Senin, 16 Januari 2017

Sultan Pontianak ke VIII wafat


Prosesi Pemakaman Sultan Pontianak ke VIII
Jumat (31/3/2017).



Jenazah tiba di Makam Batulayang


Pontianak (Antara Kalbar) - 

Sultan Pontianak, Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud  Pangeran Agung Sri Negara bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie,   Jumat, sekitar pukul 04.00 WIB, wafat dalam usia 73 tahun,  karena komplikasi penyakit setelah sempat dirawat di rumah sakit Dr Soedarso Pontianak. 


Jenazah dibawa ke Masjid Jami` Kesultanan Kadriah, di komplek keraton, Jalan Tanjung Raya No.1, Kelurahan Dalam Bugis, Jumat (31/3) sekitar pukul 10.30 WIB, untuk dishalatkan, diiringi ratusan sanak keluarga dan pelayat. 

Setelah dishalatkan, jenazah dimakamkan di Komplek Pemakaman Kesultanan Pontianak Batu Layang.


"Sultan Pontianak yang ke-VIII meninggalkan enam orang anak, yakni lima dari istri pertama dan satu dari istri ke dua," kata menantu dari almarhum, Syarif Hasan Basri Alkadrie, saat ditemui di komplek Keraton Kadriah di Pontianak.


Almarhum juga meninggalkan 13 orang cucu, dan tiga orang cicit," ungkapnya.


Sebelum meninggal, almarhum menjalani perawatan di Rumah sakit umum daerah Dr Soedarso Pontianak selama lima hari. Informasi mengenai kondisi kesehatan Sultan berusia 73 tahun tersebut sudah menyebar di media sosial dan sejumlah pihak mengharapkan kesembuhannya. 


Sementara itu, Syarif Ishak Almutahar menyatakan, di mata masyarakat, almarhum merupakan sosok yang mengayomi masyarakat Kalimantan Barat, khususnya Kota Pontianak. 


"Kami sangat kehilangan atas wafatnya Sultan Pontianak, dan kita semua berduka," katanya.


Ishak mengatakan, almarhum merupakan sosok yang dibanggakan oleh masyarakat. Beliau, kata dia, jika terjadi konflik, selalu turun bersama-sama untuk mendinginkan suasana dan memberikan nasihat kepada warga. 


"Mudah-mudahan beliau ditempatkan pada golongan orang yang beriman, dan mendapat rahmat dari Allah SWT, amin," ujarnya.




Suasana Duka Istana Kadriah






Laporan Wartawan Tribun Pontianak, 

Tito RamadhaniTRIBUNPONTIANAK.CO.ID, 


PONTIANAK - Keluarga besar Kesultanan Pontianak mengundang seluruh warga masyarakat Kota Pontianak, untuk hadir dalam sedekah tahlil dan doa pada hari terakhir dari tujuh hari tahlilan wafatnya Maulana Seri Sultan Syarif Abubakar bin Syarif Machmud bin Maulana Seri Sultan Syarif Muhammad Alkadrie, 


yang akan digelar di ruang utama singgasana Istana Kadriah pada Kamis (6/4/2017) sekitar pukul 18.10 WIBPutera Mahkota Kesultanan Pontianak, Sy Mahmud Alkadrie (Melvin) bin Sultan Sy Abubakar Alkadrie mengungkapkan, pihak keluarga sangat terkesan dan berterimakasih atas perhatian seluruh elemen masyarakat, yang turut mendoakan ayahnya, dari sejak perawatan ketika sakit hingga Sultan Sy Abubakar Alkadrie mangkat pada Jumat (31/3/2017).


"Terimakasih atas perhatian seluruh elemen masyarakat, media massa yang turut serta mendoakan dari Ayahanda kami sakit hingga wafat.


Serta terimakasih juga kepada Pemerintah Kota Pontianak dan pihak RSUD dr Soedarso yang telah membantu perawatan Ayahanda. Kemudian, saya juga sangat terkesan dan berterima kasih kepada berbagai elemen masyarakat yang tak dapat kami sebutkan satu persatu, sudah ikut serta dalam mendoakan almarhum Ayahanda, dari malam pertama hingga nanti pada malam ketujuh. 

Untuk itu, saya mengundang khalayak, masyarakat di Kota Pontianak untuk ikut serta hadir mendoakan Ayahanda, yang akan dilaksanakan pada malam ke tujuh, yakni pada hari Kamis (6/4) ba'da Maghrib," ungkapnya kepadatribunpontianak.co.id

 
didampingi Pangeran Mas Perdana Agung, Sy Muhammad Febriansyah Alkadrie di Istana Kadriah, Selasa (4/4/2017) sore.  

Dalam kesempatan tersebut, Putera Mahkota Kesultanan Pontianak bergelar Pangeran Agung Seri Mahkota Maharaja ini, menyampaikan permohonan maaf ayahnya, kepada seluruh masyarakat Kota Pontianak.




Allahyarham 




"Saya pribadi selaku anak dari Ayahanda Sultan Sy Abubakar Alkadrie, dimana keseharian beliau, senda gurau beliau kepada teman-teman atau warga masyarakat Kota Pontianak, apabila ada salah bicara, salah menuturkan kata-kata, mohonlah dimaafkan yang sebesar-besarnya dan tolong diikhlaskan apabila semasa hidup beliau, ada kesalahan dalam perbuatan atau tingkah laku kepada rakyat atau masyarakat di Kota Pontianak ini," ucapnya.


Kerabat Kesultanan Pontianak, Sy Hasan Basri menambahkan, selaku sebagai anak yang diamanahkan dan insyaallah nantinya akan menggantikan almarhum Sultan Sy Abubakar Alkadrie, pihak keluarga tentunya mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral untuk menyampaikan permohonan maaf tersebut.


"Apabila Ayahanda Sultan, dalam kesehariannya, yang kita kenal beliau juga tidak memilih teman, kawan untuk terkadang berbicara dan bersenda gurau, mungkin ada salah ucap, salah kata, salah perbuatan. Untuk itu, kami mohon dimaafkan dan diikhlaskan. 

Disamping tentunya beliau meskipun seorang Sultan, tetaplah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf tersebut," ujarnya.




Pihak keluarga menyadari sepenuhnya, sejak Sultan Sy Abubakar sakit hingga wafat dan pada proses pemakaman.Banyak peran serta warga masyarakat maupun pihak-pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang membantu sejak proses di rumah sakit hingga wafat dan proses pemakaman.


"Sangat dominan sekali peran serta masyarakat, pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang membantu mulai sejak di rumah sakit hingga beliau wafat, dan sampai pada proses pemakaman beliau, itu kami sangat terbantu. 


Dan sangat berterimakasih kepada segenap warga masyarakat, baik pimpinan daerah, pimpinan organisasi maupun masyarakat secara pribadi, kami sadar sepenuhnya bahwa masyarakatlah yang berperan banyak untuk menghantarkan beliau hingga proses pemakaman," jelasnya.


Pihak keluarga menyampaikan ribuan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pemakaman hingga saat digelarnya tahlilan"Kami telah menggelar sedekah tahlilan dan doa di majelis Kesultanan Pontianak ini, sejak malam pertama beliau meninggal, sampai malam ketujuh nantinya. 


Yang hadir ada yang dari kerajaan Gowa, keluarga dari Singapura, Banjar dan semua dari kerajaan di Kalbar. Khusus malam ketujuh nanti, kami mengundang secara resmi segenap warga masyarakat, khususnya Kota Pontianak, untuk hadir dalam majelis tahlilan di Istana Kadriah nanti," papar Sy Hasan.Majelis tahlilan dan doa tersebut, menurutnya terbuka untuk seluruh warga masyarakat.


 Sebagai persiapan membludaknya warga masyarakat yang hadir, pihak keluarga nantinya akan menyediakan tempat di halaman Istana Kadriah."Nanti di halaman mungkin akan kami pasang sedikit tenda, mudah-mudahan cukup. 

Karena kami melihat antusias warga dari sejak malam pertama, setiap malamnya ada sekitar 500 orang yang tahlilan dan membaca ayat suci Alquran di Istana Kadriah ini, ditambah di rumah kediaman juga, alhamdulillah setiap malam di rumah itu satu kali khatam," urainya.


Selain tahlilan yang digelar pihak keluarga, Sy Hasan mengungkapkan bahwa di beberapa daerah lain juga menghelat tahlilan juga. Seperti di antaranya di Kerajaan Siak, Riau kemudian Kalimantan Timur, Bandung, Gorontalo bahkan Negara Maroko.

Beberapa daerah lain juga melaksanakan tahlilan untuk Ayahanda Sultan.






 Kami pihak keluarga sebetulnya tidak pernah meminta hal tersebut, sehingga kami dari pihak keluarga sangat-sangat mengucapkan terimakasih. Kemarin saya mendapatkan kabar dari Kesultanan Siak di Riau, mereka meminta izin melaksanakan tahlilan selama tiga malam. 

Tadi barusan juga saya baru ketahui, di daerah Penajam, Kaltim juga digelar tahlilan. 


Kemudian majelis pimpinan Habib Thoha bin Yahya di Bandung dan Batam, serta ada juga di Gorontalo dan Ketapang. Pondok Pesantren di Bangil dan FPI di seluruh Indonesia juga menggelar salat ghaib, kami sangat berterimakasih telah menghargai orangtua kami sedemikian rupa," jelas Sy Hasan.


Pihak keluarga merasakan haru atas perhatian seluruh elemen masyarakat dalam menggelar tahlilan di tempat dan wilayahnya masing-masing.


"Kami tidak dapat menyebutkan semua, tapi kami ucapkan terima kasih. Kami terharu dan tidak dapat membalas itu. Semoga allah memberikan balasan setimpal. Kalau dilihat sewaktu pemakaman, banyak dari kelompok masyarakat yang turut hadir bahkan lintas agama. 

Begitu pula nanti, jika warga masyarakat non muslim ingin hadir kami persilakan, akan kami hormati sebagai tamu," ujarnya.

htps//pontianak.tribunnews.com/2017/04/04/kesultanan-pontianak-undang-masyarakat-hadiri-tahlilan-7-hari-wafatnya-sultan-sy-abu-bakar-alkadrie?page=2 .

Penulis: Tito Ramadhani   Editor: Mirna Tribun