kahfihim żātal-yamīni wa iżā garabat taqriḍuhum żātasy-syimāli wa hum fī fajwatim min-h, żālika min āyātillāh, may yahdillāhu fa huwal-muhtadi wa may yuḍlil fa lan tajida lahụ waliyyam mursyidā )

--"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya,--"


Oki Setiana Dewi di Gua Ashabul Kahfi - Yordania


##, Manusia  bermula dari ketiadaan, 

Jelas bahwa manusia tidak dapat mengklaim bahwa dirinya ada dengan sendirinya, atau mengatakan bahwa mereka tidak berasal dari sperma ayahnya, menjadi segumpal darah, pernah  hidup didalam perut ibunya dalam bentuk janin, kemudian lahir dalam bentuk bayi, !  Bahkan Nabi Isa pun, pernah hidup di alam rahim, di perut Ibu nya Bunda Maria, atau Maryam yang suci, meski tanpa dimulai dengan proses sperma seorang ayah, dan masa kehamilan yang tidak lazim sebagaimana manusia biasa. ( Inilah mungkin mengapa sebagian dari manusia menganggap Isa Almasih putra Tuhan ) 

Kenapa demikian,?

 Karena manusia pastilah berasal dari manusia. Sebagaimana  seekor keledai, akan melahirkan anak keledai. Seekor kuda akan melahirkan anak kuda. Karena genetika nya,:  maka tidak mungkin seekor monyet melahirkan manusia, atau sebaliknya.  

Kisah Ashabul Kahfi adalah salah satu bukti bahwa waktu disisi Allah berbeda dengan waktu disisi manusia. --, Ukuran satuan waktu ini ditemukan dan di kodefikasikan oleh Namrud, sekitar 2000 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa, dan hidup se zaman dengan Nabi Ibrahim ),-- Dan masih kita gunakan hingga hari ini. 


Namrud 

 Maksudnya, waktu yang diukur manusia dengan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun ,abad,--( Ukuran satuan waktu Namrud, ),-- berbeda dengan pengertian nya disisi Allah,- Kejadian ini ditunjukkan oleh Allah dalam kisah Ashabul Kahfi,- Bukti situs Ashabul Kahfi masih ada hingga kini di kota Abu Alanda, Amman,  Yordania. Dan dapat dikunjungi oleh masyarakat umum. ( Lihat video diatas tadi ). Situs ini dikenal dengan sebutan : Cave of the Seven Sleepers .

Sebagaimana teory tentang energi yang memiliki hukum  kekekalan,:" Energy tidak dapat dimusnahkan, energy hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain nya,-- Maka , Maha Suci Allah adalah zat yang maha kekal, dan abadi, dan tentu saja tidak dikenai batasan satuan waktu ala Namrud, karena waktu itu sendiri dan batasan nya dibuat oleh manusia.  Ini juga membuat kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa :  Zat  Sang  Maha Pencipta, tidak terikat ruang, waktu, jarak dan tempat, -- menjadi logis dan masuk akal,-- Sebagaimana kita dan semua mahluk di planet bumi, Galaksi Bima Sakti,  menerima cahaya matahari setiap hari nya. Tentunya kita juga tak bisa berteori, bahwa matahari ada dengan sendiri nya, bukan?  Inilah bukti paling logis, bahwa : Allah mesti Ada,! ( Wajibul Wujud)

Jika energy tidak dapat diciptakan, dan dimusnahkan, hanya bisa  diolah, diubah,  lalu mungkinkah yang menciptakan energy itu kemudian dapat di musnahkan? Menjadi jelas jika ciptaan Nya saja tidak bisa dimusnahkan, maka mustahil si pencipta nya akan musnah,! Bukti bahwa Allah mesti Baqa. (Kekal dan Abadi)

Surah Al-Isrā` Ayat 85  Makkiyah

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (QS. Al-Isrā`: 85) Catat : Hanya sedikit,!

Silahkan klik Referensi nya disini : Mengungkap Rahasia Waktu, 


Abu Alanda, Amman - Yordania

وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا ۖ رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدً

“--Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: ‘Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.--"’ (QS Al-Kahfi: 21).


##, Kisah Ashabul Kahfi, dari berbagai sumber, : 

##, Kisah lengkap nya, : Ashabul Kahfi, 7 Pemuda Gua 

Kisah Ashabul Kahfi, terjadi sekitar tahun : 137 - 437 Masehi. Di zaman kekaisaran Romawi,  di suatu daerah bernama Philadelfia, ( Sekarang Amman, Yordania ). Kaisar Romawi bersama Para penguasa waktu itu rata - rata berkeyakinan kepada para dewa, mulai Apollo, Jupiter, Venus, Zeus, Neptunus, dll.  dan percaya bahwa tempat para dewa mereka bertahta bernama Olympia.

 Zaman itu, penyembahan kepada selain dewa mereka adalah pelanggaran berat. Penganut agama lain diancam dengan hukuman mati dengan cara di salib, digantung, atau dibakar hidup-hidup. 

137 tahun sejak kelahiran Isa Almasih, Nabi Isa putra Maryam, : 


Lihat video ini, peristiwa kelahiran Isa Al Masih versi Islam

Setelah sekitar seratus tiga puluh tujuh tahun sejak kelahiran Nabi Isa putra Maryam Atthahirah, : Agama tauhid yang dibawa Isa putra Maryam,  menyebar dibawah tekanan hebat Romawi.

 Para pengikut Nasrani terpaksa berkumpul secara sembunyi - sembunyi. Karena jika mereka ketahuan mengikuti ajaran Isa, mereka berada dalam bahaya besar. Saat itu, agama Nasrani dipandang rendah, dianggap enteng. Karena memang pengikut nya kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat bawah. Golongan buruh, pekerja kasar, para budak, dan kaum mustadafin dibawah kekuasaan imperium Romawi. 

Tersebutlah nama 6 ( enam ) bangsawan Romawi  yang dihormati dan memiliki kedudukan tinggi, di kota Philadelfia ini. Mereka secara sembunyi -  sembunyi meyakini agama tauhid yang dibawa Isa Almasih. Sedapat mungkin mereka melakukan cara - cara damai, dengan pengaruh dan kedudukan mereka, untuk sekedar meringankan berbagai tekanan berat kepada saudara - saudara mereka  se iman. 

Gubernur Philadelfia, Diokletianus, oleh lidah penduduk setempat disebut:  Diqyanus, adalah pejabat Romawi yang berkuasa saat itu. 

Suatu ketika, sang gubernur Diqyanus mendapat kabar, bahwa kaisar Romawi, : Haderianus, atau ,Herennius Etruscus,   akan berkunjung ke Yerusalem, dan bermaksud singgah di Philadelfia. Tentu saja sang gubernur berusaha menata sebaik mungkin kota nya. Kuil - kuil di rehab. Patung - patung baru dibuat. Bangunan di per indah. Dan masyarakat diperintahkan menghiasi rumah - rumah mereka. 

Upacara penyambutan dipersiapkan se matang mungkin. 




Singkat kata, : tibalah hari kedatangan sang kaisar Haderianus   ke kota Philadelfia,....

Dalam suatu jamuan besar, sang gubernur memperkenalkan para pejabat nya kepada kaisar dengan berlutut dan memuji kaisar sebagai penguasa nyawa manusia setengah bumi. Karena memang kekuasaan Romawi saat itu menjangkau separoh dunia. 

Sebagai penganut agama tauhid, tentu saja, : Maximilianus, tak sudi berlutut dihadapan manusia dan menyebutnya penguasa nyawa. Dengan lantang Maximilianus, dihadapan kaisar , gubernur, dan para pembesar, memproklamirkan pemikiran dan keyakinannya. Bahwa Ia tidak akan pernah mau menyembah batu yang mereka pahat sendiri, kemudian mereka panggil dengan nama Dewa, lalu mereka sembah.  

Dan Ia tidak menganggap kaisar sebagai penguasa nyawa nya, karena penguasa nyawa adalah tuhan yang maha esa. Yang menciptakan langit dan bumi, serta segala isi nya. 

Sikap Maximilianus, di dukung rekan - rekan nya, para bangsawan yang memeluk agama Isa. mereka kemudian bergabung dan dengan suara lantang mengumandangkan keimanan mereka dalam perjamuan itu. 

Sontak kaisar, gubernur dan para pejabat yang hadir terperangah. Dengan kejadian ini, berarti agama Isa tidak hanya dianut oleh para budak dan kaum jelata saja, tapi sudah merambah ke kalangan kaum bangsawan Romawi juga. 

Mereka kemudian di tangkap dan di jebloskan ke sel pengap penjara. 

Dicambuk dan disiksa agar mau bertobat dan mengakui bahwa Apollo sebagai dewa dan tuhan mereka. Tentu saja upaya ini tak membuahkan hasil. Salah satu pengawal penjara yang  heran melihat sikap mereka, kemudian bertanya dan berdiskusi dengan para tawanan ini. Ia mendapat hidayah Allah, kemudian menolong mereka dan membebaskan mereka dari dalam penjara. 

Buronan 6 ( enam ) orang ini menjadi sosok yang paling dicari. 

Dalam pelarian, melewati dusun  Raqim, mereka singgah ke rumah seorang penggembala yang se iman dengan mereka, dan memutuskan bahwa mereka akan bersembunyi di gua, tempat dimana Maximilianus biasa menyepikan diri untuk berdoa. 

Gua itu terletak diatas bukit di dekat dusun Raqim,yang jarang di datangi oleh manusia. 

Singkat kata, sesampainya di dalam gua, mereka, 7 ( tujuh ) orang, bersama anjing si penggembala bernama Qitmir, tertidur pulas karena keletihan. 

Untuk melindungi mereka, Allah menjaga nya dengan mengubah pemandangan gua dari luar dan kondisi di dalam nya menjadi sangat angker dan menyeramkan bagi manusia.  Sehingga tak seorangpun berani mendekati gua itu, sebagaimana di sebutkan dalam ayat Quran tentang kondisi ini,  hingga masa mereka kemudian di bangkitkan lagi. 

“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (QS Al Kahfi: 18)

Demikianlah,  kehendak Allah berlaku untuk mereka. 



Film Kisah Ashabul Kahfi versi Islam

Waktu berlalu  dengan cepat, masa dan penguasa hilang ditelan zaman..., 

Kekaisaran Romawi berganti - ganti dari penguasa lama ke penguasa baru,  hingga 40 Kaisar. Dari zaman kaisar Haderianus, dalam rentang masa 300 tahun,:  mereka yang berada di dalam gua tetap dalam keadaan tertidur pulas. 

Seperti yang kita ketahui, kekaisaran Imperium Romawi berkuasa dalam rentang waktu 2000 tahun, sebelum kemudian pecah menjadi 2 Imperium, :" Romawi Barat" berpusat di Roma, Italia sekarang, dan "Romawi Timur" berpusat di Bizantium, Konstantinopel, Istambul, wilayah Turki sekarang. 

Ketika Kaisar Romawi Konstantinus Agung berkuasa (306–337 Masehi), agama Kristen mulai ber transisi menjadi agama dominan di Kekaisaran Romawi.  Pada tahun :  313.M, Constantinus dan  Licinius mengeluarkan Maklumat Milano men dekriminalisasikan ( mengizinkan ) peribadatan Kristen. 

Kaisar tersebut menjadi pelindung besar bagi Gereja dan mem pelopori hubungan kaisar Kristen dengan Gereja. Ia diangkat sebagai seorang santo dan isapostolos dalam Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental bagi pencontohan nya sebagai seorang "penguasa Kristen".

Ketika Kaisar Romawi Konstantinus Agung berkuasa (306–337 Masehi), agama Kristen mulai ber transisi menjadi agama dominan di Kekaisaran Romawi.  Pada 313, Constantinus dan  Licinius mengeluarkan Maklumat Milano men dekriminalisasikan ( mengizinkan ) peribadatan Kristen. 

Kaisar tersebut menjadi pelindung besar bagi Gereja dan mem pelopori hubungan kaisar Kristen dengan Gereja. Ia diangkat sebagai seorang santo dan isapostolos dalam Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental bagi pencontohan nya sebagai seorang "penguasa Kristen

Demikianlah, : 300 tahun perhitungan manusia, hanya sekali tidur disisi Allah. 

Memang Allah menyebutkan bahwa tidur adalah bentuk kematian singkat. Karena pada saat kita tertidur, ruh kita berada dalam genggaman Allah. Ini juga mengingatkan kita, bahwa waktu akhirat, lebih panjang di bandingkan waktu dunia. Kehidupan setelah kematian, jauh lebih lama. Sebagaimana  waktu tidur kita di dunia, juga lebih singkat dan lebih pendek, dibandingkan waktu kita terjaga. 

Inilah mungkin rahasia perkataan Imam Ali bin Abi Thalib,:" Manusia di dunia ini tidur, dan ketika mereka mati, baru terjaga,"


"---Dan demikianlah kami bangunkan mereka, agar mereka saling bertanya diantara mereka sendiri. Berkatalah  salah seorang diantara mereka, :" sudah berapa lamakah kita berada disini,?" Mereka menjawab, :" Kita berada disini sehari atau setengah hari," 

Berkata pula yang lain nya:" Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kita berada disini," 

Maka utuslah salah seorang diantara kamu untuk pergi ke kota  dengan membawa uang koin perak ini, untuk membeli  makanan buat kita  semua,  berhati - hatilah, jangan ceritakan mengenai hal perihal kita , ---"  ( QS. Al Kahfi : 19 )


Al kisah ,: setelah 300 tahun perhitungan tahun masehi atau 309 tahun menurut penanggalan Hijriah,  para pemuda Ashabul Kahfi di tidurkan, maka tibalah waktunya mereka terjaga. Allah berkehendak menjawab kebingungan mereka dulu, ketika mereka bertanya dalam hati, :" Kapankah atau bagaimanakah cara nya Allah memenangkan kelompok pengikut tauhid dari para penyembah berhala,?"

Ketika terjaga, mereka merasa lapar, dan Maximilianus mengambil inisiatif untuk keluar ke desa terdekat guna membeli roti, dan keperluan mereka. Alangkah terkejutnya Ia melihat terjadinya banyak perubahan di sekitarnya. 

Bangunan baru yang tak dikenalnya. Penduduk yang mengenakan pakaian berbeda. Dan yang menjadi tanda tanya, masyarakat sekarang tak lagi takut menyebut Isa  dan Maryam secara terang - terangan. Kepada pedagang roti, sebelum membayarnya, Maximilianus bertanya, :" Apakah ini kota Philadelfia,?"  Dijawab :" Ya," oleh si tukang roti. 

Ketika Maximilianus membayar mereka dengan koin perak bergambar Haderianus, kontan si tukang roti memegang tangan nya dan bertanya,:" Darimana anda mendapatkan harta karun ini,?"  Dengan bingung, Maximilianus menjawab,:" Ini milik ku, " 


Gua Ashabul Kahfi Amman

Singkat kata, Dia di tangkap dengan tuduhan menyembunyikan harta karun, dan dihadapkan ke hakim dengan tuduhan, : menyembunyikan harta karun dan menolak membayar pajak. 

Disinilah baru terungkap, siapa Maximilianus, Ahli sejarah dan pendeta yang mendengarkan keterangan nya menjelaskan bahwa sekarang mereka menjadi pengikut Isa putra Maryam, dan tidak lagi menyembah berhala. Bahkan kaisar dan Gubernur yang sekarang pun, pengikut Isa. 

Maximilianus mendapat kehormatan dari para pendeta dan pejabat, bahkan gubernur pun berjanji akan menjemput mereka keesokan harinya pagi - pagi sekali, bersama masyarakat. 

Maximilanus sempat  di pertemukan dengan cucu nya, buyutnya generasi ke 14 dari keturunan nya, malam itu, sebelum diantar kembali ke goa nya. Sekali lagi, waktu berjalan dengan cepat, ketika mereka dalam perjalanan, dari pusat kota Philadelfia, tanpa terasa hari telah menjelang pagi.   

Ia diantar oleh cucunya sampai kembali ke mulut gua, dan dipertemukan dengan teman - teman yang lain, yang menunggunya dengan berdebar - debar, khawatir tertangkap : Diqyanus. 

Ribuan masyarakat dan Gubernur serta Pendeta tinggi zaman itu, sempat bertemu dan melihat mereka, sebagaimana di jelaskan Quran,  dalam kalimat : 

--"Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: ‘Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya."’-- (QS Al-Kahfi: 21).

Setelah menunjukkan diri nya kepada khalayak,: dan  setelah mendengar penjelasan dari Maximilianus, 6 teman nya yang lain, mereka sepakat untuk kembali menghadap Allah, tuhan mereka.  Karena mereka merasa zaman, waktu dan situasi sudah tidak lagi memerlukan mereka. Allah sudah menunjukkan  kepada mereka, kebesaran Nya,  dengan kemenangan para penyembah Nya. Agama Isa, agama tauhid yang asli, zaman itu dikenal dengan :Gereja Ortodoks,: -sebelum pecah menjadi beberapa aliran gereja,- menjadi mayoritas sekarang, serta Allah sudah menjawab kebingungan mereka,  tentang hari kebangkitan, hari kiamat. 


Penjelasan Al Quran tentang hal ini,: 

--"Dan mereka berkata, : "Apabila kami telah jadi tulang belulang, dan benda - benda yang hancur apakah, kami benar -benar akan dibangkitkan kembali sebagai mahluk yang baru,?"

Jadilah kamu batu atau besi,

Atau menjadi mahluk yang besar, ( yang tidak mungkin hidup kembali ) menurut    fikiran mu. Maka mereka akan bertanya,:" Siapa yang akan menghidupkan kami kembali,?" 

Katakanlah, :" Yang telah menciptakan kamu pertama kali ( dalam perut ibu mu ) " Lalu mereka akan menggeleng - gelengkan kepala nya kepada mu ( Muhammad ) dan berkata, :" Kapan kiamat itu ( akan terjadi)? Katakanlah,:" Barangkali waktunya sudah dekat,!"

Yaitu pada hari ( ketika ) Dia memanggilmu dan kamu mematuhi Nya, sambil memuji Nya, dan kamu mengira ( rasanya ) hanya sebentar saja kamu berdiam ( di dalam kubur ) ( QS. 17 Al Isra:  49 -  52 )


Kejadian ini menunjukkan bahwa :

1. Hari akhirat itu ada. Karena mereka hidup lagi, setelah mereka dianggap mati oleh  orang banyak. Ashabul kahfi selain tercatat dalam banyak prasasti, dokument, dan situsnya masih ada sampai hari ini. Bahkan Al Quran menyebut dengan jelas tentang mereka. 

2. Allah membangkitkan manusia dalam bentuk aslinya, atau bentuk lain, hanyalah hal yang mudah. Jika manusia yang diciptakan dari segumpal darah yang melekat di rahim ibu nya, kemudian menjadi janin, bayi, lalu lahir ke dunia, - dari ketiadaan menjadi ada,- maka bukan hal yang sulit untuk merekonstuksi tulang belulang dan kerangka yang sudah pernah ada, dan menghidupkan nya kembali.

 Bukankah manusia hidup dari dua unsur jasad dan ruh ? Jasad mungkin bisa hancur, tapi ruh yang bukan matery, tidak dapat dihancurkan atau dimusnahkan, sebab hukum kekekalan energy mengatakan ,:' Energy tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, Energy hanya dapat diubah, dari satu bentuk kebentuk lain nya," 

3. Jika kita percaya bahwa Firaun pernah hidup di Mesir, masa sebelum Masehi, sebagaimana dibuktikan oleh para arkeolog, maka kita harus mempercayai bahwa Ashabul Kahfi pernah ada, hidup dan menghuni gua, karena banyak saksi dan catatan tentang itu, serta kejadian nya tahun ; 137 Masehi. Jauh lebih ke kinian dibanding masa Firaun. 

4. Dalam salah satu prasasti batu yang ditemukan, ditulis dalam huruf Romawi,  nama - nama mereka tercatat lengkap sbb: 1. Maximilianus, 2. Yavanus, 3. Sudilanus, 4. Dinasius,    5. Tilmikha, 6. Martinus, dan 7. Antonius si pengembala, bersama anjing nya, : Qitmir. 

Alfatehah, ....




##, Bukti situs Gua Ashabul Kahfi, 

Muhamad Hazimin bin Sulaiman yang menceritakan tentang kisah perjalanannya ke beberapa lokasi gua Ashabul Kahfi baik di Turki, Syiria maupun di Jordania dan menganggap bahwa gua di Abu Alanda ( Amman, Yordania ) adalah yang paling sesuai dengan ciri-ciri yang dijelaskan di dalam Al Qur’an.

Berikut ini adalah pemaparan nya dan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan di sana.

1. Lokasi Gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda, Jordan terdapat sebuah lubang dari atas gua yang dimasuki cahaya ketika matahari terbit dan ketika terbenam matahari berada dari arah pintu gua sesuai dengan ayat 17 di atas.

2. Di atas Gua Ashabul Kahfi di Abu Alanda terdapat rumah ibadat yang telah lama dibangun, hal ini sesuai dengan ayat 21 di atas. Rumah ibadat yang dimaksudkan adalah rumah ibadat penganut Nasrani. Ketika zaman kerajaan Umaiyah, rumah ibadat tersebut telah dijadikan masjid.

3. Bentuk gua yang terdapat di Abu Alanda adalah luas dan lapang serta tidak dalam seperti yang dikatakan di ayat 17 di atas.

4. Terdapat tulisan pada lengkungan pintu di dinding sebelah Timur yang menyatakan 'Masjid diperbaharui pada tahun 117 Hijriah yang merujuk kepada zaman Hisham bin Abdul Malik bin Marwan. Ini membuktikan bahawa ketika zaman kerajaan Umaiyah mereka sudah memperharui masjid yang sebelum itu menjadi rumah ibadat umat Nasrani. Kesan yang boleh dilihat ialah petunjuk arah kiblat yang terdapat di atas gua tersebut.

5. Tulisan khat Kufi turut ditemui yang mengisyaratkan bahawa masjid kedua di Ashabul Kahfi diperbaharui pada zaman Khomarumiah bin Ahmad Tholun dari kerajaan Abasiah. Masjid kedua yang dimaksudkan ialah masjid yang dibangun berhadapan dengan gua Ashabul Kahfi setelah masjid pertama diwujudkan di atas gua ketika zaman Umaiyah.

6. Nawawis di dalam gua. Nawawis di dalam Mu'jam Wasit berarti adalah kuburan orang Nasrani yang diletakkan mayat di dalamnya. Pada Nawawis tersebut terdapat bintang segi delapan yang membuktikan tanda zaman kerajaan Romawi Timur pada zaman ke-3 Masehi. Menjadi adat pada ketika itu, mayat-mayat Nasrani akan dikuburkan di dalam bekas batu. Ini tidak mustahil bahawa mereka yang telah menguruskan mayat pemuda tersebut telah menguburkan mereka dengan cara dan adat mereka pada ketika itu.

7. Penemuan tembikar, uang tembaga dan perak, lampu dari berbagai zaman (Umaiyah, Abasiah, Turki Utsmaniyyah) di dalam gua tersebut dan sekitarnya. Ini berarti bahwa tempat itu telah dijaga oleh berbagai zaman.

8. Al-Waqidi di dalam kitabnya Futuhat Sham telah menulis bahawa beliau bersama yang lain telah berhenti di Ain Ma' berdekatan dengan gua Ashabul Kahfi. Mereka berhenti di Ain Ma' tersebut lalu berwudlu, sholat dan tidur disana sebelum meneruskan perjalanan keesokkan harinya ke tanah Palestina. Ain Ma' terletak 70 kilometer dari gua Ashabul Kahfi.

9. Pokok zaitun berusia ratusan tahun tumbuh berhadapan gua. Pokok tersebut telah mati dan kesan batang pokok zaitun yang berusia ratusan tahun itu kini ditempatkan di dalam museum mini di dalam gua.

10. Penemuan tulang di dalam Nawawis. Dikatakan bahwa tulang-tulang tersebut adalah kepunyaan pemuda-pemuda tersebut.





##, Bukti secara ilmiah, 

Beberapa isyarat Ilmiah dalam kisah Ashabul Kahfi,: 

1. ##, Isyarat Ilmiah Pertama: Allah Tutup Telinga Ashabul Kahfi

Isyarat ilmiah pertama dalam kisah Ashabul Kahfi adalah, Allah menonaktifkan pendengaran Ashabul Kahfi selama mereka tertidur. Hal ini sebagaimana termaktub pada ayat 11,

فَضَرَبْنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمْ فِى الْكَهْفِ سِنِيْنَ عَدَدًاۙ

“Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.”
Penonaktifan ini hampir sama dengan pembiusan. Ketika indera pendengaran diberhentikan fungsinya, maka para penghuni gua ini bisa tidur dengan pulas.
Lain halnya kalau pendengaran mereka masih berfungsi normal. Pasti akan memengaruhi kualitas tidur mereka. Bukankah ketika sedang tidur, kita merasa terganggu dengan suara bising atau bunyi yang mengejutkan? Demikianlah cara Allah menjadikan tidur sebagai peristirahatan bagi mereka.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa organ terpenting dalam proses pendengaran bukanlah telinga, melainkan otak. Alasannya, otaklah yang pada hakikatnya  merespon bunyi. Statement ini tidak keliru, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Karena jika dirunut kronologi bagaimana bunyi itu bisa sampai ke otak, sudah pasti jawabannya adalah, terlebih dahulu diawali dengan masuknya bunyi melalui telinga. Artinya, jika telinga tertutup, otak tidak menerima sinyal apa-apa.

Point inilah yang hendak diutarakan ayat di atas. Bahwa sel-sel dan saraf pertumbuhan di dalam sistem tubuh manusia, yang semuanya itu berpusat di otak, ikut berhenti dengan tertutupnya telinga.
Maka, dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa penjelasan di atas, selain mengungkap rahasia tidurnya Ashabul Kahfi yang begitu nyenyak, juga menerangkan kenapa tubuh mereka tidak hancur selama tiga abad.

 Bagaimana bisa hancur, pertumbuhan tubuh mereka saja terhenti. Logika sederhananya begini: jika tidak bertumbuh-kembang, maka tubuh mereka tidak mengalami penuaan. Dengan demikian, mereka tetap awet muda. Tidak menjadi keriput, apalagi membusuk.

Prof. Zaghloul An-Najjar, pakar I’jaz Ilmi dari Mesir, berkata,

“Apabila kita beranda-andai bahwa tidurnya para penghuni gua itu merupakan tidur yang alami, tentu mereka tetap akan membutuhkan makan, minum, dan buang hajat serta aktivitas lainnya. Namun, hakikatnya adalah Allah telah menghentikan segenap fungsi kehidupan dalam tubuh mereka, melalui perintah dari-Nya. Dia yang memelihara tubuh mereka dari proses pembusukan sepanjang tiga ratus tahun.”
Perkataan beliau ini diambil dari kitab Mukhtarat min Tafsri Al-Ayat Al-Kauniyah fil Qur’anil Karim.



2.##,  Isyarat Ilmiah Kedua: Tentang Awetnya Tubuh Ashabul Kahfi

Isyarat ilmiah kedua dalam kisah Ashabul Kahfi adalah, Allah menjaga tubuh para pemuda Ashabul Kahfi dengan memberikan sinar matahari.

Gua yang mereka tempati, menghadap sinar mentari dengan kadar yang seimbang dan memadai.
Hal ini sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat al-Kahfi ayat 17,

وَتَرَى الشَّمْسَ اِذَا طَلَعَتْ تَّزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَاِذَا غَرَبَتْ تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِيْ فَجْوَةٍ مِّنْهُۗ ذٰلِكَ مِنْ اٰيٰتِ اللّٰهِ ۗمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًا

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam, menjauhi mereka ke sebelah kiri, sedang mereka berada di tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al-Kahfi: 17)

Tentang ayat ini, Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan beberapa faidah yang bisa diambil darinya.
Pertama, sinar matahari tidak menyinari mereka secara langsung. Pada saat terbit, matahari berada di arah kanan. Pada saat tenggelam, matahari berada di sebelah kiri. Hal ini menunjukkan pintu gua tersebut berada di arah utara sebagaimana penjelasan Ibnu Abbas, Said bin Jubair, dan Qatadah.

Kedua, mereka berada di tempat yang luas di dalam gua (wa hum fii fajwatin minhu). Sehingga sirkulasi udara di dalam gua, berjalan dengan baik dan nyaman.

Para mufasir menjelaskan lebih lanjut bahwa bagian kiri tubuh Ashabul Kahfi, terkena siraman lembut sinar mentari pagi yang bias cahayanya condong ke arah mereka. Dengan demikian, tubuh mereka terlindungi dari kadar basah dan suasana pengap di dalam gua.
Inilah bukti kekuasaan Allah.

Detil kisah tujuh pemuda yang bersembunyi di dalam gua, sungguh sangat ilmiah dan masuk akal.
Sebagaimana telah jamak diketahui, secara medis, kita dianjurkan berjemur beberapa saat untuk merasakan hangatnya matahari pagi. Tujuannya, agar sinar ultra violet mengenai tubuh kita.
Sinar ini sangat penting sebagai sumber pembentukan vitamin D yang berfungsi sebagai metabolisme kalsium, imunitas tubuh, serta mentransmisi kerja otot dengan saraf.

Namun jika berlebihan, sinar matahari dapat merusak kulit dan membakar tubuh. Maka dari itu, dalam ayat ini disebutkan, ketika panasnya semakin terik sebelum tenggelam, matahari melewati mereka dari arah kiri.

Artinya, saat sedang mendidih, sinar matahari tidak akan masuk ke dalam gua. Jadi, tubuh mereka tidak tersengat. Sebaliknya, mereka merasakan kesejukan angin yang menyelinap masuk melalui celah di gua itu.


3.##,  Isyarat Ilmiah Ketiga: Tentang Cara Tidur Ashabul Kahfi

Isyarat ilmiah ketiga dalam kisah Ashabul Kahfi adalah, Allah mengatakan bahwa kondisi tidur Ashabul Kahfi seperti orang yang sedang terjaga. Hal ini tercantum dalam surat al-Kahfi ayat 18. Allah berfirman,

وَتَحْسَبُهُمْ اَيْقَاظًا وَّهُمْ رُقُوْدٌ

“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur.”  (QS. Al-Kahfi: 18)
Ada makna tersirat dalam ayat ini, bahwa mata mereka sesekali terbuka (berkedip) untuk menjaga mata mereka dari kebutaan.

Seperti diketahui dalam ilmu medis, mata yang tertidur akan lebih terjaga kerusakannya dibandingkan jika mata selalu dalam kondisi terjaga. Karena jika kondisi mata terbuka di dalam gua yang gelap gulita pada waktu yang lama, akan mengalami kerusakan mata yang berakibat kebutaan. Sehingga kondisi tidurlah yang paling tepat untuk menjaga tubuh dan terutama mata.

Namun demikian, ada juga yang mengatakan bahwa tidurnya mereka memang seperti orang melek, “mufattihil a’yun” mata mereka terbuka. Pendapat ini dikemukakan oleh Al-Wahidi dalam Al-Wajiz fi Tafsiri Kitabil Aziz, dan Al-Baghawi dalam kitab Ma’alimut Tanzil. Jadi yang benar mana?

Mata mereka merem dan sesekali berkedip, atau terbuka seperti orang sadar?
Untuk mengambil jalan tengahnya, cobalah perhatikan di sekitar kita. Barangkali ada saudara, teman atau kenalan yang ketika tidur matanya tidak sepenuhnya tertutup, merem tapi agak sedikit terbuka.
Kurang lebih, begitulah kondisi Ashabul Kahfi ketika Allah tidurkan mereka di persembunyian. 

Ibnu Katsir mengutip pendapat Adz-Dza’bi, maksud dari ayat ini adalah apabila satu matanya tertutup, maka mata yang satunya lagi terbuka. Inilah bangunnya orang yang tidur.
Sebagaimana perkataan seorang penyair: “Yanaamu ihda miqlatayhi wa yattaqi bi ukhraa ar-razaaya fa huwa yaqdzhanun na’imun.”

Artinya, “Tidur dengan satu dari dua matanya dan menjaga dengan yang satunya dari apa yang dapat menimpanya. Maka, itulah orang terjaga yang tidur.”



4.##,  Isyarat Ilmiah Keempat: Tentang Posisi Badan Ashabul Kahfi

Isyarat ilmiah keempat dalam kisah Ashabul Kahfi adalah, Allah membolak-balikkan badan Ashabul Kahfi.
Hal ini juga tercantum dalam surat al-Kahfi ayat 18,
وَّنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِيْنِ وَذَاتَ الشِّمَالِ
“Wa nuqollibuhum dzaatal yamiini wa dzaatasy syimaal. Dan kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.” (QS. Al-Kahfi: 18)

Masih mengutip pendapat Prof. Zaghloul.:  Menurut beliau, secara ilmiah, seseorang yang sedang tertidur atau sekedar duduk, jika tidak menggeser posisi badannya dalam hitungan waktu tertentu, maka berat badannya akan menekan saraf-saraf kecil yang berakibat pada tertutupnya aliran darah. Bayangkan, apa jadinya jika kondisi seperti ini berlangsung lama?

Darah berhenti mengalir. Otot-otot akan kaku. Jaringan kulit akan mati setelah mengalami kerusakan. Sebuah kondisi yang tentunya sangat rentan terserang berbagai jenis penyakit. Maka dari itu, tujuan Allah membolak-balikkan badan Ashabul Kahfi ketika mereka dalam kondisi tertidur tidak lain dan tidak bukan adalah dalam rangka memelihara mereka dari kehancuran.

Dengan cara inilah Allah menjaga tubuh Ashabul Kahfi agar tidak dimakan tanah serta terlindungi dari penyakit yang dapat menyerang kulit. Dan ini menjadi pertanda bahwa mereka tetap dalam keadaan hidup.

Demikianlah di antara tanda-tanda keagungan Allah.

Allah tidak membiarkan satu ayat pun terlihat rancu dan meragukan. Beragam isyarat ilmiah terkadang tersembunyi di dalam kitab suci. Tugas kita untuk terus mengkaji, mencari dan menemukannya.

Sampai ketika kita berucap, “Shadaqallahul ‘Adzhiim. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya,” kalimat itu bukan sekedar pemanis bibir. Tapi hati dan pikiran kita, betul-betul merasakan kebenarannya. Wallahul muwaffiq ilaa aqwamith thariiq. 





##, Bukti secara Arkeologis, :

وَتَحْسَبُهُمْ أَيْقَاظًا وَهُمْ رُقُودٌ ۚ وَنُقَلِّبُهُمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَذَاتَ الشِّمَالِ ۖ وَكَلْبُهُمْ بَاسِطٌ ذِرَاعَيْهِ بِالْوَصِيدِ ۚ لَوِ اطَّلَعْتَ عَلَيْهِمْ لَوَلَّيْتَ مِنْهُمْ فِرَارًا وَلَمُلِئْتَ مِنْهُمْ رُعْبًا

“Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.” (QS Al Kahfi: 18)

Keterangan dalam Alquran itu belakangan terungkap kebenarannya melalui penelitian ilmiah berabad-abad setelah nya.

Dikutip dari Buku Pintar Sains dalam Alquran,: 

 Setelah lebih dari 14 abad, tepatnya pada 1963, seorang arkeolog Yordania, Rafiq Wafa Ad-Dujaniy menemukan letak gua yang disebutkan dalam Alquran itu. Yakni di daerah Ar-Raheib di Yordania. Itulah gua tempat sejumlah pemuda tertidur selama kurang lebih 309 tahun setelah mereka melarikan diri untuk menyelamatkan iman mereka dari ancaman :  Dikyanus.

Di dalam gua itu ditemukan adanya kuburan yang jumlahnya tepat seperti apa yang diceritakan dalam Alquran. Di dekat pintu gua ditemukan kerangka rahang atas anjing yang diriwayatkan ikut bersama dan menjaga mereka. Para pemuda penghuni gua itu berjumlah tujuh orang, salah satunya adalah pengembala dan yang kedelapan adalah anjing mereka. Anjing itu terkubur di depan pintu gua yang dijaganya, tidak dikubur di kuburan kedelapan yang ada di dalam gua.

Lubang gua Ashabul Kahfi tersebut telah diteliti, terutama pada celah masuknya sinar matahari ke dalam gua. Ternyata ditemukan bahwa celah gua di sebelah selatan mengarah ke barat daya. Ketika seseorang berdiri di dalam gua di waktu petang, posisi sinar matahari bergerak ke arah kanan dan menyorot orang yang berdiri serta memberi ruang untuk melihat ke arah pemandangan luar gua.

Pada waktu tengah hari, sinar matahari tidak memasuki gua, sedangkan pada waktu matahari terbenam, sinar matahari sedikit dan sesaat memasuki gua.

Apa yang ditemukan dan diuraikan oleh para peneliti terhadap gua sama persis dan detail nya dengan apa yang dijelaskan oleh Alquran.

وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَتْ تَزَاوَرُ عَنْ كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِ وَإِذَا غَرَبَتْ تَقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِنْهُ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ۗ مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُرْشِدًا

“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.“ (QS AL Kahfi: 17)

Tidak hanya itu. Di dalam dinding gua pun ditemukan adanya tulisan dalam berbagai bahasa kuno yang mengisyaratkan keesaan Allah.

Kendati lokasi tepatnya gua yang terkait dengan para pemuda mukmin yang disebut dalam surah Al-Kahf itu masih diperdebatkan –ada yang mengatakan, sesungguhnya gua itu terletak di Asia, ada pula yang berpendapat di Skotlandia. Namun, bukti-bukti historis, arkeologis dan astronomis menunjukkan bahwa gua itu sebenarnya memang terletak di daerah Sehab, sekitar 13 kilometer sebelah selatan kota Amman, Yordania.

Beberapa orang sahabat Nabi menyebutkan bahwa gua yang terdapat dalam surat Al-Kahfi itu ada di gunung Raqim di Yordania. Mereka pernah berkunjung ke sana dan mengaku melihat tulang-belulang penghuni gua. Di antara para sahabat itu adalah Ubadah ibn As-Shamit, dan Ibnu Abbas.

Ditemukan adanya sebuah bangunan bersejarah di atas gua tersebut dan ternyata bangunan itu dulunya merupakan gereja dan beralih fungsi menjadi masjid pada masa kekuasaan islam. Ditemukan ada tujuh pilar batu yang sudah tidak sama lagi tingginya dan dalam posisi membentuk lingkaran. Rupanya, itulah bangunan yang disebut dalam Al-Quran.

وَكَذَٰلِكَ أَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوا أَنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَأَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيهَا إِذْ يَتَنَازَعُونَ بَيْنَهُمْ أَمْرَهُمْ ۖ فَقَالُوا ابْنُوا عَلَيْهِمْ بُنْيَانًا ۖ رَبُّهُمْ أَعْلَمُ بِهِمْ ۚ قَالَ الَّذِينَ غَلَبُوا عَلَىٰ أَمْرِهِمْ لَنَتَّخِذَنَّ عَلَيْهِمْ مَسْجِدً

“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: ‘Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya.’ (QS Al-Kahf: 21).

Masjid tersebut sudah mengalami beberapa kali kerusakan seperti yang tertulis pada batu di dalamnya. Renovasi pun tercatat dilakukan pada tahun 118 H, 277 H, dan 900 H oleh umat islam, sebagai bentuk perhatian mereka akan nilai sejarah masjid yang disebut dalam Al-Quran itu.

Selain itu, ditemukan pula delapan kuburan yang dibangun di atas batu, empat di antaranya berada di lorong sebelah kanan pintu masuk gua dan empat lainnya ada di lorong sebelah kiri gua. Tepat di persimpangan antara dua lorong tadi ditemukan kerangka anjing, beberapa keping uang, gelang, cincin, dan bejana berharga.

Seorang pakar geologi, Nazim Al-Kailani, mengatakan dalam penelitiannya bahwa tanah gua dan lokasi Gunung Raqim itu sangat berperan penting dalam menjaga keutuhan kondisi tubuh para penghuni gua. Sebab, tanah di situ mengandung karbohidrat, kalsium, dan magnesium serta tumbuhan dan hewan yang jenuh dengan radium.

Material itu terdapat dalam unsur logam uranium yang berkilau dan menghasilkan sinar alfa, beta, dan gamma. Jenis-jenis sinar itulah yang mampu mensterilkan dan menjaga kualitas kondisi daging dan tumbuhan dari kebusukan.

Al-Kailani meyakini bahwa material tanah itulah yang membantu menjaga kondisi jasad para pemuda dari kerusakan selama lebih kurang tiga abad.

Ajaibnya, kisah ashabul Kahfi ini disampaikan Alquran dengan tepat secara detail, padahal kisah tersebut terjadi lima abad sebelum Ayat Alquran yang pertama, diturunkan. Kisah ini bahkan disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang baru lahir lima abad setelah kejadian. Kisah ini pun sudah diyakini kebenarannya oleh umat Islam bahkan jauh sebelum ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta nya. []



Referensi, :
4. Al-Hafidzh Imaduddin Abu Ismail Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil ‘Adzhiim, Darul Aqiidah, jilid Ke-3, tahun 2008.
5. Abu Hasan Ali bin Ahmad Al-Wahidi, Al-Wajiz fii Tafsiri Kitabil Aziz, Darul Qalam, jilid 1, tahun 1995.
6. Al-Husain bin Mas’ud Al-Baghawi, Ma’alimut Tanzil, Darut Thaybah, jilid 5, tahun 1989.
7. Prof. Zaghloul An-Najjar, Mukhtarat min Tafsri Al-Ayat Al-Kauniyah fil Qur’anil Karim
8. Buku Pintar Sains dalam Alquran/Karya: Nadiah Tayyarah/Penerbit: Zaman/ Tahun: 2013
14. Dari Berbagai sumber lain nya, 



Surah Al-Isrā` Ayat 85  Makkiyah

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا

Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.”  (QS. Al-Isrā`: 85)